Chapter 10: Melanjutkan perjalanan

...Chapter 10...

...Daging Gratis...

Syuhhs..... (Desiran angin di waktu subuh yang menenangkan).

Gabriel membangunkan Roland yang masih di dalam mimpinya.

"hey.. bangun" Gabriel sambil menggoyang pundak Roland.

"hmmm... ahhhh Gabriel.. sepertinya dia cocok dengan mu" Ucap Roland yang menginggau.

Seketika "brukk...Ahhh Gabriel.. apa yang kau lakukan.. kenapa kau menarik kakiku" Ujar Roland terjatuh dari kasurnya.

"Apa yang kau mimpikan barusan?" Ucap Gabriel dengan tatapan mengintimidasi.

"hmm ntah lah aku lupa.. Hah sudah jam berapa?" Roland Mengalihkan omongan sambil berdiri.

"hah Roland, Kamu udah bangun? Ayo Gabriel, Roland.. Makanan sudah siap" Tanya Lilitha kepada mereka, sesambilnya menawarkan makanan.

Roland "Aduh... jadi gak enak ni. Malah merepotkan" Ujar Roland sambil menggaruk kepalanya.

Bibi Lolita menyahut "hmm tidak apa-apa, ayo kita makan selagi hangat!" Bibi Lolita menambahkan.

...Beberapa saat kemudian....

Gabriel "Ayo, bersiap-siap, kita harus segera pergi. Ucap Gabriel dengan Roland.

Roland, "Siap, Tuan."

Bibi Lolita yang baik, memberikan beberapa pil kepada mereka.

Setelah mereka berpamitan...

"Terimakasih Bibi, Lilitha. Kami akan mengingatkan kebaikan kalian" Ucap Gabriel dan Roland sebelum berangkat.

Setelah mereka menaiki kuda, kuda pun melanjutkan perjalanan, meninggalkan rumah Bibi Lolita.

Kini bulan berganti fajar.

Suara kuda kaki yang ritmis, mengiringi Sepanjangan jalan.

Matahari telah mulai bersinar, dan bayangan mereka mengikuti perjalanan melintasi hutan.

Di tengah perjalanan, tak terasa matahari sudah menandakan waktu istirahat.

Kuda pun tampak kelelahan, dan mereka memutuskan untuk Istirahat.

Mereka beristirahat di bawah pepohonan yang rindang dan memberi minum kepada kuda-kudanya.

Di saat bersamaan!

"bhuk..bhuk..bhuk..bhuk" Suara kaki rusa yang sedang berlari.

Roland yang sedang memberi kudanya minum

"ahh... hewan siapa nih, hampir saja aku di seruduk" Ujar Roland sambil berpose seakan-akan mengelak.

Di sisi lain.

Gabriel dengan sigap melempar samurainya yang terdengar suara mendesing. "Shings....." Desingan pedang Gabriel melesat telat di kepala Rusa itu.

Roland kagum dan memuji Gabriel "Wah, kak Gabriel, hebat sekali! Rezeki datang sendiri ya, hehehe," ujar Roland sambil tertawa riang.

Gabriel yang meletakkan kedua tangannya di pinggang dan berkata "Hahaha siapa dulu.. tunggu apa lagi, ayo bakar."

Roland pun bergegas mencari beberapa potongan kayu untuk membakar Rusa gemuk itu.

Dan di saat Roland mengeluarkan pedangnya untuk memotong Rusa! "Tunggu!" Mereka pun terkejut, menoleh ke arah asal suara.

Roland berkata, "Eh?"

Sebuah kelompok orang berkata, "Itu rusa kami, kami yang menemukannya dan rusa itu melarikan diri ke sini."

Roland menjawab, "Tapi kami yang membunuhnya."

Kelompok itu berkata, "Bagaimana mungkin, jika tak ada kalian, kami juga bisa memburunya."

Gabriel menyela, "Oke. Karena kalian yang menemukannya, dan kami yang membunuhnya. jadi bagaimana kalau kita bagi saja. Kami ambil 4 bagian, kalian ambil 6. bagaimana?"

Kelompok itu langsung berkata, "Enggak bisa begitu! Kamu ambil 2, kami ambil 8. Deal?"

Roland menjawab, "Apakah kalian begitu menginginkannya?"

Sekelompok itu menjawab, "Ya, tentu saja. Kami yang menemukannya duluan dan memburunya."

Roland, dengan nada tegas, menyatakan, "Jika tidak mau membagi sedikit kepada kami, kalian bisa mendapatkannya seutuhnya. Tetapi lawan dulu aku."

Roland sengaja ingin mengetes kemampuannya. "Sekalian aku ingin meregangkan tubuhku"

Sekelompok itu setuju, "baiklah. Karena hanya kamu Berdua, dan tidak adil jika keroyokan, bagaimana kalau kita satu lawan satu? Aku sendiri Yang akan melawanmu."ujar pemimpin kelompok itu.

Roland menjawab dengan penuh percaya diri, "Ayo, mohon bimbingannya, Paman." Sambil berpose dengan kuda-kudanya

"dhuk kidak khiduk khidak suara sepatu kuda...."

Dan....

Ternyata orang itu baru saja menyelesaikan Kultivasi Naik Tahap 1 level 4 (tahap bumi awal), yang berarti dia masih di bawah Roland. Tentu saja itu Mudah bagi Roland.

Roland terus menghindari serangan orang itu,

"Hmm.. ayolah, Serius" Ujar Roland yang melompat sana kemari.

Setelah beberapa saat, orang itu merasa kelelahan karena energi spiritualnya terkuras. Roland pun memutuskan untuk berhenti, "Hmm apakah kamu sudab kelelahan?" ucap Roland dengan nada merendahkan.

Orang itu pun menjawab "huh.. baiklah, aku mengaku kalah. aku tidak bisa menyentuh mu"

"Oh yaa.. So... Rusa ini jadi milik kami?"

Ujar Roland berinteraksi.

Gabriel berbalik, menghadap ke sekelompok itu dan bertanya, "Bagaimana? Apakah masih mau melanjutkannya?"

Sekelompok itu mengaku kalah, "Baiklah, kami menyerah. Dan sesuai janji, kami tidak mengambil rusa itu."

"Tunggu," ujar Roland, "Menang atau kalah, kamu tetap mendapatkan Rusa ini. Karena kami hanya akan istirahat sebentar, tak lama lagi kami akan melanjutkan perjalanan. Daging ini terlalu banyak untuk kami." Ujar Roland dengan rendah hati.

Sekelompok itu tampak terkejut, "Hah, really??? terima kasih Sobat. Kami akan mengambil sisa dari kalian saja. Jika kalian lelah atau suatu hari kalian lewat, mampirlah ke desa kecil kami. Tak jauh dari arah utara sini."

Roland dan Gabriel menjawab bersama, "Hahaha, terima kasih atas kebaikannya."

Gabriel berkata, "Ayo ambil dagingnya. Kami hanya akan mengambil dua kaki dan separo kepalanya saja."

Sekelompok itu dengan hormat

ber "Terima kasih, Sobat"

Di tengah matahari yang terik, mereka menyantap daging panggang itu. Sekarang, Roland yang sudah kekenyangan dan mengantuk, ia pun tertidur di bawah pepohonan.

Gabriel yang melihat Roland tidur, dia juga merasakan ngantuk, sudah berapa hari tidak tidur dengan nyenyak. akhirnya Gabriel pun memutuskan untuk tidur sejenak.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah beristirahat cukup lama, Roland dan Gabriel pun melanjutkan perjalanan mereka menuju Divine Citadel.

"Dhuk khidak khiduk khidak" Suara sepatu kuda.

Akhirnya, mereka tiba di sebuah padang rumput luas dengan rumput hijau yang berayun-ayun diterpa angin. Roland memandang ke sekeliling dan "Wow, ini begitu indah."

beberapa saat kemudian.

Kini kuda mereka berlari melintasi jalanan yang berbatu,

"wah.. batunya pada gede yah Gabriel! apakah karena dia memakan batu?" pertanyaan Konyol Roland.

Di sisi lain, Gabriel hanya menyimak.

Mendekati sore hari, Roland dan Gabriel tiba di sebuah sungai yang mengalir tenang.

Mereka memutuskan untuk berhenti sejenak untuk beristirahat, memberi minum kuda mereka, dan mengisi perbekalan air. setelah itu lanjut lagi.

setelah 1 jam di perjalanan

Kini hari semakin kelam, dan senja akan segera berganti bulan.

Roland dan Gabriel memutuskan untuk berkemah di kaki gunung yang tinggi. Mereka mempersiapkan tenda, menyalakan api unggun, dan memasak sebagian daging rusa yang tersisa sebelumnya.

Ketika fajar menyingsing, mereka memberi makan dan minum kuda, serta melanjutkan perjalanan mereka menuju Divine Citadel.

Dalam dua hari perjalanan yang melelahkan, Roland dan Gabriel akhirnya melihat Reruntuhan Dari tempat yang selama ini mereka tuju Yaitu Devine Citadel.

...Tantangan Baru di mulai...

...NEXT CHAPTER 11...

Author khere: Rudi

Terpopuler

Comments

Hmmm🗿

Hmmm🗿

terlalu banyak narasi, Perbanyak dialog, Biar ada kesan bagaimana dia berbicara, Lanjukan.. /Hey/

2023-12-01

2

Best

Best

mampir..

2023-11-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!