POV Author.
"Bagaimana situasinya?" tanya Dewa yang baru saja memasuki ruangan karyawannya.
Helena langsung menjawabnya sambil menghampiri Dewa dan menunjukkan iPad, yang menampilkan keinginan pelanggan yang mendesak "Ibu Hanih ingin serum dna salmon yang baru saja launching 500pcs di pukul 7 malam ini Pak".
"Ibu Hanih yang itu? Dia--" sahut Stefan. Stefan adalah staff di Tim Manajemen.
"Itu di jadwalkan untuk tiba di Jakarta besok, jadi saya rasa ngga cukup dengan stok yang ada disini" sahut Raisa menimpali.
"Helena dan Raisa periksa ada berapa stok, yang belum terjual sisa launching tadi" ucap Dewa ke Helena dan juga Raisa. "Lala siapkan serum yang manfaatnya mirip dengan serum dna salmon, seandainya stok serum dna salmon saat ini tidak mencukupi" lanjut Dewa ke Lala.
"Baik pak" jawab Lala.
"Seharunya Lala yang harus mengabari bu Hanih" lanjut Dewa ke tim.
"Bukannya saya harus melakukannya karena saya yang ditelepon olehnya Pak?" sahut Helena ke Dewa. Lala langsung menatap ke Helena dan Dewa.
"Aku yang akan menghubunginya, lalu Lala selanjutnya yang menemuinya langsung" sahut Dewa menanggapi pertanyaan Helena. "Seseorang dengan posisi lebih tinggi akan memberi kesan, bahwa kita memperhatikannya" ucap Dewa lagi langsung menatap Lala dengan tegas.
Helena hanya menarik nafas perlahan melihat situasi ini, Raisa dan Stefan hanya diam kebingungan. "Baik pak" sahut Lala merasa canggung dengan sifat Dewa sang suami sekaligus atasannya dikantor.
Iya di kantor PT. Future Bright ini, Dewa alias suami Lala menjawab sebagai Manajer Tim Manajemen, sedangkan Lala sang istri Dewa, menjabat sebagai Wakil Manajer Manajemen. Mereka bekerja di satu perusahaan, satu tim, tetapi berbeda ruangan. Ruangan Lala bergabung dengan 3 teman timnya yang lain, yaitu Raisa, Helena dan juga Stefan. Sedangkan ruangan Dewa masih berada di lantai yang sama dengan para staff Tim Manajemen, hanya dibatasi dengan ruangan kaca tersendiri.
"Stefan, hubungi tim pajak dan periksa dokumen yang diperlukan nantinya" perintah Dewa ke Stefan.
"Tapi ini sudah diluar jam kerja pak, bagaimana saya harus--" tanya Stefan ke Dewa, yang sudah berlalu ingin pergi meninggalkan ruangan kerja staffnya. Dewa pun menatap kesal ke Stefan.
"Aku akan membantunya pak" sahut Lala sambil mengangguk ke Dewa, Dewa hanya menatap Lala dan juga Stefan, lalu berkata kembali ke tim. "Ini customer penting kita, jadi jangan membuat kesalahan" kata Dewa ke tim.
"Baik pak" sahut Raisa, Stefan, Helena dan juga Lala.
Dewa pun memasuki ruangan yang terbuat dari kaca khusus untuk dirinya sendiri.
"Stefan, kita bisa mengubungi tim lain di luar jam kerja, jadi ada kontak darurat di setiap departemen" kata Lala menjelaskan ke Stefan, dan Stefan langsung menghampiri Lala sambil mengambil beberapa lembar kertas, berisi kontak yang bisa Stefan hubungi, untuk membantunya menyelesaikan tugas yang diberikan Dewa tadi.
"Baik bu" jawab Stefan sungkan. "Bu, apa saat ini kita sedang menghandle pesanan bu Hanih istri dari Presir PT Baja?" tanya Stefan, dan Lala hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Stefan.
"Kalau begitu, apa ini-- ahh orang-orang kaya itu memang sangat berbeda". Ucap Stefan kembali.
"Yang di inginkan customer kita, adalah mendapatkan produk yang dia inginkan, tugas kita adalah memenuhi kebutuhan setiap customer" ucap Lala ke Stefan.
"Baik bu" jawab Stefan kembali sungkan atas ucapannya barusan.
Di ruangan direktur.
"Kalau begitu, mari kita kirim pilihan serum ini ke bu Hanih, bisa kamu melakukannya sendiri La?" tanya Dewa ke Lala, saat ini Lala sedang memberikan beberapa pilihan serum yang fungsinya menyerupai serum dna salmon.
"Baik pak" jawab Lala dan ia langsung bergegas ke meja kerjanya kembali.
Dewa keluar dari ruangan. "Apa ada jawaban dari pihak pengiriman ke Jakarta" tanyanya ke tim.
"Belum pak, saat ini saya terus mencari cara agar terhubung dengan mereka" jawab Raisa cepat.
"Lalu tim pajak?" tanya Dewa ke Stefan.
"Itu--" jawab Stefan gugup. "Mereka menanyakan dokumen apa yang saya butuhkan, tapi belum ada yang memberitahuku" ucap Stefan.
Raisa, Lala dan Helena hanya bisa diam sambil sesekali melihat Stefan yang sedang di cecar pertanyaan oleh Dewa. "Kenapa kamu hanya diam menunggu seseorang mengajarimu?" tanya Dewa ke Stefan "Kalau tidak tahu, kamu harus bertanya dan segera bertindak" lanjutnya.
"Maaf pak" ucap Stefan.
"Aku akan memeriksanya" sahut Lala dari meja kerjanya.
Semua menatap Lala.
"Kamu bukan pengasuhnya kan? Kamu akan selalu menjaganya?" tanya Dewa dengan nada sinis ke Lala "Kamu punya pekerjaan sendiri sekarang, biarkan dia melakukan pekerjaannya sendiri" lanjut Dewa ke Lala yang hanya menunduk.
"Maaf pak, akan kujelaskan padanya agar dia bisa bekerja sendiri" jawab Lala ke Dewa.
Dewa pun kembali berlalu pergi memasuki ruangannya kembali. Stefan menganggukkan kepala tanda hormat ke Lala yang dibalas Lala dengan senyuman.
POV Lala
Aku berjalan mengikuti petugas sipir perempuan yang bertugas menjaga lapas dan mengarahkannya ke ruangan besuk yang ingin ku kunjungi.
"Kami berusaha keras agar media ngga menyebarkan berita, kami sudah menyerahkan diagnosis tertulis tentang ibu dan surat dokter untuk jaminannya." Aku mendengar suara seseorang pada saat langkah kakiku semakin dekat dengan ruangan besuk tahanan. Terlihat seorang wanita yang berumur kisaran 40 tahunan yang memakai baju tahanan sedang memegang rokok di tangan kanannya. Dan juga seorang perempuan muda yang berpakaian dengan rapih, duduk di depan tahanan itu. Aku pun menghampiri mereka.
"Saya Lala, wakil direktur tim manajemen PT. Future Bright" ucap Lala memperkenalkan diri.
"Petugas pengadilan mengawasi kontroversi dengan syarat khusus, mungkin tidak mudah membebaskan ibu hari ini, karena polisi menemukan narkoba di lokasi, dan ada banyak saksi" kata pengacara ke tahanan tersebut. Ya, wanita muda itu adalah seorang pengacara dari tahanan yang duduk di depannya itu.
Sang tahanan terdengar marah, "Pengacara Putri" kata tahanan perempuan itu ke pengacara tersebut, yang bernama Putri "Itu sebabnya aku membayar mahal untuk firma hukummu. Kenapa aku membayar sebanyak itu, jika kamu akan mengatakan itu?" tanya si tahanan ke pengacara Putri "Bukankah begitu? Kalau aku masih di sini sampai pukul 7 malam lebih, cari pekerjaan lain ya" lanjutnya lagi.
"Baik bu" jawab pengacara Putri sambil menunduk takut.
Aku yang di lirik oleh si tahanan pun hanya bisa tersenyum, lalu sambil memberi isyarat ke pengacara Putri untuk bergeser dari tempat duduknya saat ini "Pengacara Putri" sapaku ramah sambil tersenyum.
Aku langsung duduk, di ikuti pengacara Putri dan juga 2 asisten pengacara Putri yang sejak tadi ikut mendampinginya menemui tahanan perempuan yang tidak lain adalah ibu Hanih.
"Apa ini?" tanya ibu Hanih kepada ku.
"Ibu bisa memperhatikan satu persatu wajah kami, sebelumnya sudah dioleskan dengan beberapa serum yang berbeda, dengan hasil yang ibu bisa lihat sendiri, hasilnya di kulit wajah ini, karna kami tidak di perbolehkan untuk membawa apapun kesini, jadi saya berinisiatif untuk bekerjasama dengan pengacara Putri, dan ini mirip dengan hasil pemakaian Serum DNA Salmon" ucapku menjelaskan.
"Mirip?" tanya ibu Hanih meremehkan. Aku dan tim pengacara tadi hanya diam saja sambil tetap tersenyum.
"Baiklah tolong pilihkan satu serum yang menurut kalian terbaik agar teman-teman saya dan keluarganya puas menerima hadiah dari saya" lanjut bu Hanih memerintah ku.
"Siap bu kami akan siapkan semua, sebelum ibu keluar dari sini jam 7 malam" jawab ku senang. Aku dan tim pengacara Putri pun melangkah keluar, meninggalkan bu Hanih yang masih berada di tahanan.
"Terimakasih ya Pengacara putri" ucapku ke pengacara Putri sesampainya kami di luar menuju parkiran mobil.
"Mencari nafkah itu menyebalkan, ya gak?" respon pengacara Putri menanggapi ucapan terimakasihku tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
YuWie
sampe bab ini malah semakin bingung aku untuk para pemeran nya
2024-09-07
1
Kotodeva
pelakor liciik
2023-11-11
1