Sesampainya di sana, sang nenek melihat cucunya tengah duduk seraya menundukkan kepalanya.
Di sampingnya terdapat sosok pria tampan dan gagah, yang juga tengah duduk, namun bedanya pria itu duduk dengan tegak.
Dan dihadapan mereka, ada pak RT yang tengah duduk.
"Senja, cucuku. Apa kamu baik-baik saja?" tanya sang nenek pada Senja.
"Nenek," ucap Senja seraya memeluk neneknya itu.
"Sudahlah jangan menangis," ujar sang nenek menenangkan.
"Nek, Senja tidak berbuat yang tidak-tidak," ucapnya dengan lirih.
"Iya nenek percaya, kamu yang tenang," ucap sang nenek seraya mengelus rambut hitam bergelombang cucunya itu.
"Ada apa ini pak RT, kenapa cucu saya dibawa ke mari?" tanya nenek pada pak RT.
"Begini nek, cucu nenek kepergok tengah berciuman di dalam mobil ... "
"Lalu apa masalahnya, kami hanya berciuman, tidak lebih," sela William.
"Kami tau tuan. Tapi budaya kami berbeda dengan budaya luar, jika di luar hal yang lumrah bagi sepasang kekasih berciuman di tempat umum, maka di negara ini tidak lumrah. Jadi saya harap anda mengerti," jelas pak RT.
"Lalu sekarang hukuman apa yang diberikan pada kedua manusia ini?" ucap seseorang yang sedari tadi terus mengompori.
"Baiklah, karena nak Senja tidak terbukti melakukan hal lebih dan hanya berciuman saja, maka kali ini saya memaafkan kalian. Tapi ingat, jika kamu kepergok melakukannya lagi, bahkan melakukan hal yang lebih, dengan sangat terpaksa saya harus mengusir mu dan nenek dari kampung ini," jelas pak RT.
"Apa!! Pak RT ini bagaimana sih, jelas-jelas mereka melakukan kesalahan kok dimaafkan. Bagaimana jika anak muda yang lainnya melakukan kesalahan, dengan alasan Senja saja bisa dimaafkan, masa mereka tidak, bagaimana pak!" ucap pria yang terus mengompori tadi.
"Saya tau, dan saya yakin diantara anak muda zaman sekarang pasti sudah melakukan hal yang namanya berciuman atau bahkan lebih, dengan cara sembunyi-sembunyi, meski tidak semua dan hanya sebagian. Dan saya yakin juga tidak semua anak muda zaman sekarang melakukan hal itu, dan saya pun sudah mengatakan bahwasanya jika Senja kepergok melakukannya lagi, maka saya akan mengusir dia dari kampung ini," jelas pak RT.
"Tapi tidak bisa begitu, mereka ini tetap harus diberikan hukuman, benar begitu bapak-bapak!!"
"Benar itu."
"Benar, hukum mereka, agar tidak ada lagi yang mencontoh perilaku mereka."
Semua orang pun terus mendesak pak RT agar memberi hukuman pada Senja dan William.
"Bapak-bapak, saya harap kalian tenang," ucap pak RT.
Namun mereka tidak perduli, mereka pun terus melayangkan protes.
"Diam!!" ujar William dengan nada tinggi dan tegasnya.
Dan seketika para warga yang hadir di rumah pak RT pun diam mendengar suara William yang menurut mereka menyeramkan itu.
Sebenarnya sejak sedari tadi William berbicara mereka merasa ketakutan, apalagi melihat tatapan tajam dari seorang William.
Namun mereka berusaha untuk tidak takut.
"Kenapa kalian ini ingin sekali menghukum wanita ini," ucap William dengan dingin setelah semua orang diam.
"Kalau begitu saya akan bertanggungjawab, saya akan menikah dengannya," lanjutnya.
Dan seketika membuat semua orang tercengang, termasuk Senja dan juga neneknya.
"Apa anda yakin tuan?" tanya pak RT pada William.
"Ya."
"Baiklah kalau begitu kita bawa mereka untuk menikah," ucap pria yang terus memprovokasi warga.
Akhirnya Senja dan William pun di bawa ke salah satu pemuka agama, dan tak lama mereka pun sudah menjadi pasangan suami-isteri menurut agama.
Permasalahan pun berakhir, dan para warga pun sudah pulang ke rumah mereka masing-masing, termasuk Senja dan sang nenek yang sudah kembali ke rumahnya.
Begitu pun dengan William, ia pergi ke rumah Senja terlebih dahulu, yang dimana saat ini statusnya adalah sebagai istrinya itu.
"Tuan, tolong maafkan saya, gara-gara mengantarkan saya anda jadi kena masalah," ucap Senja dengan tulus.
"Hm, tidak apa. Ini kartu nama saya, kamu boleh datang ke perusahaan saya untuk melamar pekerjaan, saya akan meminta bagian HRD untuk menerima kamu sebagai karyawan saya. Dan saya harap kamu segera mengurus pengunduran diri pada bos mu yang dulu," ujar William.
"Kalau begitu saya permisi," lanjutnya.
William pun pergi meninggalkan Senja, tanpa membahas mengenai pernikahan dirinya dengan Senja terlebih dahulu.
Dan hal itu berhasil membuat sang nenek kecewa, lantaran William tidak membahas mengenai antara dirinya dengan cucunya itu.
Sang nenek berharap, William mau memberi kejelasan mengenai hubungannya dengan sang cucu, tapi William malah berpamitan untuk pulang, dan hal itu berhasil membuatnya kecewa, seakan-akan William menggantung status cucunya itu.
"Kenapa kamu tidak bilang padanya tentang hubungan mu dengan nya, Senja?" tanya sang nenek setelah mobil William sudah tak lagi ada di sana.
"Senja malu nek, sudah begitu banyak kebaikan yang diberikan oleh tuan William pada Senja, tapi Senja malah membuatnya dirinya terikat hubungan dengan Senja, nek," jawab Senja.
"Huffstt, tapi setidaknya kamu bicara padanya, mau dibawa kemana pernikahan kalian ini. Jika tuan William memang tidak menginginkan pernikahan mendadak ini, maka dia bisa menceraikan kamu," ucap sang nenek.
"Nenek hanya tidak ingin status kamu digantung tanpa kejelasan, takutnya kamu bertemu dengan pria yang kamu cintai, dan kamu tidak bisa bersama dengan pria yang kamu cintai lantaran kamu sudah menjadi istri orang. Ya, meski tidak ada yang tau, lantaran kalian hanya menikah secara agama saja," lanjutnya.
"Lagian kalau kamu jadi janda juga status di KTP mu masih singel, apalagi kamu ini masih perawan jadi tidak masalah bukan," celetuk sang nenek.
"Aihhh si nenek, udah ah Senja mau tidur ngantuk," ucap Senja ia pun pergi kedalam kamarnya.
Dan sang nenek pun masuk kedalam kamarnya.
Meski rumah sang nenek sederhana, tapi rumah itu memiliki tiga kamar, dan kondisi rumah itu masih bagus.
Sementara ditempat lain, William saat ini tengah melajukan mobilnya menuju panthouse miliknya.
Ia terdiam seraya berpikir, mengapa tadi ia bisa mengatakan bahwa ia akan menikah dengan wanita yang bernama Senja itu.
Bukankah seharusnya dia diam saja dan tidak perduli. Tapi saat ia melihat air mata wanita itu dan juga melihat wajah dari nenek wanita itu menjadikannya tidak tega.
Bagaimana jika mereka benar-benar di usir dari kampung itu, sungguh memikirkan itu membuatnya semakin tidak tega.
Sejujurnya ia tak sekejam itu, apalagi terhadap orang tua. Meski ia kerap kali berlaku kejam pada karyawan dan juga beberapa rekan bisnisnya yang melakukan kesalahan terhadapnya, maka ia tidak akan mengampuni orang-orang yang berbuat jahat padanya.
Tak lama ia pun sampai di panthouse miliknya, William pun segara menuju panthouse miliknya setelah memarkirkan mobilnya di area basement.
Saat sudah berada di kamarnya, ia pun melemparkan kunci mobilnya ke atas meja, kemudian ia pun masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya, ia pun masuk ke walk in closet untuk mengganti pakaiannya dengan baju tidur, dan setelah itu ia pun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang king size nya.
Tak lama ia pun mulai memejamkan matanya untuk tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments