kehidupan yang keras

"dika..tolong sambungkan telfon saya pada paman titus" hendrik berbicara melalui telfon dengan dika asisten titus lahida.

"baik pak hendrik.." balas dika sambil menyerahkan telfon kepada paman titus.

"bos.. dari pak hendrik..dia ingin bicara pada anda" sambung dika.

"yaa..hendrik!!..ada apa??" ucap paman titus dengan nada datar.

"paman, kami sudah menangani si erwin..sekarang dia berada di tangan kami" ucap hendrik.

"bagus..kerja bagus hendrik..kalian sekarang ada dimana?" wajah paman titus terlihat senang mendengar ucapan hendrik.

"kami sekarang berada di gudang, di jalan harapan" sambung hendrik.

"baik..saya akan segera ke sana" paman titus mengakhiri pembicaraan itu.

Gudang di jalan harapan adalah sebuah gudang kosong, dulu gudang itu di fungsikan untuk menampung minuman keras milik paman titus. Namun sejak tiga tahun yang lalu, gudang itu sudah tidak terpakai lagi, paman titus lebih memilih membuat gudang baru yang lebih besar dan juga lebih strategis untuk memudahkan distribusi minuman keras di berbagai kelab malam milik paman titus maupun yang berada di bawah perlindungannya. Selain itu pengawasan di gudang baru lebih mudah di bandingkan gudang di jalan harapan di sebabkan lokasinya yang agak terpencil, di tempat itulah hendrik menahan erwin.

"tolong..saya mohon ampun..saya berjanji tidak akan macam-macam pada titus lagi" erwin memelas memohon ampun.

di dalam gudang tersebut erwin di dudukkan pada sebuah bangku, pakayannya telah di lucuti oleh akmal dan hendrik, menyisakan kolor berwarna putih yg di penuhi barcak darahnya sendiri. Matanya di tutup menggunakan kain dan Tangannya di ikat ke belakang sedangkan kakinya di ikatkan pada bangku tersebut.

"tolong ampuni sayaa.." erwin memohon agar di ampuni

"katakan itu pada paman titus!!" ucap hendrik

"tapi sebaiknya kamu jangan berharap terlalu jauh..pamanku itu orang yang memegang janjinya..tapi dia sangat- sangat tidak suka bila ada yang menghianatinya..dan kamu sendiri tau itu erwin" sambung hendrik.

Beberapa saat kemudian sebuah mobil sedan mewah berhenti di depan gudang. Di belakang ada beberapa mobil jenis suv mengawalnya, "bos titus sudah tiba" bisik akmal. mendengar bisikan akmal, hendrik menoleh ke belakang. Dia melihat sosok paman titus berjalan mendekat ke arahnya. Di belakangnya menyusul belasan anak buahnya mengikuti.

Srekkk..!!

penutup muka erwin di buka dengan kasar. Dia mengedip-kedipkan matanya yang silau karna terlalu lama di tutup. Setelah matanya bisa menyesuaikan dengan cahaya sekitar, tampaklah olehnya paman titus berdiri di hadapannya, menatapnya dengan tatapan penuh kepuasan.

"selamat berjumpa kembali erwin..hahahah..sayang sekali perjumpaan kita kali ini sangat tidak menyenangkan buatmu" paman titus sangat puas melihat erwin saat ini.

"titus..saya mohon ampuni saya.. bari saya kesempatan saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya" erwin memelas memohon pada paman titus.

paman titus tersenyum menggelengkan kepalanya "heheheh tidak erwin!!..saya sudah memberimu kesempatan pada saat kita membuat kesepakatan.."

" aku mohon ampun titus..tolong beri saya kesempatan" ucap erwin.

namun paman titus tetap menggelengkan kepalanya, sambil memegang dagu erwin. "tidak ada lagi kesempatan..!!!"

Paman titus kemudian berdiri, berbalik pada salah satu anak buahnya dan memberikan kode..

melihat kode dari paman titus, anak buahnya itu mengeluarkan sebuah pistol jenis glock di lengkapi peredam yang sebelumnya di selipkan pada pinggangnya, kemudian menyerahkan pada paman titus.

"titus..tolong ampuni aku..jangan bunuh saya saya mohon" erwin semakin ketakutan, siapa yang tidak tau dengan kekejaman titus lahida.

"titus saya mohon jangan lakukan itu say...."

shuffttt....!!!! Pistol glock itu menyalak..menembakkan pelurunya, di ujung peredamnya percikan api tersembur keluar. tembakannya mengenai kepala erwin tepat di antara kedua keningnya. Erwin ambruk ke lantai tanpa sempat menyelesaikan kalimatnya. Dia mati di tangan musuh bebuyutannya yang terkenal akan kekejamannya.

Akmal hanya bisa berdiri mematung menyaksikan adegan kejam yang terjadi di hadapannya. tubuhnya kaku, darahnya seperti membeku dia hanya bisa menatap nanar mayat bos erwin di hadapannya yang sudah bersimbah darah.

"kerja bagus nak!!.. Kamu harus membiasakan diri dengan ini..dunia yang kamu pilih ini adalah dunia yang keras..kamu harus membunuh kalau tidak kamulah yang akan terbunuh.." ucap paman titus kepada akmal yang sepertinya syok dengan apa yang sudah terjadi.

paman titus kemudian memanggil salah satu anak buahnya "bereskan sisanya!!" perintah paman titus pada anak buahnya itu.

"siap bos!!"

setelah paman titus meninggalkan gudang tersebut, hendrik berjalan ke arah akmal, dia kemudain tersenyum padanya sambil menepuk bahunya tanpa mengucapkan sesuatu dan berlalu pargi meninggalkan gudang itu, meninggalkan akmal yang masih diam terpaku menatap anak buah paman titus yang sedang membereskan mayat erwin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!