Putri Kasandra berjalan sambil sesekali berhenti hingga dua puluh satu menit Putri Kasandra sudah sampai di rumah milik orang tuanya. Putri Kasandra langsung menemui tabib kemudian memberikan bungkusan yang berisi tiga jenis tanaman dalam jumlah banyak.
Hal itu dikarenakan banyak orang yang terinfeksi virus mematikan dan jika sisa masih bisa di simpan untuk berjaga - jaga jika ada orang yang terkena virus mematikan.
"Tabib, tolong keringkan tanaman ini lalu masak dan di campur dengan bahan yang tadi Aku resepkan." Ucap Putri Kasandra.
"Tapi Nona ..." Ucapan tabib tersebut terpotong oleh Putri Kasandra.
"Aku akan bertanggung jawab tapi jika tabib ragu berikan saja obat itu padaku dan Kakakku. Anggap saja sebagai uji coba apakah ramuan yang Aku resepkan berhasil menyembuhkan virus atau tidak." Ucap Putri Kasandra.
"Tapi Nona jika tanaman ini di campur dengan obat yang tadi Nona resepkan maka obatnya akan menjadi pahit dan tidak enak jika di minum." Ucap tabib tersebut menjelaskan.
"Maaf tabib, ternyata Saya salah. Karena tadi Saya mengira kalau tabib tidak setuju dengan apa yang Saya minta." Ucap Putri Kasandra tidak enak hati.
"Tidak apa - apa, Nona." Ucap tabib tersebut.
"Mengenai yang dikatakan Tabib barusan. Memang benar jika ramuan di campur akan menjadi pahit tapi ramuan ini dapat mengurangi demam dan mengobati peradangan. Ramuan ini sekarang menjadi sempurna karena ketiga tanaman itu sudah ada dan bisa untuk mengobati orang - orang yang terkena virus mematikan." Ucap Putri Kasandra.
"Nona sangat genius. Kepintaran Nona membuatku sangat terkejut sekaligus bangga sama Nona. Aku akan mengeringkan dan memasak ramuan ini sekarang juga." Ucap tabib tersebut sambil menerima bungkusan tersebut.
"Terima kasih atas pujiannya." Ucap Putri Kasandra.
"Tubuh dan kaki Nona terluka, Aku akan mengobati Nona." Ucap tabib tersebut.
"Tidak perlu, lakukan apa yang tadi Aku katakan." Ucap Putri Kasandra.
"Baik Nona." Ucap tabib tersebut.
Tiba - tiba kepala Putri Kasandra pusing namun Putri Kasandra memaksakan diri untuk berjalan namun baru beberapa langkah tubuhnya limbung dan langsung tidak sadarkan diri. Sedangkan tabib tersebut sejak tadi memperhatikan Putri Kasandra hal itu dikarenakan melihat tubuh dan kaki Putri Kasandra ada bercak darah. Hingga dirinya melihat Putri Kasandra berjalan oleng dan sebelum terjatuh tabib tersebut menahannya.
Dirinya tidak memperdulikan jika dirinya terkena virus karena yang terpenting bisa mengobati Putri Kasandra. Tabib tersebut membawanya ke kamar Putri Kasandra kemudian menyuruh pelayan wanita untuk membersihkan tubuh Putri Kasandra lalu mengganti pakaian baru.
Hingga lima belas menit kemudian ke dua pelayan sudah selesai melakukannya kemudian tabib tersebut mulai mengobati Putri Kasandra. Setelah selesai tabib tersebut menyelimuti tubuh Putri Kasandra sampai ke dada lalu pergi meninggalkannya.
'Semoga saja resep yang diberikan Nona Muda Kasandra manjur jadi bisa menyembuhkan semua orang - orang yang terkena virus mematikan. Aku sangat sedih melihat satu persatu orang meninggal dunia akibat virus ini.' ucap tabib tersebut dalam hati sambil berjalan ke arah dapur untuk mengeringkan tanaman yang di petik oleh Putri Kasandra.
'Aku juga sangat sedih melihat para pelayan yang terpaksa mempetaruhkan nyawanya mengobati orang yang terkena virus mematikan demi uang yang besar untuk menghidupi keluarganya.' Ucap tabib tersebut dalam hati.
Malam menjelang pagi perlahan Putri Kasandra membuka matanya kemudian menatap sekeliling kamarnya. Putri Kasandra duduk di sisi ranjang kemudian mengambil botol obat lalu diminumnya hingga habis bersamaan pintu kamarnya di ketuk seseorang.
"Masuk." Ucap Putri Kasandra sambil menyembunyikan botol tersebut ke laci dekat ranjangnya.
Ceklek.
Tabib membuka pintu dengan lebar kemudian dua pelayan masuk ke dalam kamar Putri Kasandra. Hal itu dikarenakan sebelum masuk ke dalam kamar Putri Kasandra, tabib menyuruh mereka untuk masuk ke dalam kamar mengingat Putri Kasandra masih terluka. Ke dua pelayan tersebut yang tidak memperdulikan nyawanya berjalan sambil membawa mangkok yang berisi obat dan sarapan pagi.
"Tabib dan kalian berdua juga harus minum ramuan ini agar kita semua sehat." Ucap Putri Kasandra.
"Kami sudah meminumnya, Nona." Jawab mereka dengan serempak.
"Bagus. Oh ya, apakah Kakakku dan yang lainnya sudah diberikan ramuan ini?" Tanya Putri Kasandra.
"Sudah Nona." Jawab tabib tersebut.
"Sekarang Saya pamit dulu. Karena saya ingin memberikan ramuan ini ke orang - orang yang belum meminumnya." Ucap tabib tersebut sambil berjalan ke arah pintu.
"Baik, terima kasih banyak tabib." Ucap Putri Kasandra.
"Sudah menjadi tugas Saya Nona." Ucap tabib tersebut sambil menutup pintu kamar Putri Kasandra tertutup dengan rapat.
Ke dua pelayan membantu membersihkan tubuh Putri Kasandra dengan menggunakan air hangat hingga lima belas menit Putri Kasandra kini sudah rapi dan sangat cantik.
"Permisi Nona." Ucap kedua pelayan tersebut sambil menundukkan kepalanya tanda hormat.
"Setelah semua orang sembuh kalian berdua bekerjalah menjadi pelayanku." Ucap Putri Kasandra.
"Baik Nona. Terima kasih banyak." Ucap kedua pelayan tersebut dengan serempak.
Kedua pelayan itupun berpamitan kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut untuk memberikan ramuan ke orang - orang yang belum meminum ramuan hal itu dikarenakan tenaga medis banyak yang tertular virus.
Putri Kasandra yang melihat kedua pelayan pergi membuat Putri Kasandra memakan dengan cepat hingga dua belas menit kemudian Putri Kasandra sudah selesai makan dan meminum obat yang sangat pahit.
"Pahit banget." ucap Putri Kasandra sambil meminum air mineral untuk mengurangi rasa pahit pada lidahnya.
Setelah selesai Putri Kasandra keluar dari kamarnya menuju ke kamar Kak Albert untuk melihat keadaannya. Setelah mengetuk pintu dan mendapatkan jawaban barulah Putri Kasandra membuka pintu dan melihat Kak Albert masih berbaring di ranjang dengan tubuh masih lemah.
Putri Kasandra berjalan ke arah ranjang kemudian duduk di sisi ranjang lalu membantu Kak Albert agar duduk dan bersandar di kepala ranjang. Setelah duduk barulah Putri Kasandra mengambil mangkok yang berisi ramuan obat untuk menyuapi Kak Albert.
"Kak Albert, Kakak akan terlihat jauh membaik setelah meminum obat ini. Mungkin sebentar lagi Kakak akan bisa bangun dari tempat tidur dan berjalan - jalan." Ucap Putri Kasandra sambil mengaduk ramuan.
"Terima kasih Kasandra. Kakak berjanji akan menemanimu untuk melakukan semua yang ingin kamu lakukan ketika Kakak sudah pulih." Ucap Kak Albert sambil mengusap rambut Putri Kasandra.
"Aku ingin kita berlatih bela diri seperti dulu. Apakah Kak Albert bersedia berlatih bela diri denganku?" Tanya Putri Kasandra karena selama ini Kak Albert sangat sibuk membantu Pangeran Ke 9.
"Tentu saja Kakak bersedia melakukan apapun yang kamu inginkan." Ucap Kak Albert sambil tersenyum.
"Kak Albert, memang terbaik." Ucap Putri Kasandra sambil memeluk Kak Albert.
Kak Albert membalas pelukan Putri Kasandra sambil mengusap rambut Putri Kasandra dengan lembut. Setelah beberapa saat mereka melepaskan pelukannya kemudian Putri Kasandra mulai menyuapi ramuan tersebut ke mulut Kak Albert, awalnya Kak Albert menolaknya karena sangat pahit tapi Putri Kasandra membujuknya.
"Obat ini memang sangat pahit tapi obat ini sangat manjur untuk membunuh virus mematikan. Apakah Kak Albert tidak ingin pulang bersamaku dan menjaga Ibu kita dari orang yang berniat jahat?" Tanya Putri Kasandra.
"Baiklah." Ucap Kak Albert yang ingin segera pulang untuk menemui Ibunya yang sangat disayangi.
Kak Albert meminum ramuan tersebut hingga habis tanpa sisa kemudian Kak Albert kembali berbaring di ranjang untuk istirahat sedangkan Putri Kasandra keluar dari kamar Kak Albert untuk membantu tabib memberikan ramuan ke orang - orang yang terkena virus mematikan.
Setelah hampir empat jam akhirnya Putri Kasandra, tabib dan dua pelayan sudah selesai memberikan ramuan tersebut kemudian mereka istirahat karena tubuhnya sangat lelah.
'Semoga saja obat ini cepat bekerja agar Aku dan Kak Albert bisa secepatnya pulang dan menemui Ibu kami.' Ucap Putri Kasandra dalam hati sambil berbaring di ranjang.
Tidak membutuhkan waktu lama Putri Kasandra tertidur dengan pulas sedangkan di tempat yang berbeda di mana Pangeran Ke 9 dan orang kepercayaannya yang bernama Edward pergi mencari tabib untuk menyembuhkan mereka dan juga para pengawalnya yang kondisinya semakin kritis.
"Pangeran ... Hosh ... Hosh ... Hosh ... Tubuhku seperti tidak bertulang." Ucap Edward sambil menyandarkan tubuhnya di pohon dengan nafas tidak beraturan.
"Akupun juga sama, lebih baik kita pergi ke rumah milik orang tua Albert untuk melihat anak buah kita ... Hosh ... Hosh ... Hosh ... Sekalian menemui Albert dan beristirahat karena kebetulan jaraknya tidak begitu jauh." Ucap Pangeran Ke 9 dengan nafas yang tidak beraturan.
"Baik Pangeran." Jawab Edward dengan patuh.
Mereka berdua berjalan sambil menahan rasa sakit dan sesak hingga dua belas menit kemudian mereka tidak sanggup dan langsung tidak sadarkan diri di mana jaraknya menuju ke rumah Kak Albert yang tidak begitu jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
pasti ditolong sama putri Kasandra
2023-11-13
1