Aku Dan Diriku

Aku Dan Diriku

01. Loka

Tangan ku mengusap buku yang banyak di penuhi oleh debu, sepertinya buku ini sudah tersimpan di dalam laci ini bertahun-tahun lamanya, seluruh sampulnya sudah di penuhi debu, dan lembaran-lembaran kertasnya sudah mulai terlihat menguning, dan banyak bagian-bagian yang tersobek, seperti di makan serangga.

"𝘊𝘭𝘦𝘰" panggil seorang wanita berumur 42 tahun yang masih terlihat sangat cantik dengan rambut hitam panjangnya

Aku yang mendengar panggilan yang memanggil namaku itu langsung menolehkan pandangan ku yang dari tadi menatap buku yang ku pegang itu beralih menatap sumber suara yang memanggil ku itu yaitu 𝘣𝘶𝘯𝘥𝘢

"𝘉𝘶𝘯𝘥𝘢?, 𝘣𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨? " tanyaku bingung, karena seperti nya baru saja bunda menitipkan Keyla&Kaila kepadaku karena bunda akan pergi ke klinik terdekat untuk konsultasi penyakit yang di derita bunda

"𝘐𝘺𝘢 𝘬𝘭𝘪𝘯𝘪𝘬 𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘣𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢𝘪𝘯?" tanya bunda yang dari tadi memperhatikan buku-buku yang tergeletak di lantai kamarku dan laci tua yang terbuka

"𝘓𝘦𝘰 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘩-𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘓𝘦𝘰 𝘢𝘫𝘢 𝘣𝘶𝘯, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘦𝘯𝘢𝘬 𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨"

"𝘖𝘩 𝘺𝘢𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪, 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘯𝘥𝘪 𝘺𝘢 𝘯𝘢𝘬, 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶"

Aku yang mendengar ucapan bunda itupun tersenyum dan langsung meletakkan buku-buku itu kembali ke dalam laci tua itu

Aku berjalan menuju pondok kecil tempatku mengajar anak-anak di sana, di hari Sabtu dan Minggu karena sekolah ku libur aku mengajar anak-anak kecil di pondok kecil atau tepatnya di rumah yatim piatu yang jaraknya tidak jauh dari rumahku, aku membantu anak-anak untuk belajar membaca, menulis,mengaji, dan membantu menyelesaikan PR mereka.Aku senang bisa membantu mengajari anak-anak di sini, sesuai dengan cita-citaku yang ingin menjadi seorang guru.

*****

Aku membuka mata ku dan melihat ke arah jam dinding di kamarku, jam menunjukkan pukul 5 aku langsung bangun dari tempat tidur ku dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh, dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Tak lupa sebelum ke sekolah aku melaksanakan tugasku yaitu mengantarkan kue donat buatan bunda untuk di titipkan di warung dekat rumahku untuk di jual, dan setalah pulang sekolah aku akan mengambil uang dan wadah donat tersebut untuk dijual lagi esok hari, itu adalah tugasku setiap paginya, menjual donat untuk membeli bahan makanan pokok.

Aku bukan lah anak yang terlahir dari keluarga kaya, aku hanya anak yang terlahir dari keluarga sederhana, Bunda hanyalah buruh cuci dan setrika, Ayah sudah berpisah dengan Bunda 4 tahun yang lalu saat bunda masih mengandung Keyla dan Kaila, Ayah sudah memiliki keluarga barunya dan tidak pernah memberi kabar apapun, ataupun memberi sedikit uang untuk anak-anaknya dan mantan istrinya,setelah berpisah dengan Ayah, Bunda harus menjadi tulang pungung keluarga, dan menjadi bunda sekaligus menjadi seorang ayah untuk aku dan kedua adikku, sehabis pulang sekolah aku bekerja di cafe terdekat menjadi seorang barista,untuk membantu biaya sekolahku dan kedua adikku yang tahun esok akan mulai bersekolah, untuk membantu meringankan bunda, karena selain harus membayar biaya sekolah setiap bulannya, bunda juga setiap bulannya harus di rawat jalan karena mengidap penyakit jantung koroner, sejak 8 tahun yang lalu, dan sudah lumayan parah.

"𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘮𝘢𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨?," ucap bunda sambil menatap mataku dengan mata indahnya

"𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣erguna aja bun," ucapku sambil mengembangkan senyum di pipiku hingga lesung pipiku tampak

"𝘕𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘯𝘢𝘬?,"

tanya bunda sembari mengadoni kue donat untuk di jual di warung nanti

"𝘐𝘯𝘴𝘺𝘢𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘶𝘯, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘻𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩," ucapku paham akan keadaan keluarga ku

"𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘰𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢 𝘣𝘪𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘥𝘪 𝘮𝘶𝘥𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘬𝘦𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘢𝘯 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘣𝘶𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩"

Itulah yang aku suka dari bunda, bunda selalu memberi saran dan pendapat yang baik kepada ku dan menjadi tempatku bercerita dan berkeluh kesah. Bunda adalah rumah terbaik ku untuk pulang, Bunda selalu istimewa di mataku.

*****

Binatang-binatang kecil yang cantik menghiasi langit pada malam hari di temani oleh bulan yang indah menyinari malam, mata Acleo yang indah tampak terpesona oleh indahnya suasana malam hari, duduk di teras rumah sembari membaca sebuah buku yang berjudul "𝘮𝘺 𝘢𝘯𝘥 𝘮𝘺 𝘴𝘩𝘦𝘭𝘵𝘦𝘳" yang bersampul biru dan terdapat gambar rumah yang terdapat pada cover buku tersebut. Buku itu adalah buku yang pernah Cleo pinjam dari seorang kakek-kakek paruh baya yang hidup sebatang kara yang tinggal tepat di depan rumah Cleo, namun saat Cleo ingin mengembalikan buku tersebut kakek tersebut ingin Cleo untuk mengambil nya dan menyimpan nya, karena menurut kakek tersebut buku itu cocok untuk Cleo. Cleo sangat senang diberikan buku indah tersebut, meskipun Cleo sedikit bingung mengapa kakek tersebut memberikan buku tersebut kepadanya, itu adalah buku favorite nya mengapa ia berikan kepada orang lain.

Aku meninggalkan tempat yang sedari tadi ku duduki dan kembali masuk ke dalam rumah karena jam sudah menunjukkan tengah malam, aku mengambil air wudhu dan bersiap-siap untuk tidur.

Bulan mulai tenggelam dan matahari naik menyinari bumi menandakan hari sudah pagi dan kembali untuk memulai aktivitas kembali.

Cleo dengan jiwa semangat nya siap untuk menjalani hari Minggunya dengan semangat dan rasa syukur karena masih di berikan kesempatan hari ini untuk bisa menjalankan aktivitas, Cleo mengawali harinya dengan berdoa supaya segala sesuatu yang akan di lakukan nya pada hari ini di berikan kemudahan oleh Allah serta dilindungi dari segala macam bahaya apapun. Cleo mulai berjalan menuju sebuah warung tempatku menitipkan donat milik bunda, aku yang sepanjang jalan merasa senang pun seketika menunjukkan ekspresi kecewa ketika melihat warung yang biasa aku menitipkan donat tersebut tampak di kunci dan bertuliskan tutup, rasanya sangat aneh karena warung tersebut jarang sekali tutup mendadak seperti ini, jika ingin tutuppun biasanya pemilik warung tersebut memberitahuku terlebih dahulu jika warung akan tutup hari itu, agar bunda tidak terlanjur membuat donat hari itu, aku mencoba untuk berfikir positive saja mungkin ada keperluan penting sehingga warung tersebut harus tutup mendadak, aku memutuskan untuk pulang membawa donat yang masih utuh tidak jadi terjual tersebut, aku mengembalikan donat tersebut kepada bunda dengan wajah khawatir takut jika bunda merasa kecewa. Aku menceritakan semuanya dengan jujur kepada bunda, dan kekhawatiran ku pun menghilang ketika melihat senyuman indah yang tercipta dari wajah bunda, bunda dengan tenang nya menyuruhku untuk membagikan kue donat tersebut saja kepada anak-anak di panti asuhan

karena takut jika donat tersebut akan mubazir jika terbuang.

Cleo berjalan menuju ke rumah panti dengan membawa donat yang bunda titipkan untuk di berikan kepada anak panti tersebut. Sesampainya Cleo di panti tampak sekali anak-anak sedang belajar mengaji. Aku langsung menghampiri mereka , dan duduk di belakang sembari melihat mereka membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Setalah kegiatan mengaji mereka selesai, satu persatu anak-anak tersebut mulai menghampiri ku, aku langsung menyuruh mereka untuk duduk dengan tertib, setalah mereka duduk aku membagikan donat satu persatu kepada mereka, tampak senyuman di wajahku ketika melihat mereka menyantap donat buatan bunda dengan sangat senang. Bunda pasti sangat senang jika aku menceritakan hal ini kepadanya.

*****

Aku membuka handphone untuk menanyai kepada Bu Rina pemilik warung yang akan aku titipkan donat itu , apakah warung hari ini buka atau tidak seperti kemarin. Ternyata bu Rina sudah duluan memberikan pesan singkat kepadaku.

𝗕𝘂 𝗥𝗶𝗻𝗮

𝘔𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘊𝘭𝘦𝘰, 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘤𝘦𝘸𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘸𝘢𝘳𝘶𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱, 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘸𝘢𝘳𝘶𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘊𝘭𝘦𝘰 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘬𝘦 𝘔𝘢𝘬𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘴𝘢𝘢𝘵, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶, 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯

7:18 𝘈𝘔

𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘊𝘭𝘦𝘰

7:18 𝘈𝘔

Aku membaca pesan singkat dari Bu Rina tersebut, aku hanya bisa memahami keputusan Bu Rina tersebut.

Aku berjalan membawa handphone ku menemui bunda yang sedang menyuapi makan Kayla&Kaila

"Bunda Leo dapat pesan dari Bu Rina"

"Pesan apa nak?" tanya bunda menoleh ke arah ku

Aku menunjukkan ponselku yang berisikan pesan dari Bu Rina kepada bunda

"Yaudah gapapa nak, nanti kita coba pikirkan cara lain, gimana caranya kita bisa jual kue donat ini, karena ini jalan satu-satunya yang kita bisa nak, kalau ga jualan kue donat ini kita mau makan pakai apa" ucap bunda sembari menyuapi Kayla&Kaila

Aku dapat melihat raut wajah lelah di wajah bunda, tak heran bunda harus bangun pagi untuk membuat kue donat, mengurus aku, Keyla&Kaila, dan harus pergi bekerja sebagai buruh cuci, setelah pulang bunda tidak langsung istirahat bunda mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Aku selalu mencoba untuk membantu bunda, meringankan pekerjaan bunda semampuku.

Aku berjalan menuju kamarku, dan mengunci pintu kamar, aku duduk di pinggir kamar, menyenderkan tubuhku ke dinding kamar. Aku memikirkan bagaimana nasib keluarga ku untuk kedepannya, bagaimana dengan Keyla&Kaila sekolah mereka masih panjang, bagaimana dengan penyembuhan bunda yang harus melakukan rawat jalan setiap bulannya, dan peroses penyembuhan nya membutuhkan banyak biaya, selama ini biaya pengobatan bunda hanya mengandalkan uang dari kerja cuci bunda.

Pagi hari aku menuju ke dapur dengan seragam sekolah yang sudah aku kenakan, aku melihat bunda sedang menggoreng donat.

Aku berjalan mendekat ke arah bunda

"Bunda kue donatnya mau di jual ke mana bun?," tanyaku pada bunda, sembari mematikan keran air yang tampak sudah penuh yang tadi di hidup kan oleh bunda untuk merebus air minum

"Nanti donatnya mau bunda jual setelah bunda kerja bunda kelilingin donatnya," jawab bunda sembari membolak-balikan donat yang tengah di gorengnya tersebut

Aku yang mendengar jawaban bunda tersebut merasa tak yakin karena bunda pasti capek setelah bekerja harus berkeliling mengidarkan donatnya

"Bunda, donatnya Leo bawa sekolah aja bun nanti Leo jualin ke temen-temen Leo siapa tau ada yang mau," ucapku dengan matang

"Leo gapapa nak?, nanti kalau ganggu pembelajaran Leo gimana? Leo ga malu harus bawa donat ini nak?," ucap bunda merasa khawatir

"Kenapa harus malu bun? ga kok bun gapapa ga masalah sama sekali buat Leo," ucapku dengan percaya diri

"Yaudah kalau itu emang kemauan Leo sendiri , boleh Leo bawa donatnya ini," ucap bunda, dan senyum manis pun tercipta di pipi wanita 42 tahun tersebut.

Aku mencium tangan bunda berpamitan untuk berangkat sekolah dengan membawa sekotak donat yang akan aku jual ke teman-temanku nanti di sekolah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!