Bab 4 Sania pasrah.

Dengan tertatih-tatih sambil memegang perutnya. Sania berusaha berjalan mendekati jendela. Siapa tau di luar sana ada orang lewat, ia ingin minta tolong.

Namun apa yang dilihat Sania dari jendela lantai tiga. Penjagaan begitu ketat. Laki-laki berseragam hitam-hitam berwajah garang berada di setiap koridor halaman. Dan tampak dua anjing besar bertalikan rantai besar di lehernya. Anjing itu berada di depan pintu pagar terjaga dua laki-laki bertubuh tegap.

"Ya, Allah tempat apa ini? Dan siapa Bastian? Penjahat kah dia?" tanya batin Sania. Dengan tubuh lemas melihat pemandangan di luar.

***

Mata Bastian memandang satu per satu anak buah Daniel yang berdiri berjajar. Mata liarnya memandang dengan wajah sinis.

"Apa yang kalian kerjakan itu sudah benar? Apa kalian yakin perempuan itu Sania putri tuan Edward?" Mata elang Bastian mengarah pada anak buah Daniel.

Keempat anak buah Daniel saling memandang satu sama lain. Ia merasa kalau tugasnya benar-benar tidak akan salah sasaran. Sebab ciri-ciri perempuan yang menjadi target itu sudah sesuai apa yang ada dalam foto dan mangkalnya juga sesuai arahan Daniel, di depan kampus Tri Buana.

"Dia Sania, Tuan! Wajahnya persis seperti ada di foto itu?" sanggah Daniel tanpa merasa dirinya bersalah.

"Ya benar, Tuan! Dia Sania. Dia aku temukan di depan kampus Tri Buana seperti yang Bos Daniel katakan," ucap salah satu anak buah Daniel.

"Diaamm ... ! Dasar Goblok, tolol kalian! Lihat rambutnya, apakah sama? Dan tanda lahir di pipinya ada pada Sania yang ini!" teriak Bastian dengan kesal dan geram, mata melotot mengarah ke wajah keempat anak buah Daniel.

Daniel dan anak buahnya bingung mendengar ucapan Bastian Wibisono. Seorang pembunuh berdarah dingin. Ia tak segan-segan menghabisi nyawa siapa pun yang dianggap salah. Apalagi saingan bisnis hitamnya. Semua itu dilakukan sebab kelamnya masa kecilnya.

Laki-laki tampan berusia tiga puluh tahun. Bos mafia terkenal dengan wajah angkernya. Dan mahal senyuman serta kekejamannya. ia mempunyai mata tajam yang sangat di sukai wanita-wanita cantik, apalagi ia laki-laki royal terhadap wanita.

Mengingat masa lalunya yang tak bisa Bastian lupakan. Dengan terbunuhnya ayah tercinta di tangan tuan Edward, seorang bandar judi mengatas namakan agen rahasia. Yang bertugas menyelidiki kejahatan berhubungan dengan mafia. Tuan Edward termasuk juga saingan Bastian.

Wibisono ayah Bastian yang bekerja sebagai driver sebuah perusahaan kayu menerima timah panas dari tuan Edward yang mana tuan Edward juga salah sasaran. Mengira Wibisono sebagai target pencarian mata-mata bisnis tuan Edward. Yang tak dilakukan oleh Wibisono. Hingga membuat Wibisono meninggal dunia

Hal itu membuat dendam Bastian berkepanjangan. Hingga ia ingin menghabisi keluarga tuan Edward. Apalagi ibunya Bastian yang bernama Karsih setelah mendengar meninggalnya suami tercintanya sebab tertembak salah sasaran, membuat Karsih yang mempunyai sakit jantung kronis dan gagal ginjal mendadak meninggal juga.

"Daniel ...! Hajar anak buahmu yang goblog-goblog itu. Yang nggak becus kerja, Otaknya hanya dipenuhi uang dan uang," teriak Bastian yang membuat anak buah Daniel gemetar ketakutan.

Daniel mendekati anak buahnya. tanpa berpikir panjang sebuah tendangan hinggap di perut keempat anak buahnya. Hingga mereka terjerembab dan terkapar di lantai.

Perlakuan Bastian seperti itu sudah hal biasa di mata anak buahnya. Apa yang dilakukan anak buahnya salah dalam melakukan tugas. Bastian tak segan-segan menyuruh anak buahnya menghajar sampai babak belur.

Namun, walaupun Bastian terkenal laki-laki kejam. Ia sangat royal dalam hal keuangan. Apalagi sama anak buahnya yang setia mengabdi. Ia memberi fasilitas yang istimewa.

Dalam hati Bastian, ia juga tak menyalahkan mereka. Memang foto yang disodorkan pada Daniel mirip putri tuan Edward. Namun ia tetap memberi pelajaran pada anak buahnya. Ia menjaga reputasi dirinya.

Mereka tak satupun berani melawan tendangan Daniel. Walaupun rasa sakit dan lebam di sekujur tubuhnya. Perlakuan itu sudah biasa menurut anak buah Daniel.

Bastian yang berdiri menyaksikan anak buah Daniel yang bergelimpangan dengan menahan sakit hanya tersenyum sinis.

"Cukup, Daniel ...!"

Bastian melangkah mendekati Daniel dan keempat anak buah Daniel. Bastian melempar amplop berwarna coklat ke atas meja.

"Ini upah kalian yang ceroboh dan tak becus bekerja," kata singkat Bastian melangkah meninggalkan ruangan.

***

Pagi itu Sania masih terlelap tidur. Entah, sebab semalam ia tak bisa memejamkan matanya hingga azan subuh berkumandang sayup-sayup dari kejauhan.

Sania terjaga dari tidur lelapnya. Ia kaget, kala melihat dua laki-laki berpakaian hitam dengan wajah tertutup hanya menyisakan kedua matanya, masuk dalam kamarnya. Salah satu dari mereka mendekap tubuh Sania.

Sania kaget ketika membuka matanya. Ia berusaha berontak dan menendang kedua laki-laki yang mendekapnya.

Namun sia-sia. Sania kalah dengan kesigapan kedua laki-laki itu mengikat kedua tangannya.

"Hai siapa kamu? Apa maksudmu?"

Laki-laki itu tak menjawab pertanyaan Sania. Ia lebih banyak diam tanpa bicara. Itu yang membuat Sania semakin geram dan jengkel.

Sania berusaha memanggil bibi Santi dengan keras. Namun tak ada jawaban dari bibi Syanti. Sania berpikir semua ini rencana busuk Bastian. Sania berusaha teriak lagi dan menghujat kedua laki-laki itu sambil berontak melepas ikatan tangannya.

"Kalau kamu ingin memperkosaku lagi. Berbuatlah sesuka hatimu. Aku pasrah. Aku wanita yang sudah rusak dengan kebiadaban kalian, tapi jangan kau siksa aku seperti ini!" maki Sania bernada tinggi.

Teriakan Sania tak membuat kedua laki-laki mengurungkan niatnya. Ia malah membekap tubuh Sania dan menutup mata serta mulut Sania. Hingga Sania tak bisa bergerak dan berbuat apa-apa.

Perlahan kedua laki-laki itu menyuruh Sania turun dari ranjang dan memapah Sania hingga keluar rumah, serta menyuruh Sania masuk ke dalam mobil.

Lagi-lagi Sania pasrah apa yang akan dilakukan kedua laki-laki yang membawanya masuk ke dalam mobil.

Mobil berjalan meninggalkan halaman rumah induk Bastian. Di dalam mobil sepi tak ada kata-kata terlontar dari mulut Laki-laki itu.

Hati kecil Sania kembali takut, kejadian dua hari yang lalu bakal menimpanya kembali. Ia terus berdoa dan menyebut nama Allah. Dengan air mata terus mengalir hingga penutup mata basah terkena air mata.

***

Bastian berdiri dekat jendela ruang kerjanya, matanya menatap hamparan pemandangan yang ada di lantai dasar. Ia tampak gelisah. Sesekali melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.

Ketakutan pada anak buahnya kalau-kalau menyakiti Sania. Padahal Bastian sudah berpesan jangan sedikitpun melukai Sania. Namun kekhawatiran terus merajai Bastian.

"Tuan, wanita tawanan sudah datang. Ia sudah berada di halaman," ucap seorang laki-laki dengan tegas. Membuyarkan lamunan Bastian.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Raden Aska

Raden Aska

ya Allah kamu harus kuat Sania. apa yang terjadi semoga Bastian tdk menyakitimu lagi

2023-12-15

1

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

emosi lagi aq 😀😀😀

2023-11-02

1

Joko Irianto

Joko Irianto

bagus lanjut cepat up thor

2023-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kebrutalan anak buah Bastian.
2 Bab 2. Korban salah sasaran.
3 Bab 3. Penyesalan Bastian.
4 Bab 4 Sania pasrah.
5 Bab 5 Penyusup.
6 Bab 6 Jebakan Bastian.
7 Bab 7 Penyusup.
8 Bab 8 Kecolongan.
9 Bab 9 Sania melarikan diri.
10 Bab 10 Sania melarikan diri.
11 Bab 11 pertolongan Dani.
12 Bab 12 Sania di kurung kamar kosong.
13 Bab 13 hukuman untuk Sania.
14 Bab 14. Mimpi buruk Bastian.
15 Bab 15 Sania terbebas
16 Bab 16 pembebasan Sania.
17 Bab 17 Kemarahan Bastian.
18 Bab 18. Curahan hati Sania.
19 Bab 19. Selingkuhan Bastian.
20 Bab 20. Hati yang terluka.
21 Bab 21. Tak boleh hamil.
22 Bab 22. Sania menghilang.
23 Bab 23. Dani hampir putus asa.
24 Bab 24 Undangan rekan bisnis.
25 Bab 25 Pesta yang bermasalah.
26 Bab 26. Jebakan putri tuan Raymond.
27 Ban 27. Bastian arogan.
28 Ban 28 Bastian sadar.
29 Bab 29. tantangan terberat.
30 Bab 30. Sania mendapat hukuman lagi.
31 Bab 31. Bastian menyetujui pernikahan
32 Bab 32. Musibah terjadi.
33 Bab 33. Bastian koma.
34 Bab 34. Rencana Dani gagal.
35 Bab 35 Bastian siuman.
36 Bab 36. Madu untuk Sania
37 Bab 37 Alaya jatuh.
38 Bab 38 kehamilan Alaya terbongkar
39 Bab 39. Dani kecewa.
40 Bab 40 kenikmatan yang tak ternilai.
41 Bab 41. Dani kecewa.
42 Bab 42. Pertengkaran Sania dan Alaya.
43 Bab 43. Alaya bikin ulah.
44 Bab 44. Alaya menggagalkan rencana Bastian.
45 Bab 45 Bastian dikerjai.
46 Bab 46. ketegasan Bastian di titik akhir.
47 Bab 47. Raymond marah besar.
48 Bab 48. Pengakuan Bejo.
49 Bab 49. Sania Hamil.
50 Bab 50. Bastian mengusir Sania.
51 Bab 51. Pulang ke rumah Dani.
52 Bab 52. Bastian menyesal.
53 Bab 53. pengakuan Alaya.
54 Bab 54. Mencari orang yang bernama Bejo.
55 Bab 55. Bertemu Bejo.
56 Bab 56. Balas dendam Dani.
57 Bab 57. Bejo menghadap Bastian.
58 Bab 58. Sandiwara rasa cinta.
59 Bab 59. Tuan Edward pulang.
60 Bab 60. Sania bertemu tuan Edward.
61 Bab 61. Rencana Bastian.
62 Bab 62. kemarahan Tuan Edward.
63 Bab 63. Sania Sakit.
64 Bab 64. Bastian galau.
65 Bab 65. Bastian pergi ke kampung Sania.
66 Bab 66.
67 Bab 67. Terbukanya hati Tuan Edward
68 Bab 68. Daniel bertemu Sania.
69 Bab 69. Penggrebekan rumah Tuan Edward.
70 Bab 70. Sania kecewa dengan tuan Edward
71 Bab 71. Pengakuan tuan Edward.
72 Bab 72. Kebahagiaan keluarga tuan Edward.
73 Bab 73.
74 Bab 74. Kebahagiaan Sania dan Bastian.
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Kebrutalan anak buah Bastian.
2
Bab 2. Korban salah sasaran.
3
Bab 3. Penyesalan Bastian.
4
Bab 4 Sania pasrah.
5
Bab 5 Penyusup.
6
Bab 6 Jebakan Bastian.
7
Bab 7 Penyusup.
8
Bab 8 Kecolongan.
9
Bab 9 Sania melarikan diri.
10
Bab 10 Sania melarikan diri.
11
Bab 11 pertolongan Dani.
12
Bab 12 Sania di kurung kamar kosong.
13
Bab 13 hukuman untuk Sania.
14
Bab 14. Mimpi buruk Bastian.
15
Bab 15 Sania terbebas
16
Bab 16 pembebasan Sania.
17
Bab 17 Kemarahan Bastian.
18
Bab 18. Curahan hati Sania.
19
Bab 19. Selingkuhan Bastian.
20
Bab 20. Hati yang terluka.
21
Bab 21. Tak boleh hamil.
22
Bab 22. Sania menghilang.
23
Bab 23. Dani hampir putus asa.
24
Bab 24 Undangan rekan bisnis.
25
Bab 25 Pesta yang bermasalah.
26
Bab 26. Jebakan putri tuan Raymond.
27
Ban 27. Bastian arogan.
28
Ban 28 Bastian sadar.
29
Bab 29. tantangan terberat.
30
Bab 30. Sania mendapat hukuman lagi.
31
Bab 31. Bastian menyetujui pernikahan
32
Bab 32. Musibah terjadi.
33
Bab 33. Bastian koma.
34
Bab 34. Rencana Dani gagal.
35
Bab 35 Bastian siuman.
36
Bab 36. Madu untuk Sania
37
Bab 37 Alaya jatuh.
38
Bab 38 kehamilan Alaya terbongkar
39
Bab 39. Dani kecewa.
40
Bab 40 kenikmatan yang tak ternilai.
41
Bab 41. Dani kecewa.
42
Bab 42. Pertengkaran Sania dan Alaya.
43
Bab 43. Alaya bikin ulah.
44
Bab 44. Alaya menggagalkan rencana Bastian.
45
Bab 45 Bastian dikerjai.
46
Bab 46. ketegasan Bastian di titik akhir.
47
Bab 47. Raymond marah besar.
48
Bab 48. Pengakuan Bejo.
49
Bab 49. Sania Hamil.
50
Bab 50. Bastian mengusir Sania.
51
Bab 51. Pulang ke rumah Dani.
52
Bab 52. Bastian menyesal.
53
Bab 53. pengakuan Alaya.
54
Bab 54. Mencari orang yang bernama Bejo.
55
Bab 55. Bertemu Bejo.
56
Bab 56. Balas dendam Dani.
57
Bab 57. Bejo menghadap Bastian.
58
Bab 58. Sandiwara rasa cinta.
59
Bab 59. Tuan Edward pulang.
60
Bab 60. Sania bertemu tuan Edward.
61
Bab 61. Rencana Bastian.
62
Bab 62. kemarahan Tuan Edward.
63
Bab 63. Sania Sakit.
64
Bab 64. Bastian galau.
65
Bab 65. Bastian pergi ke kampung Sania.
66
Bab 66.
67
Bab 67. Terbukanya hati Tuan Edward
68
Bab 68. Daniel bertemu Sania.
69
Bab 69. Penggrebekan rumah Tuan Edward.
70
Bab 70. Sania kecewa dengan tuan Edward
71
Bab 71. Pengakuan tuan Edward.
72
Bab 72. Kebahagiaan keluarga tuan Edward.
73
Bab 73.
74
Bab 74. Kebahagiaan Sania dan Bastian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!