Bab 15

Nick dan Delisa sampai di rumah saat makan malam sudah selesai. Keduanya langsung berpisah dan Nick langsung masuk ke kamar, sedangkan Delisa dipanggil Daddy James dan diminta masuk ke ruangan kerja.

"Daddy sudah bicara dengan Dosen di London, kau sangat pintar dan mungkin mereka akan menjadikan kau sebagai Asisten Dosen." ucap Daddy James setelah mereka duduk santai di sana.

"Biasa saja Dad, aku hanya belajar dan fokus pada apa yang menjadi tujuan ku di sana." balas Delisa merendah.

"Sebenarnya ada hal lain yang mau Daddy bicarakan dengan kau, Delisa."

"Tentang apa Dad?."

"Fredy."

Delisa hanya mengangguk sambil menatap Daddy James, sedikit banyaknya Delisa tahu akan kemana arah pembicaraan mereka. Namun, Delisa tetap diam dan membiarkan Daddy James malanjutkan kata-katanya.

"Kau memiliki kekasih atau pria yang mungkin kau sukai atau dekat lebih dari teman?," tanya Daddy James seoleh mengingimdasi Delisa.

Dengan cepat Delisa menggeleng, tidak ingin membuat Daddy James menunggu lama atas jawabannya. Meski sebenarnya sudah ada seorang pria yang sangat disukai oleh Delisa sejak lama, namun Delisa tidak mampu menyuarakan apa yang menjadi perasaannya.

Daddy James mengangguk-anggukan kepalanya, bangkit dan duduk di sebelah Delisa.

"Fredy, pria yang sangat baik dan bertanggung jawab. Kami sudah mengenal keluarganya juga dengan baik. Kau juga bisa tanya Daddy Jason atau Grandpa. Maka dari itu, Daddy, Mommy dan yang lainnya sudah sepakat untuk menjodohkan kau dan Fredy."

Delisa menahan nafasnya sejenak, lalu membuangnya secara perlahan sebelum menanggapi keinginan Daddy James.

"Sebenarnya aku ingin fokus pada kuliah dan bisa bekerja terlebih dulu. Setelahnya baru aku akan memikirkan jodoh,"

"Daddy mengerti, tapi tidak ada salahnya 'kan dari sekarang kalian bertunangan?." sepertinya Daddy James tidak ingin menerima penolakan apapun dari Delisa, jadi Delisa hanya diam tidak lagi menyampaikan apa yang menjadi keinginannya.

Delisa harus tahu diri, karena berkat keluarga Gilbert dirinya bisa seperti sekarang ini. Hidupnya adalah milik Daddy James, Mommy Soraya dan yang lain. Tidak ada suaranya ataupun keinginan yang berasal dari hatinya sendiri. Semunya atas kehendak kedua orang tua yang telah merawat dan membesarkannya dengan cinta kasih serta limpahan harta.

Delisa duduk di sofa dekat jendela yang sengaja dibukanya sedikit, membiarkan angin malam masuk dan menyejukkan jiwanya yang terasa sunyi sendiri.

Delisa memejamkan matanya saat angin menerpa kulit wajahnya. Tiba-tiba saja sebuah ketukan di pintu membuyarkan konsentrasinya, Delisa segera beranjak setelah mendengar suara Mommy Soraya.

"Mommy, ayo masuk!."

Soraya mengangguk sambil tersenyum lalu menutup rapat pintu kamar putrinya.

"Kamu sedang menikmati angin malam?," tanya Mommy Soraya duduk di sofa tempat Delisa.

"Iya, Mom. Sangat menyejukkan."

Mommy Soraya manatap lekat wajah cantik Delisa yang selama ini dirawatnya penuh kasih.

"Kenapa Mommy menatap ku seperti itu?." Delisa menggenggam erat tangan Soraya.

"Kamu baik-baik saja?."

Delisa menautkan kedua alisnya, merasa heran dengan pertanyaan Mommy Soraya.

"Kamu tidak marah pada Mommy karena sudah mengirimmu ke London?." lanjut Mommy Soraya.

Delisa tersenyum lalu mencium tangan Mommy Soraya dengan begitu takzim.

"Kenapa harus marah, Mom. Justru aku sangat bersyukur bisa sekolah di sana. Aku seharusnya berterima kasih pada Mommy dan Daddy yang sudah memberi ku kesempatan mengenal dunia di luar sana. Ya, walau kita harus berjauhan." balas Delisa sedang menutupi perasaan hati yang sesungguhnya.

"Kamu tahu? Nick sangat marah saat tahu kamu ke London tanpa memberitahukannya."

"Iya, Mom."

"Nick seperti seorang pria yang kehilangan separuh hatinya." ucap Mommy Soraya sangat intens menatap Delisa. Mencari sesuatu yang selama beberapa hari sangat menganggunya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***