Turin Italia
"Bagaimana Harry? Apakah kamu bisa menghilangkan semua foto aku dan Veve?" tanya Keira usai dirinya mandi karena tadi terjatuh demi menolong putrinya dan sekarang dirinya sedang bersiap - siap untuk pergi latihan.
"Maaf Kei, ada beberapa yang lolos sebelum aku bisa menghentikannya" jawab Harry dengan wajah bersalah dari balik pintu kamar tidur Keira. Harry tadi langsung menuju kamar hotel artisnya karena tahu Keira pasti sudah ditunggu oleh paparazzi dan benar saja, tadi saat dia hendak masuk lobby, sudah ada banyak para pemburu gosip disana.
Keira keluar dari kamar tidurnya dan menatap Harry cemas. "Aku Takut jika dia melihat wajah Veve, sebab sangat mirip dengannya."
"Kei, semoga dia tidak melihat tv atau sedang sibuk dengan pacarnya yang kesekian" ucap Harry dengan nada benci yang tersamar di telinga Keira.
"Aku harap begitu tapi aku tidak yakin Savero tidak melihat berita tentang aku dan Veve. Kami tinggal di negara yang sama dan bukan tidak mungkin gosip akan menerjang cepat..." gumam Keira sambil mengenakan jaket, tas Prada nya yang diselempangkan, masker dan kacamata hitam.
"Kita berangkat latihan saja dulu, Kei. Nanti kamu tidak konsentrasi..." ajak Harry sambil menghela punggung Keira bersiap keluar menuju Colosseum untuk rehearsal.
Keira berjalan menuju kamar putrinya dan tampak Vevina sedang dikucir rambut panjangnya oleh Gwen.
"Veve.. Mommy mau rehearsal dulu. Nanti biar uncle Harry yang memvideokan mommy ya?" pamit Keira ke arah putrinya yang tampak cantik dengan rambut kucir kecil - kecil dengan jepit bunga disana.
"Oke mommy. Kiss !" Vevina merentangkan kedua tangannya dan Keira pun memeluk tubuh putrinya lalu memberikan ciuman di kedua pipi, ujung hidung dan terakhir bibir mungil itu.
"Jangan nakal ya Ve. Kalau lapar, makan pizza dulu aja. Kalau bosan, minta tolong aunty Gwen pesan ke room service. Oke?" Mata coklat Keira menatap mata hazel kehijauan Vevina.
"Aye aye Captain..." seru Vevina sambil memeluk ibunya lagi.
"Mommy pergi dulu." Keira pun berdiri. "Gwen, titip Veve ya. Kalau ada apa-apa, hubungi saya atau Harry."
"Baik nyonya."
Keira memberikan kiss bye ke putrinya yang dibalas dengan gaya yang sama, lalu wanita cantik itu pun pergi bersama dengan Harry, keluar kamar hotel.
Keira masuk ke dalam lift bersama Harry dan dua orang pengawal yang dibawa manajer itu karena Keira ketahuan sudah memiliki anak. Paparazi pun heboh ingin tahu siapa ayah dari gadis cilik itu hingga menunggu Keira di depan hotelnya.
Keira dan Harry bersama dengan dua pengawalnya melihat paparazi sudah mulai memotret saat mereka hendak keluar dari lobby hotel. Mereka semua berteriak menanyakan siapa ayah gadis cilik itu namun Keira bungkam. Harry berusaha melindungi Keira, begitu juga dengan dua pengawalnya dan tak lama sopir yang disewa Harry datang dengan mobil SUV nya dan semua orang masuk lalu mobil bewarna hitam itu tancap gas meninggalkan hotel tersebut.
***
Bandara Turin
Savero Victor turun dari pesawat pribadinya dengan didampingi asistennya Joe dan dua pengawal pribadinya. Keempatnya langsung berjalan menuju mobil yang sudah disiapkan di pintu keluar.
"Dimana Keira Wyatt menginap?" tanya Savero ke asistennya, Joe.
"Principi de Piemonte" jawab Joe.
"Kamarku?"
"Sudah saya booking kan satu lantai dengan Signora Wyatt" jawab Joe.
"Good. Jadwal Keira ?" Tanya Savero sambil masuk ke dalam Bentley nya. Dua pengawal lainnya naik mobil Mercedez GLC di belakang Bentley itu.
"Rehearsal di Colosseum hingga pukul delapan malam."
Savero mengangguk. "Kita ke Colosseum dulu."
Mobil Bentley bersama dengan Mercedes GLC itu langsung berjalan keluar dari bandara Turin.
***
Colloseum de Turin
Keira memainkan piano nya dengan penuh perasaan, membuat semua orang yang melakukan rehearsal itu pun ikut bersemangat dan berusaha melakukan minor kesalahan. Sang dirigen pun ikut senang karena mereka semua sudah siap untuk pertunjukan besok malam.
"Keira ! Aku suka dengan permainan piano kamu ... Sangat indah dan menyentuh hati." Dirigen berusia sekitar tiga puluhan itu tampak menepuk bahu Keira lembut.
"Thanks" jawab Keira.
"Bagaimana putrimu? Tidak apa-apa kan?" tanya dirigen itu.
"Thanks God, she's fine" senyum pianis berusia 29 tahun itu.
"Good." Dirigen itu memandang semua musisinya. "Kita bersiap rehearsal terakhir hari ini, setelahnya kita pulang ... Untuk beristirahat. Besok pagi adalah hari penting buat kita semua."
Keira tersenyum saat melihat rekan-rekannya bersorak senang bisa pulang cepat. Besok pagi menjelang siang, Keira dan timnya akan menghibur banyak tamu undangan untuk festival anggur di Turin dan sudah pasti akan banyak orang-orang penting yang datang.
***
Savero melihat Keira dari area parkir tanpa ada keinginan untuk menghampiri wanita itu karena dirinya tidak mau membuat konsentrasi pianis itu bubar dan sudah pasti akan menutup akses untuk mempertemukan dirinya dan putrinya.
Suara ponselnya, membuat Savero mengambil benda pipih dari balik saku jasnya.
Savero Victor
"Namanya Vevina O'Leary?" tanya Savero. "Di paspor nya begitu?"
Joe yang berdiri di belakangnya hanya menatap datar Bossnya sambil mengetikkan pesan di ponselnya.
"Dia lahir dan besar di New York?" tanya Savero lagi. "Good. Kamu tunggu disana, biar aku temui putriku."
"Pelayan itu memberikan info?" tanya Joe.
"Yup. Hanya dengan selembar $100, dia langsung memberikan informasi" jawab Savero sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku dalam jasnya.
"Signora Wyatt usai acara besok pagi, malamnya langsung pulang ke New York. Tiket pesawat sudah ready dan..." Joe mengehentikan ucapannya sebab dia melihat Savero menatap Keira dari jauh dengan tatapan yang tidak bisa dibaca dari mata biru kehijauannya.
Joe tahu, Savero bukanlah pria yang mudah percaya akan segala sesuatu tapi melihat foto-foto Vevina, dia langsung mengklaim jika gadis cilik itu adalah putrinya dan Joe bisa melihat persamaan wajah Vevina dan Bossnya. Sebagai asisten yang sudah bekerja dengan Savero selama sepuluh tahun, Joe tahu karakter pria berdarah Italia, Perancis dan Irlandia itu.
Jika tidak yakin, Savero tidak mungkin mengejar seperti ini, bahkan sampai harus membatalkan kencannya dengan wanita pilihan Nonnnanya. Joe tahu nenek Savero ingin cucunya segera menikah tapi Bossnya adalah pria yang tidak mau sembarangan maju ke altar apalagi karena dijodohkan.
Melihat bagaimana Savero menatap Keira dan Joe tahu, Bossnya ingin mendapatkan semua nya, baik putrinya beserta ibunya. Hanya saja Joe belum yakin apakah Keira mau menerima Savero.
"Joe ..." panggil Savero.
"Sì Signor?"
"Harry Lawson masih menjadi manajer Keira?" Savero menunjuk ke arah pria yang berbicara sangat dekat pada Keira.
"Masih Signor."
Rahang Savero mengeras. "Aku tidak suka pria itu dekat-dekat dengan Keira."
Joe hanya tersenyum smirk.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
amilia amel
otw bucin nih savero.... dan ya keira sifatnya memang mirip kimberly... yg hanya 1 laki² saja dihatinya
2023-11-04
4
Maryam Husni Atin
critanya seru..punya ditambihi Thor..hehe
2023-11-02
2
Ratna Florenzi
ada yg cemburu nih...
2023-11-02
2