Find Allies

“I found you.” Ucap Alice lirih.

Jacob mengangkat sebelah alisnya dan sesaat keheningan pun menyelimuti mereka berdua. Tok… Tok… Tok…. Suara pintu kamar diketuk dari arah luar.

“Daddy, daddy…” Valerie sudah berdiri di depan pintu kamar Jacob dan hendak masuk.

Mata Alice pun melebar dibuatnya jantungnya bergemuruh ia tidak menyangka bahwa pria yang menerkamnya saat ini merupakan seorang ayah.

“Yes, honey, tolong tunggulah di kamarmu daddy akan segera menyusulmu.” Jacob berucap tanpa memalingkan wajahnya sedikitpun pada wajah Alice dengan tatapannya seakan siap untuk menusuk jantung Alice.

“Pergilah dari sini nona, tidak sepantasnya kau mengerjap-ngerjap masuk ke dalam kamar seorang pria dewasa seperti pencuri.” Ucap Jacob dengan tatapan memberikan peringatan terhadap Alice.

Jacob segera bangkit dan hendak meninggalkan Alice yang masih terbaring di atas tempat tidur. “Kau kah pria yang menyelamatkanku waktu itu?” Jacob menghentikan langkahnya.

“Ya benar aku tidak mungkin salah kau yang telah menyelamatkan nyawaku. Aku berhutang padamu tuan.”

“Aku juga yang memukul kepalamu hingga pingsan nona, kau perlu tahu hal itu.” Jacob memutar knop pintu untuk membukanya dan langsung membantingnya dengan keras menimbulkan suara gaduh.

Doni yang hendak masuk menghentikan langkahnya ketika Jacob keluar dari kamarnya dengan wajah yang memerah. Seakan mengerti bahwa terjadi sesuatu di dalam kamar itu Doni hanya terdiam dan Jacob pun melewatinya begitu saja.

“Usir keluar anj*ng jalanan itu dari rumahku.” Jacob berucap tanpa menghentikan langkahnya.

Doni menghela nafas kasarnya dan saat ini ia sedang memperhatikan Alice yang juga keluar dari kamar Jacob. Sudah ia duga bahwa inilah penyebab Jacob terlihat amat murka. Sejak perpisahannya dengan Jeslyn ia tidak pernah mengijinkan wanita manapun memasuki kamar pribadinya. Tapi malam ini ini, gadis muda yang datangnya pun tidak diundang sengaja masuk ke dalam kamar Jacob. Doni pun menggaruk keningnya yang tidak terasa gatal ia terlihat sangat frustasi saat ini.

“Ke-kenapa kau berada di kamar ini nona?” Doni mencoba mengatur nafasnya dan menahan emosinya.

“Benarkan dia pria yang menyelamatkanku malam itu?” Alice melipat lengannya dan bertanya pada Doni dengan santainya.

“Sebenarnya apa yang kau mau nona?”

“Siapa dia sebenarnya?” Sahut Alice.

“Dia adalah salah satu bodyguardku yang aku tugaskan malam itu untuk menyelidiki Jordan dan akhirnya ia berakhir di mansionmu nona.” Doni berusaha memberi penjelasan yang masuk akal pada Alice.

Bukannya menjawab Alice memandang lekat mata Doni, ia seakan bisa mencium aroma kebohongan dari sana. “Ck, dia terlalu berkarisma sebagai seorang bodyguard.” Alice berdecak dan mengambangkan tangannya ke udara.

“Apakah dia seorang ayah? Laku dimana istrinya? Apakah sudah mati?”

“Jaga ucapanmu nona jangan macam-macam dan silahkan anda keluar dari rumah ini.” Doni seakan tidak tahan lagi dengan sikap Alice.

Melihat kemarahan Doni Alice mengangkat ujung bibirnya dengan samar, lalu ia berjalan untuk segera meninggalkan rumah itu. Doni menggenggam kuat kepalan tangannya dan menggertakkan giginya. Ia yakin setelah ini Alice akan menguliti kebenaran tentang Jacob.

****

Keesokan harinya Doni telah berhadapan dengan Jorell dan para klien lainnya. Mereka sedang melakukan meeting Setelah beberapa saat berlalu meeting pun selesai dan seluruh orang yang berada di sana pergi meninggalkan ruangan itu satu per satu. Jorell berdiri dan melangkah mendekati kursi yang diduduki oleh Doni.

“Bagaimana untuk bodyguard yang kamu tawarkan itu?”

“Sudah saya siapkan tuan.”

“Baiklah.” Jorell menepuk-nepuk pelan pundak Doni sambil merekahkan senyumnya. Ia hendak melangkah untuk meninggalkan ruangan itu namun tiba-tiba langkahnya tertahan dan ia menoleh ke arah Doni.

“Bukankah putriku Alice sangat cantik?” Jorell menatap ke arah Doni dengan penuh selidik.

“Ya putrimu sangat cantik tuan. Aku tidak pernah meragukan kecantikannya.” Doni pun tersenyum.

Jorell pun mengembangkan senyumnya lalu berbalik dan melangkah pergi meninggalkan ruangan itu. Doni pun merubah ekspresi wajahnya menjadi datar, ia yakin bahwa Jorell telah merencanakan sesuatu. Pria tua serakah itu tidak mungkin tidak mengatakan sesuatu secara kebetulan jika tidak ada maksud di dalamnya.

Doni segera meraih ponselnya dan menekan nama Jacob pada layar ponselnya. Dalam sekejap Jacob pun menjawab panggilan telepon dari Doni.

“Jac, Sepertinya Jorell merencanakan sesuatu.”

“Apa dia mengirimkan putrinya ke sini untuk ku habisi?” Ucap Jacob dengan datar.

“Apa maksudmu Jac?” Doni mengerutkan keningnya ia tampak bingung dengan maksud dari ucapan Jacob.

“Dia ada di sini. Dihadapanku putri Jorell Alice Charlotte Rexton.” Jacob memutuskan sambungan teleponnya dengan Doni dan matanya masih menatap lekat ke arah Alice yang saat ini berhadapan dengannya di depan pintu rumahnya.

Bukannya takut Alice justru mengembangkan senyumnya di hadapan Jacob. “Jacob Kenneth Aldroph S,” Alice menjeda ucapannya, “pemilik Suryotomo Group.” Alice pun terkekeh di hadapan Jacob.

“Apa maumu nona?”

“Jadilah bodyguard pribadiku tuan Jacob. Dan bantu aku naik dan menggeser tahta ayahku.” Alice mulai memasang wajah seriusnya.

“Apa kau menyeretku pada masalah keluargamu nona?”

Alice mendekatkan wajahnya pada telinga Jacob dan berbisik dengan pelan di sana. “Aku akan menjaga rahasiamu tuan.”

“Kau mengancamku nona? Rupanya kau ingin bermain-main denganku.” Jacob memalingkan wajahnya dan meraih pinggul Alice untuk mendekatkan wajah mereka berdua.

Kini wajah mereka berdua hanya berjarak beberapa cm saja bahkan mereka dapat merasakan nafas satu sama lain. “kau ingin mati nona?”

Bukannya takut Alice justru mengalungkan kedua lengannya pada leher Jacob. “Aku hanya menawarkan kerjasama tuan. kau akan mendapatkan keuntungan yang besar jika aku berhasil merebut tahta ayahku. Dan aku pun akan menjaga rahasiamu aman bersamaku.”

“Ternyata kau lebih serakah dari ayahmu Alice.” Jacob melepaskan tangannya dari pinggang Alice dan Alice pun mundur satu langkah ke belakang agar dapat mendongak melihat wajah Jacob.

Alice pun tersenyum dengan anggun menundukkan sedikit kepalanya lalu berbalik dan meninggalkan Jacob yang masih terpaku di tempatnya. Wanita yang sungguh luar biasa darimana ia bisa mendapatkan informasi itu. Informasi yang tertutup rapat dan hanya Jacob dan Doni yang mengetahuinya.

Beberapa hari yang lalu Alice telah mencari tahu tentang Doni, dari mana Doni berasal sebelumnya dan bagaimana ia berakhir ada di sini. Namun hasilnya nihil, hanya tertulis jika ia pengusaha yang lahir di Indonesia selebihnya hanya omong kosong yang mengunggul-unggulkan kelebihannya. Alice sempat mencari-cari informasi dari pihak kantor Doni bahkan ia sudah menyuap beberapa orang untuk buka mulut mengenai siapa itu Doni. Hasilnya pun nihil, namun rasa penasaran Alice yang semakin tinggi membuat ambisinya bertambah kuat untuk mencari tahu kebenaran tentang Doni dan orang yang sudah menolongnya itu.

***

Setelah ia berhasil memasuki rumah Jacob waktu itu meskipun ia harus rela dipukul dengan balok, ia pun melancarkan aksinya. Alice tahu jika ia memaksa menyusup ke dalam rumah itu ia akan berakhir mati di halaman rumah. Dan dengan cara memancingnya ia berhasil masuk ke dalam rumah itu. Ia sengaja memarkir mobilnya di seberang jalan rumah Jacob dan bergerak bagaikan penguntit karena tidak mungkin orang seperti Doni dan Jacob tidak mengetahui jika dirinya sedang di ikuti. Sebelum memasuki kamar Jacob Alice mengendap-endap masuk ke dalam ruang kerja Jacob yang berada tidak jauh dari ruang tamu. Ia menancapkan sebuah kabel datapada laptop Jacob lalu ia sambungkan pada ponselnya dan meretasnya. Untuk mengurangi rasa kecurigaan Jacob dan Doni ia segera membuat masalah dengan sengaja masuk ke kamar Jacob. Hal itupun berhasil memancing keributan. Setelah pulang Alice segera membuka data-data yang berhasil ia curi dan senyumnya pun mengembang sempurna karena ia mendapatkan sebuah tangkapan yang amat besar. Sebuah informasi yang dapat ia manfaatkan untuk menjadikan Jacob sebagai sekutunya untuk melawan Jorell ayahnya.

“Jacob kamu harus menjadi milikku apapun yang terjadi. Karena kamu adalah sebuah tangga emas yang akan menuntunku naik ke atas tahtaku.” Gumam Alice sambil melajukan mobil mewahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!