"Iyalah, emang mau naik apa lagi? Motor gue kan udah gue jual." Jawab Mayaza mengangguk mantap.
"Oh, ayolah Mayaza, teman gue yang banyak mantannya. Gue tau lo itu kurang di siplin, apalagi kantor cukup jauh dari sini. Gue yakin kalau lo besok bisa telat kalau berangkat dari sini."
"Sial, Alula masih aja ingat kebiasaan buruk gue." Batin Mayaza.
"Oke, deh, gue ikut lo sekarang." Akhirnya Mayaza mengalah buat ikut kata Alula.
Tanpa membuang waktu lagi, Mayaza menyiapkan apa-apa saja yang akan di bawa buat bekerja esok hari.
Setelah semua siap mereka pun pergi meninggalkan kost-an Mayaza menuju tempat kost Alula.
Sepulang kerja tadi, Alula langsung mampir ke kost-an Mayaza, sedangkan dia langsung pulang ketika selesai bertemu dengan ketua HRD tadi, tanpa menunggu Alula. Ya kali nunggu Alula sampai sore.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Alula, lo bawa motornya santai amat sih." Protes Mayaza sedikit berteriak. Maklumlah, ini lagi di jalan raya banyak suara kendaraan, di tambah lagi Alula juga pakai helm, takutnya nggak dengar Mayaza ngomong apa.
"Lo, kayak nggak tau aja, Za. Gue kan masih takut bawa motor semenjak kecelakaan waktu itu, beda kalau gue bawa mobil gue nggak takut." Jawab Alula.
"Ya udah sini, biar gue aja yang bawa motor, kita menepi dulu." Usul Mayaza.
"Nggak, nggak, nggak. Gue paham betul kalau lo bawa motornya kayak setan. takutnya lo malah bikin kita kecelakaan."
"Ck! Dasar lo! Kalau kek gini, kapan sampainya coba?"
"Udah, lo nikmati aja, anggap lagi nikmati pemandangan sore hari." Jawab Alula santai.
Dasar nih orang.
Akhirnya dengan sangat terpaksa, Mayaza ngikutin aja sama si empunya motor. Kalau aja dia yang nyetir, udah pasti sampai di tempat dari tadi.
Karena ada lampu merah, Alula pun menghentikan motornya.
Mayaza menoleh ke samping kanan, dan ... ya ampun ... kok ada mobil mewah yang kemarin sih?
Eh, tapi yang punya mobil mewah seperti itu kan bukan cuma orang yang kemarin aja, tentu ada banyak orang yang bisa memiliki mobil seperti itu kan?
Sebodo amatlah itu mobil orang yang kemarin atau bukan, yang pasti, untuk menghindari sesuatu yang nggak diinginkan, lebih baik dia segera memalingkan wajah ke sisi kiri.
Beruntung, tak lama kemudian traffic light berubah jadi warna hijau, dan Alula pun segera menjalankan motornya kembali.
Beruntung lagi, Mayaza melihat mobil itu berjalan mendahului motor yang sedang dia tumpangi ini.
"Huuh ... selamat ... selamat." Gumam Mayaza sambil mengelus dada lega. Keadaan kembali berpihak padanya.
"Za, lo kenapa, kok dari tadi diam mulu, nggak biasanya?" Tanya Alula dengan suara kerasnya. Maklum, masih di jalan raya.
"Nggak papa, cuma lagi latihan jadi pendiam aja." Jawab Mayaza asal. Nggak mungkin dong, mau kasih tau ke Alula tentang apa yang dia resahkan dari tadi, nanti Alula bisa ngetawain dirinya, lagi.
"Caela, seorang Mayaza pengin jadi pendiam? Sampai kiamat gue nggak bakalan percaya!" Cibir Alula.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Mayaza ... bangun woooy ..."
Teriakan Alula yang kebetulan tepat di samping telinga Mayaza, sontak membuat Mayaza kaget. Mayaza yang tadinya masih terbuai mimpi, refleks jadi terduduk meski mata masih enggan terbuka.
"Apaan sih, lo, La, gangguin orang tidur aja!" Protes Mayaza kesal. Gimana nggak kesal coba, orang lagi enak-enak tidur eh, malah di kagetin gitu.
"Ck! Lo tuh kebiasaan ya, ini tuh udah jam lima pagi, dua jam lagi kita berangkat kerja. Bisa telat kalau jam segini lo belum bangun, mana ini hari pertama lo masuk kerja, kalau sampai telat bisa-bisa lo di cancel jadi karyawan di kantor gue."
"Omongan Alula yang lagi ngomel-ngomel itu persis seperti Ibu gue kalau lagi merepet. Duh, jadi kangen Mama di kampung." Batin Mayaza sambil memutar bola matanya malas.
"Untung aja gue ajak lo buat nginap di sini, jadi lo ada yang bangunin. Coba kalau lo kekeuh di kost-an lo, beneran hari ini lo bisa telat." Ucap Alula menambahkan.
"Iya, iya, bawel! Nih, gue mau mandi." Dengan enggan, Mayaza bangkit dari kasur. Berjalan dengan masih sedikit menutup mata menuju kamar mandi.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"La, ini gue kerja di bagian apa ya?" Tanya Mayaza pada Alula, ketika mereka sampai di lobby kantor Volland Corp.
"Lho, kok malah lo tanya ke gue sih? Ya mana gue tau lah. Emangnya lo kemarin nggak tanya sama pak Sayuti?"
"Pak Sayuti siapa, La?"
"Pak Sayuti itu ketua HRD di kantor ini, yang kemarin interview lo." Jawab Alula sambil memutar bola matanya.
"Ooh ... yang itu ...." Mayaza mengangguk paham.
"Gue nggak di kasih tau kerja di bagian apa."
"Ck! Terus lo nggak tanya gitu?"
"Enggak. soalnya gue kemarin lupa buat tanya. Saking senangnya gue bisa di terima kerja tanpa interview macam-macam." Jawab Mayaza.
"Dasar pe'a! Harusnya lo tanya dodol!" Alula membuang napas kasar sambil menjitak kepala sahabatnya itu.
"Ya, namanya juga lupa." Ucap Mayaza membela diri.
"Gue mau masuk ke ruangan divisi gue. Lo di sini aja dulu, nanti lo tanya sama Mbak Yola, lo di tempatin di bagian apa."
"Kata lo waktu itu di sini lagi butuh karyawan yang sama di divisi lo. Jadi, mungkin kerja gue bareng sama lo."
"Belum tentu, soalnya di sini juga lagi butuh sekretaris CEO. Jadi mungkin aja lo di terima jadi sekretaris CEO, mengingat pengalaman kerja lo di perusahaan Alexander Company." Tutur Alula.
"Iya juga sih. Tapi, gue nggak yakin bakal jadi sekretaris CEO, tepatnya nggak minat sih." Jawab Mayaza.
"Ya udah deh, mending lo di sini dulu. Nanti kalau Mbak Yola udah ada, lo tanya aja ke dia." Saran Alula yang kemudian melangkah pergi meninggalkan Mayaza.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tak lama setelah kepergian Alula, Mbak Yola pun datang. Dia langsung menempati meja resepsionis tempatnya bertugas. Sepertinya dia tidak melihat keberadaan Mayaza yang sedang duduk manis di sofa lobby ini.
Mayaza bangkit berdiri dari duduknya, lalu menghampiri meja resepsionis. Tentu tujuan Mayaza bertanya pada Mbak Yola, seperti arahan dari Alula tadi.
"Selamat pagi, Mbak Yola." Sapa Mayaza dengan nada seramah mungkin, disertai senyuman.
"Ooh, selamat pagi, Mayaza." Jawab Mbak Yola ramah. Kemarin kami memang sempat berkenalan seusai dia di interview di ruang ketua HRD, maka dari itu Mbak Yola tau siapa namanya.
"Hari ini kamu sudah mulai bekerja ya?"
"Iya, Mbak. Tapi kemarin tidak di kasih tau di bagian apa, soalnya aku asal aja bikin surat lamaran kerja tanpa mencantumkan posisi yang mau aku lamar. Terus, kemarin aku juga lupa nanyain sama pak Sayuti." Ucap Mayaza menerangkan.
"Ooh, gitu ...." Mbak Yola mengangguk.
"Ya udah, ayo aku anterin kamu ke ruangannya pak Sayuti."
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Setelah menanyakan pada pak Sayuti perihal bagian apa Mayaza ditempatkan di kantor ini, akhirnya Mayaza mendapat jawabannya.
Mayaza di tempatkan di bagian yang sama dengan Alula, divisi marketing. Hal ini jelas membuatnya senang, karena ini berarti dia bisa lebih cepat beradaptasi dengan orang di divisi ini, sebab salah satunya adalah sahabat karibnya.
"Selamat pagi semua." Sapa pak Sayuti begitu masuk di ruang divisi marketing yang diikuti Mayaza berdiri di belakangnya.
"Pagi Pak." Jawab para karyawan di divisi marketing dengan serentak.
Mayaza melihat mereka sedang memperhatikan keberadaannya dari tempat meja kerja mereka masing-masing. Eh, tepatnya memperhatikan Pak Sayuti juga.
"Hari ini saya mau memperkenalkan karyawan baru di perusahaan ini, yang akan bekerja sama dengan kalian di divisi ini." Terang pak Sayuti yang membuat orang-orang di ruangan ini semakin memperhatikan Mayaza.
"Mayaza, ayo sini." Panggil pak Sayuti memberi kode agar Mayaza berdiri di sampingnya. Mayaza pun menurut.
"Ayo, silahkan perkenalkan diri." Perintah pak Sayuti pada Mayaza.
"Hai teman-teman semua, saya Mayaza ...."
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Selamat Membaca😊😊😊!
Like
Komen
Subscribe
Vote
Favorit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments