Tak tak tak
Melihat Ellita yang berjalan dan berdandan mempesona dengan baju keluaran terbaru dari butik ternama banyak pelayan yang melirik dan menggosipkan nya.
"Waw lihat nona Ellita padahal baru semalam dia di marahi habis-habisan oleh tuan Duke tapi sekarang mau keluar foya-foya lagi." Kata salah satu pelayan yang melihat Ellita hendak keluar.
"Shut! jangan keras-keras kalau Nona sampai dengar bisa di pecat kamu." Kata teman nya yang lain sambil berbisik.
Ellita : " ... " Ellita yang telah mendengar semua nya.
"Ah gak mungkin, biarpun nona Ellita begitu tapi Nona gak pernah sekalipun berbuat jahat sama orang-orang yang seperti kita ini." Balas pelayan yang lain.
"Huh itu tau, kenapa masih di digosipin juga heran deh." Ucap nya dalam hati.
"Iya sih, cuma aku agak iri saja nona Ellita bisa hidup sesuka nya dan ada juga keluarga yang mendukung nona Ellita dari belakang." Balas pelayan yang pertama tadi.
"Sudah-sudah setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing, biarpun kita rakyat biasa tapi setidaknya kita tidak di wajibkan untuk berperang, berbeda dengan keluarga bangsawan setidaknya satu orang dari keluarga harus berperang setiap tahunya." Kata pelayan lainnya.
"Ya perang, seperti ini lah dunia di sini, setelah kedatangan jiwa asing banyak monster yang berubah menjadi semakin ganas, dan itu semua seperti batu loncatan untuk mereka menjadi orang yang di hormati di sini."
Saat dia mengetahui selak beluk semua kejadian dia dunia ini, dia jadi tahu apa yang harus di lakukan selanjutnya.
Semalam sesudah dia makan dan mandi, dia langsung berlari dan memeluk orang tua nya sambil menangis seperti anak kecil yang membuat ayah dan ibu nya terkejut.
Orang tuanya mengira bahwa dia sudah mengetahui kesalahan yang dia buat dan sedang meminta maaf pada mereka karena telah membuat mereka khawatir dan marah.
Melihat dia menangis dengan sangat menyedihkan membuat mereka kasihan, bagaimanapun dia adalah anak perempuan mereka satu-satunya yang yang sudah mereka tunggu-tunggu karena garis keturunan mereka yang sangat jarang melahirkan anak perempuan.
Untuk membuat dia berhenti menangis, tentu saja ayahnya mencabut hukuman yang sudah dia berikan, dan dia juga mendapatkan uang saku yang banyak untuk dia foya-foya di luar.
Dan Ellita yang sudah merasakan kehidupan kapitalisme di dunia modern tentu saja dengan senang hati menerima uang tersebut dan berhenti menangis, mengecup ayah dan ibunya dengan manja sebagai ucapan terima kasihnya.
Mengingat kenangan semalam membuat Ellita tersenyum senang sambil mengelus tas nya yang berisi cek uang yang banyak.
Sesampainya di depan gerbong, Ellita melihat seorang kesatria yang dengan sopan menunggu nya dan langsung mengawalnya untuk masuk ke dalam gerbong.
"Mau di antar kemana Nona?" tanya Kesatria itu dengan sopan.
"Ke tempat lelang." Balas Ellita dengan anggun.
"Baik, silahkan naik Nona." kata Kesatria itu sambil menawarkan tangan nya dengan sopan untuk mengawal Ellita naik ke atas gerbong.
Sesudah di dalam gerbong Ellita langsung menutup rapat pintu dan jendela gerbong tersebut dan langsung mengeluarkan buku yang sampulnya sudah berubah menjadi emas.
Memang benar apa yang di katakan suara yang muncul di pikiran nya semalam, kalau dia sudah membuka buku tersebut dia akan tahu dengan sendirinya apa yang harus dia lakukan.
Saat tadi pagi dia bangun tidur, buku itu secara ajaib melayang di depan wajahnya dan langsung terbuka halaman yang berisi apa yang harus dia lakukan selanjutnya.
"Menyelamatkan seorang budak keturunan serigala yang di lelang." Gumamnya pelan, dia langsung tahu siapa yang harus dia selamatkan, dari informasi yang dia dapatkan dan sudah lengket di otaknya dan dari ingatannya dulu, serta dia juga pernah bertemu orang itu, walaupun hanya sekali, tapi sangat membekas di ingatannya karena pertemuan yang tidak menyenangkan.
Ya tidak menyenangkan kerena orang itu hampir membunuhnya dan membuatnya takut setengah mati karena dia berubah menjadi serigala yang ganas di depannya.
Walaupun dia tahu orang itu tidak bermaksud begitu, tapi tetap saja itu membuat dia trauma dan bermimpi buruk.
"Hah ... Mengingat kejadian dulu membuat aku sangat marah."
Tok tok tok
"Nona kita sudah sampai."
Ellita menarik nafas dan menenangkan emosi yang berlanjut, dia merapikan rambut dan pakaian nya sebelum membuka pintu gerbong.
"Nona silahkan." kata Kesatria itu sambil menawarkan tangannya untuk membantu Ellita turun dari gerbong.
"Ah. Sebaiknya kita memakai jubah agar tidak terlalu mencolok." Lanjut Ellita sembari berjalan ke depan.
"Baik, Nona silahkan tunggu sebentar disini." Karena ini adalah tempat yang ramai dan terkenal akan keamanannya, kesatria tersebut percaya diri untuk meninggalkan nya di dekat alun-alun
Lagipula toko yang akan dia datangi ada di tepat di depan mereka, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan.
"Hmm." Balas Ellita. Melihat kesatria tersebut sudah memasuki toko dia duduk di kursi yang di sediakan di dekat air pancur sambil melihat orang berlalu lalang.
Sambil menyilangkan kakinya dan mengayunkan kaki nya kedepan dan belakang dengan pelan, suasana hatinya yang sempat buruk menjadi baik karena melihat kehidupan yang harmonis di depannya.
Tidak sadar Ellita tersenyum mempesona, dengan angin yang menyibakkan rambut dan pakaiannya dengan lembut, menjadi pemandangan bagi orang-orang yang sudah melihat Ellita duduk dengan tenang di dekat air mancur.
Dengan kecantikan yang menyilaukan, dan kulit nya yang bersinar di bawah matahari, serta wajahnya yang mulus dan tidak sedikitpun terlihat pori-pori di wajahnya, menjadi pemandangan yang menyejukkan mata bagi orang-orang yang memandang nya.
Tidak sadar bahwa dia telah menjadi pemandangan indah bagi orang-orang, Ellita mengamati berbagai macam orang yang berlalu lalang, ada anak kecil yang menjual koran, ada ibu dan anaknya yang sedang bersenda gurau, ada yang menjual makanan jalanan dan lain-lainnya.
"Kakak cantik mau beli permen?"
Melihat anak kecil yang lucu dan menggemaskan di depannya, dan matanya yg cerah dan berkilau belum tertutupi dengan kotoran dan kejam nya dunia ini, dia terdiam.
Melihat kakak cantik di depannya hanya diam, anak itu berpikir bahwa bahwa kakak cantik ini tidak mendengar suaranya.
"Kakak permen ini sangat enak dan harga nya juga murah, kalau kakak beli lebih dari 3 akan saya kasih bonus dengan murah hati heheh."
Sangat ceria dan sudah mengetahui trik-trik menarik pelanggan, Ellita menahan senyum melihat anak di depannya.
"Ah benarkah? kalau begitu akan kakak beli semuanya karena kamu bilang itu enak."
"Benarkah?"
Anak kecil itu semakin semangat setelah mendengar kata-kata Ellita.
"Ya, tapi kalau permen ini tidak enak kamu anak kecil akan masuk penjara karena penipuan."
Oke dia sangat kejam kerena menakuti anak orang lain.
"Tidak-tidak ! Ini adalah permen buatan ibu ku sendiri jadi pasti sangat enak! Karena ibuku adalah koki yang sangat hebat!"
"Ohh sangat percaya diri?"
"Tentu saja! Kalau kakak tidak percaya kakak bisa coba satu dengan gratis, tapi hanya bisa satu saja ingat!"
Ellita tertawa melihat anak yang tidak kenal takut ini. Dia mengambil satu permen dan langsung mencobanya.
"Enak kan kak?"
"Yahh lumayan."
"Kalau begitu aku gak berbohong, karena berbohong itu adalah perilaku anak nakal."
"Ya ya ya, sangat cerdas dan bijak."
Puji Ellita sambil mengusap kepala anak tersebut.
"Baiklah kakak beli semuanya."
Anak itu dengan semangat membungkus semua permen yang dia punya, setelah mendapatkan permen yang lumayan banyak Ellita langsung menyerahkan uang nya ke tangan anak tersebut.
"Eh kakak ini terlalu banyak! Saya tidak ada kembalian nya."
Kata nya dengan malu.
"Kalau begitu ambil saja kembaliannya." Balas Ellita cuek dan membuka bungkusan permen yang baru dan memakannya dengan nikmat.
"Kakak yakin?"
"Hmm"
"Benar-benar yakin?"
"Anak cerewet, kakak sangat kaya jadi tidak masalah kehilangan uang itu." Balas Ellita dengan sombong sambil mengangkat dagunya dengan angkuh
Anak kecil : " ... " Yah senang menjadi kaya, baru kali ini dia melihat kakak yang cantik tapi memiliki kepribadian yang lumayan buruk.
"Baiklah, ingat kak jangan terlalu banyak makan permen nanti gigi kakak bisa ompong seperti nenek-nenek!"
Setelah meneriakkan kata-kata itu, anak itu langsung lari secepat kilat.
Ellita : " ... " Oke anak itu balas dendam karena dia memamerkan kekayaannya.
"Ptff!"
Mendengar suara tawa, Ellita langsung menghadap belakang tapi tidak melihat siapapun yang ada di dekatnya.
"Apa aku salah dengar?"
Tanya nya bingung.
......................
Ditempat lelang
Ellita duduk di kursi yang di khususkan untuk pelanggan VIP, dia dengan tenang menyaksikan berbahagia barang yang ada di panggung.
Ada perhiasan yang sudah ada dari ratusan tahun, obat mujarab, benda-benda untuk perlindungan diri dan masih banyak barang berkualitas lainnya.
Sudah banyak orang yang menawarkan barang yang menarik minat mereka, Ellita hanya diam melihat harga barang yang semakin melambung tinggi dengan banyak nya peminat.
"Mungkin sebentar lagi" Katanya pelan
Tidak lama setelahnya terjadi keributan di belakang panggung dan terdengar suara keras sampai semua pelanggan yang akan menawar barang terdiam dan menjadi waspada.
"Nona sebaiknya kita pergi dari sini"
"Tidak perlu, aku ingin melihat apa yang akan muncul selanjutnya."
Mendengar perkataan Ellita yang tenang, kesatria itu hanya bisa menurut, tangannya tidak lepas dari gagang pedang yang ada di pinggang nya, jika terjadi sesuatu dia hanya akan menebas semua yang menghalangi dan membawa nona nya pergi.
Pembawa acara sibuk menenangkan para tamu yang sudah melayangkan protes, tapi sebelum keadaan menjadi tenang, dari belakang panggung keluar seorang pria dalam keadaan yang menyedihkan, mungkin dia mencoba kabur tapi dengan cepat di hentikan oleh beberapa penjaga yang mengejar nya.
Mereka melayangkan cambukan kepada pria yang sudah dalam keadaan menyedihkan itu.
Nafas Ellita menjadi sesak melihat pemandangan yang kejam, dia dengan cepat berdiri dan mengangkat papan nomor nya untuk menawar harga.
"Berhenti! saya akan membeli yang itu!" kata Ellita dengan dingin. Dia berusaha menjaga raut wajahnya tetap tenang dan menggenggam papan nomor dengan kuat untuk menghentikan tangan nya yang bergetar.
"Ahhh Nona ini barang rusak dan tidak bisa Nona pergunakan nantinya." Balas Pembawa acara tersebut.
Tapi raut wajahnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan nya, jika barang rusak ini bisa di jual dengan harga tinggi dia akan untung besar, dan tidak perlu capek-capek mengurusi budak yang tidak patuh ini.
"50 juta."
Kata Ellita tidak ingin bertele-tele.
"Ahh baiklah kalau begitu ... "
"60 juta!"
Sebelum pembawa acara selesai, ada orang lain lagi yang menawarkan harga yang lebih tinggi, pembawa acara itu sangat senang, karena budak yang dia anggap tidak berguna ternyata bisa membawa keuntungan untuknya.
Ellita mengernyitkan alis nya mendengar suara itu, tapi dia yakin dia akan menang.
"70 jua."
Balasnya lagi dengan santai.
" ... 75 juta!"
"85 juta."
Melihat kedua wanita memperebutkan budak dengan sengit dan harga selangit, banyak orang yang memandang dengan cemoohan mengejek, tapi Ellita dan saingannya tidak peduli sama sekali.
Setelah menaikkan harga tawaran, wanita itu yang menjadi lawan nya sempat terdiam lama.
" Baiklah! Apa pelanggan nomor 30 masih ingin menawar? Saya akan menghitung sampai tiga, jika tidak ada lagi yang menawar barang ini akan menjadi milik pelanggan nomor 3!"
"Satu ... Dua ... Ti"
"100 juta!"
Mendengar harga yang berlipat ganda, banyak orang berbisik-bisik, mempertanyakan apakah harga nya akan semakin naik, atau salah satunya akan menyerah.
"Hahah ... 150 juta."
Balas Ellita masih dengan tenang, dia benci harus lebih lama bertele-tele seperti tadi.
Udara sekitar membeku, orang bodoh mana yang membuang uang hanya untuk budak rusak dan jelek.
"Ka-Kamu!"
Yang menjadi saingannya sangat marah, dan berteriak sambil menunjuk Ellita dengan jarinya.
"Apa? Jika ingin marah, marah lah pada dirimu yang miskin."
Kata Ellita dengan mengejek dan nada suara yang sangat menghina.
Wanita yang menjadi saingan nya itu terdiam, dan hanya terdengar helaan nafas yang memburu, mungkin tidak bisa lagi berkata-kata atau mungkin dia sangat marah sampai dia terdiam.
"Selamat! Barang ini akan menjadi milik pelanggan nomor 3!"
Pembawa acara buru-buru mencairkan suasana yang mencekam.
"Setelah ini pelanggan yang terhormat bisa langsung menyelesaikan pembayaran, mari nona anggota saya akan mengantar anda."
Mungkin takut Ellita berubah pikiran, pembawa acara tersebut cepat-cepat meminta Ellita untuk membayar langsung.
Tentu Ellita tidak keberatan, lagipula dia sudah muak berlama-lama disini.
"Ahh ... lain kali jika ingin membeli barang lelang bawalah uang yang banyak, ups! Aku lupa kamu sangat miskin bahkan tidak memiliki uang melebihi 100 juta."
Sebelum pergi lagi-lagi Ellita menghina saingannya itu dengan suara yang lembut tapi kata-kata yang membuat orang marah hingga muntah darah.
Dia berjalan dengan anggun ke belakang panggung, dan dia tidak lupa mengibaskan rambutnya dengan sok dan mendengus dingin.
Orang-orang: " ... "
Wanita: " ... "
Sungguh penuh kebencian! bahkan saat dia akan pergi lagi-lagi tidak lupa membuat orang sangat marah!
......................
"Nona kunci nya." Kata Petugas itu sambil menyerahkan kunci tersebut kepada Ellita.
"Jika dia masih melawan Nona bisa menekan tombol yang ada di kunci tersebut." Lanjutnya.
Melihat kondisi tubuhnya yang mengenaskan Ellita langsung memerintahkan kesatrianya untuk mengangkut dan meletakan orang tersebut di dalam gerbong.
"Nona yakin tidak papa di tinggal di dalam bersama orang ini?" tanya Kesatria itu dengan cemas setelah berhasil membawa orang itu ke dalam gerbong.
"Gak usah khawatir, lagian kunci nya ada di tangan saya." Kata Ellita cuek dan langsung menutup pintu gerbongnya.
"Huf ... sungguh hari yang melelahkan."
Melihat kondisi lelaki yang tergeletak tak bergerak di kursi depannya Ellita dengan cepat mengeluarkan obat penyembuh yang sudah dia persiapkan.
Dengan pelan dia mengangkat kepala lelaki itu dan menuangkan obat tersebut dengan pelan ke mulutnya.
Melihat luka-luka nya berlahan menutup dan tidak separah sebelumnya Ellita menghela nafas, karena hanya obat ini lah yang dia punya.
Ini adalah obat yang di berikan orang tuanya untuk dia simpan dan selalu bawa jika dia pergi keluar, walaupun dia tidak pernah terluka orang tuanya selalu memberikan dia obat dengan kualitas terbaik.
Melihat hanya tinggal keropeng yang tersisa pada luka lelaki itu, Ellita mengangguk pasti kerena obat nya bekerja dengan baik.
Karena tugasnya sudah terselesaikan dengan baik, muncul buku yang mengambang di depan wajah Ellita dengan di lapisi cahaya.
'Selamat telah berhasil melewati rintangan pertama!'
Setelah Ellita selesai membaca tulisan yang ada di lembar buku tersebut, tulisan itu menghilang dengan sendirinya dan tergantikan dengan tulisan yang lain.
'Keberuntungan pahlawan wanita berkurang dari 100% menjadi 90%'
'Apakah tuan ingin menerima hadiah?'
"Tentu saja."
Balas Ellita langsung.
'Selamat! potensi pada diri tuan yang sesungguhnya sudah terbuka!'
'Kalau begitu bersenang-senang lah, dan sampai jumpa lagi!'
Setelah buku itu kembali seperti semula, seluruh tubuh Ellita di selimuti cahaya yang sangat terang, walaupun dia sempat panik tapi cahaya yang menyelimuti tubuhnya membuat dia nyaman dan hangat.
Secara bertahap seluruh cahaya itu meresap ke tubuhnya.
Dengan pelan Ellita membuka matanya, dan merasakan tubuhnya terasa ringan dan enerjik.
Seperti di bimbing oleh sesuatu, dia dengan pelan meletakkan tangannya di dada lelaki yang masih pingsan di depannya itu.
Dan dengan ajaib semua keropeng yang ada di lukanya sembuh dengan sangat cepat, dan tidak ada luka sedikitpun di tubuhnya, seperti tidak pernah terluka sama sekali.
"Ahh ... Inilah potensi pada diriku yang sebenarnya?"
Sampai kematiannya dia tidak pernah tahu bahwa dia memiliki kekuatan seorang penyembuh, seorang penyembuh yang langka di kekaisaran ini.
Saat dia hendak mengangkat tangan nya, tangan nya ditangkap dengan cepat.
"Tolong jangan berhenti Nona" Kata Pria itu dengan lemah.
"Kamu sudah sembuh tentu saja aku harus berhenti."
Mendengar kata-kata Ellita, lelaki itu membuka matanya dengan pelan, bulu matanya lentik dan tebal, dan warna matanya yang berwarna perak semakin memperjelas kecantikan yang ada di depannya.
Sangat tampan, setidaknya dia tidak sia-sia mengeluarkan uang yang cukup banyak.
Lelaki itu duduk dengan pelan dengan tangan Ellita masih ada di genggaman nya.
Tiba-tiba dia langsung menjatuhkan lututnya di lantai gerbong yang membuat Ellita terkejut.
"A-apa yang kamu lakukan? Berdiri cepat!"
"Karena nona telah menyelamatkan hidup saya, mulai sekarang hidup saya menjadi milik nona."
"Tolong terimalah kesetiaan saya."
Kata nya dengan lembut dan serius, tanpa menunggu respon Ellita, dia menempelkan keningnya di telapak tangan Ellita.
"A-apa?" tanya Ellita bingung, karena tiba-tiba menghadapi situasi yang tidak dia sangka.
"Saya mohon Nona ... " lanjut nya dengan lemah.
"Baiklah, tolong kamu lepaskan tangan saya dulu."
"Ahh ... Maafkan saya Nona, karena tidak sopan." Kata Pria tersebut sambil melepaskan tangan Ellita.
Tapi raut wajahnya tidak menunjukkan penyesalan sama sekali. Dia hanya memandang Ellita dengan semangat seperti anjing yang menunggu majikannya, tidak dia bukannya anjing tapi serigala oke!
"Gak masalah." Kata Ellita lagi dengan sedikit kesal.
"Nama saya Ellita Clarabell." Walaupun dia sudah tahu siapa yang ada di depannya ini tapi Ellita tetap memperkenalkan dirinya.
"Saya Sean Armstrong, akan mengabdikan sisa hidup saya kepada Nona Ellita dan akan selalu melindungi Nona Ellita dimana pun dia berada."
Kata Pria itu dengan serius sambil meraih tangan Ellita dan mengecup punggung tangan nya dengan sopan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
✎🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🐣✍
🤩
2023-12-14
1
Amanda
Menggugah rasa ingin tahu
2023-11-01
1