Putri Kasandra membalikkan badannya dan dirinya sangat terkejut karena melihat Pangeran Ke 9 berdiri tepat dihadapannya membuat Putri Kasandra nyaris terjatuh ke belakang jika saja Pangeran Ke 9 tidak memeluk pinggangnya.
Putri Kasandra terdiam beberapa saat terlebih kedua jantung mereka berdetak dengan kencang ketika mereka saling menatap satu sama lain. Sedangkan Kak Albert, tabib dan Edward terkejut melihat Pangeran Ke 9 tersenyum ke arah Putri Kasandra, karena baru pertama kali mereka melihat Pangeran Ke 9 tersenyum.
"Aku ..." Ucap Putri Kasandra menggantungkan kalimatnya karena bingung ingin bicara apa tanpa menyadari kalau pinggangnya di peluk oleh Pangeran Ke 9.
"Ehem ... Adik, apakah kita jadi pulang ke rumah?" Tanya Kak Albert sambil berdehem.
"Jadi Kak, ayo kita pulang." Jawab Putri Kasandra sambil memundurkan tubuhnya kemudian membalikkan badannya.
Putri Kasandra langsung berlari karena saat ini dirinya sangat malu terhadap Pangeran Ke 9 sedangkan mereka hanya tersenyum melihat Putri Kasandra berlari.
"Adikmu sangat menggemaskan." Ucap Pangeran Ke 9.
"Memang benar, kalau Pangeran suka dengan adikku maka Aku minta jangan lukai hatinya karena Aku sangat menyayangi Adikku." Ucap Kak Albert.
"Kamu tenang saja karena Aku tidak mungkin melukai hatinya tapi yang ada Aku akan melindunginya karena Aku berhutang nyawa." Ucap Pangeran Ke 9 dengan nada tegas.
"Saya percaya dengan Pangeran Ke 9. Permisi karena kami akan bersiap - siap untuk pulang." Pamit Kak Albert.
"Oh ya anak buah Pangeran Ke 9 yang ada di rumah ini sudah sehat semuanya karena meminum ramuan adikku tinggal yang di rumah Pangeran Ke 9 yang belum sembuh." Ucap Kak Albert.
"Baik. Terima kasih banyak atas bantuanmu dan hati - hati di jalan." Ucap Pangeran Ke 9.
"Sama - Sama Pangeran." Ucap Kak Albert sambil memberikan hormat lalu pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Oh ya tabib, apakah ramuannya masih ada? Aku membutuhkan kira - kira lima puluh obat penawarnya." Ucap Pangeran Ke 9.
"Ramuannya masih ada dan Saya akan membuatkan penawarnya dulu dengan di bantu pelayan setelah itu salah satu asistenku bisa pergi ke rumah Pangeran Ke 9 untuk memberikan penawarnya karena Saya akan pulang menemani Tuan Muda dan Nona Muda. Maafkan Saya kalau tidak bisa menemani Pangeran Ke 9 karena Saya juga ingin menyembuhkan orang yang terkena virus mematikan yang ada di kota." Ucap tabib.
"Tidak apa - apa tabib dan terima kasih atas bantuannya." Ucap Pangeran Ke 9.
"Sama - sama Pangeran. Maaf Saya pamit mau menyiapakan barang - barang yang akan Saya bawa." ucap tabib berpamitan.
Pangeran Ke 9 hanya menganggukkan kepalanya kemudian tabib itupun pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kita lebih baik pulang juga karena Aku tidak ingin Ibunda kuatir dengan keadaanku yang seminggu lebih belum pulang. Biarkan obatnya di bawa oleh penjaga bayanganku untuk di bawa kerumahku lalu memberikan ke prajuritku yang sudah terkena infeksi virus." Ucap Pangeran Ke 9.
"Baik Pangeran." Jawab Edward dengan patuh.
"Sekarang kita temui prajuritku untuk bersiap - siap meninggalkan rumah ini." Ucap Pangeran Ke 9.
"Baik Pangeran." Jawab Edward dengan patuh.
Mereka berdua pergi berjalan ke arah ruangan di mana para anak prajuritnya sudah berkumpul dan menunggu kedatangan Pangeran Ke 9. Di tempat yang sama hanya berbeda ruangan di mana Putri Kasandra dan Kak Albert sudah selesai membersihkan tubuhnya yang lengket.
Mereka keluar dari kamarnya kemudian berjalan ke arah gerbang bersamaan kedatangan tabib, Pangeran Ke 9, Edward dan para prajurit Pangeran Ke 9. Putri Kasandra, Kak Albert dan tabib memberikan hormat kemudian Kak Albert berbicara dengan Pangeran Ke 9.
Sambil berbicara Pangeran Ke 9 sesekali melirik ke arah Putri Kasandra yang sedang menatap ke arah lain karena saat ini Putri Kasandra sangat malu atas apa yang dilakukan kemarin malam.
Dua orang prajurid membuka gerbang dan mereka melihat banyak orang - orang berkumpul dan berdiri di luar gerbang sambil membawa ternak dan harta lainnya yang mereka miliki satu - satunya.
"Selamat siang Pangeran Ke 9." Ucap rakyatnya dengan serempak.
"Selamat siang." Jawab Pangeran Ke 9.
"Selamat siang Tuan Muda Albert, Nona Muda Putri Kasandra dan tabib." Ucap orang - orang tersebut.
"Selamat siang." Jawab ketiganya dengan serempak.
"Para Paman dan Para Bibi, ada apa ya datang kesini?" Tanya Putri Kasandra dengan nada sopan.
"Kami datang kesini ingin mengucapkan banyak terima kasih sama Nona Muda Putri Kasandra yang sudah menolong nyawa kami dari virus mematikan. Kami memberikan harta kami Untuk Nona Muda Putri Kasandra sebagai ungkapan terima kasih." Ucap Kepala Desa mewakili warganya.
"Benar Nona Muda." ucap mereka dengan serempak.
"Maaf Aku menolaknya." Ucap Putri Kasandra.
"Maaf, kenapa Nona menolaknya? Apakah masih kurang? Aku akan memberikan rumahku." Ucap Kepala desa.
"Aku juga." Jawab mereka dengan serempak.
Mereka rela melakukan hal itu karena mereka sangat bersyukur masih diberikan kesempatan untuk hidup. Hal itu dikarenakan sebagian anggota keluarga mereka ada yang sudah meninggal dunia akibat virus mematikan.
Harta bisa di cari tapi nyawa tidak bisa di cari karena itulah mereka sama sekali tidak memperdulikan jika hartanya diberikan ke Putri Kasandra. Mereka bisa bekerja di desa lain sekalian hidup menumpang untuk sementara waktu.
"Bukan masalah kurang tapi Aku sangat tulus menolong kalian terlebih Aku tahu kalau harta yang kalian bawa adalah harta berharga milik kalian, karena itulah Aku menolaknya." Ucap Putri Kasandra.
"Tapi ..." Ucapan Kepala Desa terpotong oleh Putri Kasandra.
"Aku tidak bisa hidup dengan bergelimang harta sedangkan banyak orang kesusahan." Ucap Putri Kasandra.
"Tapi Kami ingin memberikan sesuatu untuk Nona Muda Putri Kasandra." Ucap Kepala Desa.
Kepala Desa dan para warganya merasa hutang nyawa karena berkat Putri Kasandra mereka tidak lagi tersiksa akan penyakit yang sangat mematikan karena itulah mereka memaksa untuk memberikan harta milik mereka.
"Kalau kalian bersikeras maka Aku minta satu harta yang sangat berharga milik kalian." Ucap Putri Kasandra.
"Apa itu Nona Muda?" Tanya mereka dengan serempak.
'Apa yang di minta Kasandra?" Tanya Pangeran Ke 9 dalam hati sekaligus penasaran begitu pula dengan yang lainnya.
"Pangeran akan tahu apa yang akan diminta oleh adikku." Ucap Kak Albert yang bisa membaca pikiran Pangeran Ke 9.
"Mereka hanya punya harta berharga berupa rumah dan ternak, tidak mungkin meminta nyawakan." Ucap Pangeran Ke 9.
"Tentu saja tidak semuanya." Jawab Kak Albert.
"Kalau bukan semuanya, lalu apa harta berharga milik mereka?" Tanya Pangeran Ke 9 penasaran.
"Pangeran Ke 9 nanti akan tahu." Jawab Kak Albert.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Ayo dong Vote, like, hadiah, rate bintang 5, komentar dan tip agar author semangat menulisnya. 😚😚😍😍😘😘
Terima kasih yang sudah Vote, like, hadiah, rate bintang 5, serta terima kasih juga buat para pembaca yang masih setia membaca novelku.😁😚😚😍😍😘😘 Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian.
Salam Author,
Yayuk Triatmaja
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Yayuk Triatmaja
siap
2023-11-13
0
Sumawita
lanjut
2023-11-13
0