Bab 5 Penyusup.

"Tuan, wanita tawanan sudah datang. Ia sudah berada di halaman," ucap seorang laki-laki dengan tegas. Membuyarkan lamunan Bastian.

Bastian segera membalikan tubuhnya menghadap Daniel anak buahnya yang sudah berdiri di ambang pintu kamar.

"Bawa dia masuk, ingat jangan ada yang menyakiti. Tunggu aku turun ke bawah, Aku yang akan membawanya sendiri ke kamar," ucap Bastian dengan bibir bergetar.

"Siap Tuan!"

Entah tiba-tiba jantung Bastian terasa berdetak kencang. Peluh dingin membasahi sekujur tubuhnya. Ia mencoba menenangkan dirinya dan mengatur nafasnya.

Bastian laki-laki yang tak pernah merasa takut pada siapapun. Entah kali ini menghadapi seorang wanita seperti Sania menjadikan tubuhnya gemetar dan ia seperti orang bingung.

Bastian mengambil nafas dalam-dalam dan menghempaskan dengan perlahan. Ia kembali menata detak jantungnya agar kembali normal dan melangkah keluar ruangan menuruni anak tangga.

Bastian berhenti, berdiri terpaku saat melihat Sania dengan kedua tangan terikat, serta mata dan bibir tertutup pula. Dalam hati Bastian tak tega melihat Sania diperlakukan seperti itu.

Namun semua itu tak lepas dari permintaan Bastian sendiri.

Bastian segera mengisyaratkan agar kedua anak buah yang memapah Sania segera melepasnya.

Mereka pada bingung melihat ulah bosnya. Ada apa dengan tawanan itu? kenapa tuan Bastian sendiri yang mengambil alih. Padahal jelas-jelas tawanan itu putri dari tuan Edward musuh bebuyutan tuan Bastian.

Mereka diam tak ada yang berani membantah. Mereka hanya bergerak minggir dan membungkukkan badannya tanda hormat. Sambil berdiri mematung, saat Bastian menggandeng lembut tangan Sania untuk dibawanya ke kamar Bastian sendiri.

"Maafkan aku Sania," kata batin Bastian menatap Sania yang matanya masih tertutup rapat.

Entah Sania merasakan perasaan lain. Ia berjalan menaiki anak tangga dengan digandeng seorang laki-laki yang Sania tak mengerti siapa laki-laki itu. Namun pegangan tangannya sangat beda dengan tangan laki-laki tadi. Sebab tanpa terdengar dari telinga Sania, laki-laki itu bicara sampai langkah Sania terhenti.

Lagi-lagi Sania pasrah apa yang bakal dilakukan laki-laki yang membawanya ke sebuah tempat dan membuka ikatan tangannya hingga penutup mata dan mulutnya.

Sania menatap samar sekeliling ruangan. Ia tak asing dengan sosok bayangan yang ada di depannya.

Seketika Sania kaget, dengan spontan ia memanggil nama laki-laki yang ada di depannya.

"Tuan Bastian," lirihnya dengan rasa ketakutan.

Apa yang hendak Tuan lakukan padaku? Membunuhku? Atau hendak memperkosaku seperti anak buah Tuan Bastian?" suara lantang Sania menatap tajam Bastian.

Tanpa sadar tiba-tiba air mata Sania jatuh menetes. Ia tak kuasa menahan kesedihannya.

Sekilas bayangan keempat laki-laki yang merenggut kesuciannya kembali melintas dalam pikirannya. Sania merasakan seolah yang ada didepannya laki-laki yang brutal merenggut kesuciannya.

Sania menjatuhkan tubuhnya dengan duduk bersimpuh di lantai.

"Bunuh saja aku Tuan. Aku sudah kotor. Aku wanita hina dan ternoda."

Sania kembali menangis tersedu-sedu.

Bastian duduk jongkok mensejajarkan dengan duduk Sania. Ia menatap Sania yang menangis tersedu-sedu menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Sania!" panggil Bastian dengan lembut, "tolong lihat aku."

Namun Sania malah menjerit dan berteriak histeris.

"Pergi, pergi dari sini ...! Aku tak mau melihat kamu di sini, kamu jahat, kamu sudah menghancurkan hidupku!"

Bastian merasa iba melihat Sania menangis histeris, ia bisa merasakan betapa hancur hati Sania.

Tanpa Bastian sadari, Bastian langsung meraih tubuh Sania dan memeluknya.

"Sania maafkan aku, sungguh aku minta maaf. Aku berjanji hendak membahagiakan kamu, dan aku ingin menikahi kamu sekarang, kamu tau di luar sudah menunggu pak penghulu.

Mendengar kata-kata Bastian, tangis Sania agak mereda. Nafasnya masih tersengal-sengal dan dadanya terasa sesak.

Bastian melepas pelukannya, dan mengusap lembut rambut Sania yang tergerai tak beraturan. Dan setengah berbisik Bastian mengatakan.

"Lihat aku Sania, dan tatap mataku."

Bastian mendongakkan kepala Sania.

Hingga mata Sania yang sembab terlihat persis di depan wajah Bastian.

"Bersiaplah, aku akan menikahi kamu sekarang. Aku akan menepati janjiku. Percayalah, aku akan berusaha mencintai kamu."

Bastian mengusap wajah Sania yang basah kena air mata dengan ibu jarinya dan membantu Sania agar berdiri.

Bastian yang terkenal mahal senyuman, mencoba tersenyum mengarah Sania.

Sania tetap diam terpaku, tak sepatah katapun keluar dari bibir mungilnya. Ia hanya menatap Bastian dengan hati dan perasaan yang hancur berkeping-keping. Kedua bola matanya tak bisa membendung keluarnya bening air mata.

"Dan aku minta, dalam ijab kabul nanti. Aku tak mau melihat kamu mengeluarkan air mata kesedihan. Bersiaplah, sebab sebentar lagi juru rias akan segera datang.

Bastian meraih handuk yang ada didekatnya dan dikalungkan ke leher Sania. Ia segera melangkah keluar kamar.

Sania tak segera beranjak dari berdirinya. Ia tetap diam melihat sepintas kepergian Bastian dari sudut kerling matanya.

Rasa kecewa dan kesal hinggap di hati Sania. Ia menyesali nasibnya. dalam sekejap nasib itu berubah dengan terenggut sebuah kesucian yang ia banggakan. Sania berpikir kalau semua ini sebuah takdir. Ia hanya menyesali nasibnya. Seandainya dirinya tak datang ke ibu kota, kemungkinan tak akan terjadi hal seperti ini.

Sania ingin menjerit dan berteriak, kalau Allah tak adil.

"Kenapa kesengsaraan ini terus menerpa dirinya, Ya Allah!" jeritnya dengan meremas rambutnya sendiri. Dan menangis tersedu-sedu bak anak kecil yang kehilangan mainan.

"Kenapa semua ini terjadi padaku ya Allah, aku takut pada diriku sendiri. Dan aku merasa kotor dengan perbuatan biadab anak buah Bastian."

Sania menangis lagi, dengan duduk di lantai seperti tadi. Dan tangisnya semakin menjadi-jadi.

Dengan hatinya yang kalut, Sania ingin mengakhiri hidupnya sendiri.

Sania berdiri. Ia mencari gunting atau pisau yang mungkin ada di laci. Ia terus berlari mengitari ruangan, mencari sesuatu untuk menyakiti tubuhnya.

Tiba-tiba mata Sania terhenti dengan adanya benda yang dicari tergeletak di meja rias.

Perlahan Sania mendekati meja rias. Ia menatap tajam benda itu dan meraih gunting, serta mengangkatnya tinggi-tinggi, dan hendak menghujamkan ke dadanya.

Tok ... Tok ... Tok.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar yang mengagetkan Sania. Namun Sania tak segera menjawab. Perlahan Sania meletakan kembali gunting yang ada di genggamannya ke atas meja rias.

Sania tersadar apa yang dilakukan itu kesalahan besar untuk mengakhiri hidupnya dengan cara tragis.

Dengan menyebut nama Allah tiga kali dan menarik nafas dalam-dalam. Sania terus mengucapkan lafal doa.

"Ampuni aku ya, Allah? Apa yang hendak aku lakukan," ucapnya lirih dengan mengucap berkali-kali serta menundukkan kepalanya. Ia mengusap air matanya sambil membenahi rambutnya yang acak-acakan.

Tanpa disadari Sania, pintu kamar sudah terbuka. Mungkin Bastian lupa menguncinya. Ia percaya kalau Sania tak bakalan kabur dengan penjagaan di luar sangat ketat.

Anak buah Bastian sudah berdiri di depan pintu bersama seorang perempuan cantik.

"Nona, ini juru rias yang akan merias, Nona."

Sania cepat-cepat menghapus air matanya lagi. "Ya, masuklah. Aku hendak mandi," suara dingin Sania

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Raden Aska

Raden Aska

maldng brnar nadibmu Sania. semoga fi balik semua itu ada kebahagiaan menantimu

2023-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kebrutalan anak buah Bastian.
2 Bab 2. Korban salah sasaran.
3 Bab 3. Penyesalan Bastian.
4 Bab 4 Sania pasrah.
5 Bab 5 Penyusup.
6 Bab 6 Jebakan Bastian.
7 Bab 7 Penyusup.
8 Bab 8 Kecolongan.
9 Bab 9 Sania melarikan diri.
10 Bab 10 Sania melarikan diri.
11 Bab 11 pertolongan Dani.
12 Bab 12 Sania di kurung kamar kosong.
13 Bab 13 hukuman untuk Sania.
14 Bab 14. Mimpi buruk Bastian.
15 Bab 15 Sania terbebas
16 Bab 16 pembebasan Sania.
17 Bab 17 Kemarahan Bastian.
18 Bab 18. Curahan hati Sania.
19 Bab 19. Selingkuhan Bastian.
20 Bab 20. Hati yang terluka.
21 Bab 21. Tak boleh hamil.
22 Bab 22. Sania menghilang.
23 Bab 23. Dani hampir putus asa.
24 Bab 24 Undangan rekan bisnis.
25 Bab 25 Pesta yang bermasalah.
26 Bab 26. Jebakan putri tuan Raymond.
27 Ban 27. Bastian arogan.
28 Ban 28 Bastian sadar.
29 Bab 29. tantangan terberat.
30 Bab 30. Sania mendapat hukuman lagi.
31 Bab 31. Bastian menyetujui pernikahan
32 Bab 32. Musibah terjadi.
33 Bab 33. Bastian koma.
34 Bab 34. Rencana Dani gagal.
35 Bab 35 Bastian siuman.
36 Bab 36. Madu untuk Sania
37 Bab 37 Alaya jatuh.
38 Bab 38 kehamilan Alaya terbongkar
39 Bab 39. Dani kecewa.
40 Bab 40 kenikmatan yang tak ternilai.
41 Bab 41. Dani kecewa.
42 Bab 42. Pertengkaran Sania dan Alaya.
43 Bab 43. Alaya bikin ulah.
44 Bab 44. Alaya menggagalkan rencana Bastian.
45 Bab 45 Bastian dikerjai.
46 Bab 46. ketegasan Bastian di titik akhir.
47 Bab 47. Raymond marah besar.
48 Bab 48. Pengakuan Bejo.
49 Bab 49. Sania Hamil.
50 Bab 50. Bastian mengusir Sania.
51 Bab 51. Pulang ke rumah Dani.
52 Bab 52. Bastian menyesal.
53 Bab 53. pengakuan Alaya.
54 Bab 54. Mencari orang yang bernama Bejo.
55 Bab 55. Bertemu Bejo.
56 Bab 56. Balas dendam Dani.
57 Bab 57. Bejo menghadap Bastian.
58 Bab 58. Sandiwara rasa cinta.
59 Bab 59. Tuan Edward pulang.
60 Bab 60. Sania bertemu tuan Edward.
61 Bab 61. Rencana Bastian.
62 Bab 62. kemarahan Tuan Edward.
63 Bab 63. Sania Sakit.
64 Bab 64. Bastian galau.
65 Bab 65. Bastian pergi ke kampung Sania.
66 Bab 66.
67 Bab 67. Terbukanya hati Tuan Edward
68 Bab 68. Daniel bertemu Sania.
69 Bab 69. Penggrebekan rumah Tuan Edward.
70 Bab 70. Sania kecewa dengan tuan Edward
71 Bab 71. Pengakuan tuan Edward.
72 Bab 72. Kebahagiaan keluarga tuan Edward.
73 Bab 73.
74 Bab 74. Kebahagiaan Sania dan Bastian.
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Kebrutalan anak buah Bastian.
2
Bab 2. Korban salah sasaran.
3
Bab 3. Penyesalan Bastian.
4
Bab 4 Sania pasrah.
5
Bab 5 Penyusup.
6
Bab 6 Jebakan Bastian.
7
Bab 7 Penyusup.
8
Bab 8 Kecolongan.
9
Bab 9 Sania melarikan diri.
10
Bab 10 Sania melarikan diri.
11
Bab 11 pertolongan Dani.
12
Bab 12 Sania di kurung kamar kosong.
13
Bab 13 hukuman untuk Sania.
14
Bab 14. Mimpi buruk Bastian.
15
Bab 15 Sania terbebas
16
Bab 16 pembebasan Sania.
17
Bab 17 Kemarahan Bastian.
18
Bab 18. Curahan hati Sania.
19
Bab 19. Selingkuhan Bastian.
20
Bab 20. Hati yang terluka.
21
Bab 21. Tak boleh hamil.
22
Bab 22. Sania menghilang.
23
Bab 23. Dani hampir putus asa.
24
Bab 24 Undangan rekan bisnis.
25
Bab 25 Pesta yang bermasalah.
26
Bab 26. Jebakan putri tuan Raymond.
27
Ban 27. Bastian arogan.
28
Ban 28 Bastian sadar.
29
Bab 29. tantangan terberat.
30
Bab 30. Sania mendapat hukuman lagi.
31
Bab 31. Bastian menyetujui pernikahan
32
Bab 32. Musibah terjadi.
33
Bab 33. Bastian koma.
34
Bab 34. Rencana Dani gagal.
35
Bab 35 Bastian siuman.
36
Bab 36. Madu untuk Sania
37
Bab 37 Alaya jatuh.
38
Bab 38 kehamilan Alaya terbongkar
39
Bab 39. Dani kecewa.
40
Bab 40 kenikmatan yang tak ternilai.
41
Bab 41. Dani kecewa.
42
Bab 42. Pertengkaran Sania dan Alaya.
43
Bab 43. Alaya bikin ulah.
44
Bab 44. Alaya menggagalkan rencana Bastian.
45
Bab 45 Bastian dikerjai.
46
Bab 46. ketegasan Bastian di titik akhir.
47
Bab 47. Raymond marah besar.
48
Bab 48. Pengakuan Bejo.
49
Bab 49. Sania Hamil.
50
Bab 50. Bastian mengusir Sania.
51
Bab 51. Pulang ke rumah Dani.
52
Bab 52. Bastian menyesal.
53
Bab 53. pengakuan Alaya.
54
Bab 54. Mencari orang yang bernama Bejo.
55
Bab 55. Bertemu Bejo.
56
Bab 56. Balas dendam Dani.
57
Bab 57. Bejo menghadap Bastian.
58
Bab 58. Sandiwara rasa cinta.
59
Bab 59. Tuan Edward pulang.
60
Bab 60. Sania bertemu tuan Edward.
61
Bab 61. Rencana Bastian.
62
Bab 62. kemarahan Tuan Edward.
63
Bab 63. Sania Sakit.
64
Bab 64. Bastian galau.
65
Bab 65. Bastian pergi ke kampung Sania.
66
Bab 66.
67
Bab 67. Terbukanya hati Tuan Edward
68
Bab 68. Daniel bertemu Sania.
69
Bab 69. Penggrebekan rumah Tuan Edward.
70
Bab 70. Sania kecewa dengan tuan Edward
71
Bab 71. Pengakuan tuan Edward.
72
Bab 72. Kebahagiaan keluarga tuan Edward.
73
Bab 73.
74
Bab 74. Kebahagiaan Sania dan Bastian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!