Bel pulang berbunyi, Dea dan Noval segera menuju depan gerbang sekolah. Noval masih memegang pergelangannya yang memerah dan masih terasa sakit.
"Eh... abang gue dah datang jemput tu," ucap Dea menunjuk seorang pria tampan berkaca mata di atas kereta sambil melambai dan tersenyum ke arah mereka. Mereka pun menuju bang Rehan.
"Noval, maaf yah abang gak bawa mobil, lagi dibengkel soalnya, besok insya Allah abang bawa mobil, biar bareng pulang sama Dea," ucap bang Rehan.
"I...iya bang, gak usah sungkan gitu. Saya bisa naik angkot kok," jawab Noval menunduk.
"Kenapa tangan kamu merah gitu, dek?" tanya Rehan memperhatikan pergelangan tangan Noval.
"Oh...itu bang...tadi...kena pintu,"jawab Noval ngasal. Rehan tersenyum.
"Lain kali hati-hati," ucap Rehan. "Makin manis adik abang ni pakai seragam SMA yah," ucap Rehan tulus.
Wajah Noval memerah. Langsung Dea menanggapi.
"Cie..." goda Dea. "Gue pinjam babang Rehan dulu yah, Noval."
"Pinjam? Emangny buku," ketus Noval jutek.
"Ya udah yuk balik dulu," ucap Rehan. Mereka pun berlalu.
Sebenarnya Noval dari dulu suka dengan Rehan. Baginya Rehan seperti idolanya, cerdas, suka olah raga. Namun bagi Rehan, Noval sudah kayak adik sendiri karena sering main sama Dea adiknya. Namun, begitulah mungkin perempuan, semakin dewasa semakin cantik, pikir Rehan.
Noval masih menunggu angkot lewat, namun full semua. Noval harus bersabar sebentar lagi. Perutnya sudah mulai keroncongan. Panas matahari sudah di atas kepala. Biasanya kalo gini di drama ada pangeran berkuda putih yang datang, pikir Noval geli. Terlalu kebanyakan nge-halu lo, Val. Tiba-tiba...
Tin...tin...
Sebuah mobil berada di depan Noval tampaklah Jay di samping supir.
"Hai...cewek. Mau pulang kan yah? Yuk saya antar," ucap Jay cengengesan.
"Nggak deh Bang Jay. Makasih..." jawab Noval.
"Ayolah...nanti babang yg ada di belakang marah lagi. Yah...ayoklah!" pinta Jay.
Tiba-tiba dari pintu belakang mobil keluar cowok berkacamata hitam plus pakaian serba tertutup seperti astronot dan payung yg super besar, pria itu menjulang di depan Noval.
"Draka," Noval mengerutkan kening melihat penampilan aneh Draka. Gak panas apa? Pikirnya.
"Ayo naik," perintah Draka menurunkan kacamatanya.
Mau tak mau Noval terhipnotis dan mengikuti Draka.
Noval duduk di belakang bersama Draka.
Terasa sejuk sekali di dalam mobil ini. Draka melepas pakaian astronotnya namun tidak melepas kacamatanya. Ganteng juga, fikir Noval. Dasar Noval semua cowok ganteng loe suka, sadar woy. Noval dalam khayalannya sendiri.
"Kenapa? Ada yang lucu?" tanya Draka keheranan melihat Noval senyum-senyum.
"Nggak..." jawab Noval.
"Di mana rumah Noval?" tanya Jay.
"Jalan T bang Jay," jawab Noval.
Semakin lama terasa dingin bagi Noval, dia mulai menggigil.
"Dingin banget yah. Bisa hipotermia kalo gini gue," ucap Noval. "Gue turun di sini aja yah. Dingin banget," noval melihat AC besar dibelakangnya. "Pantesan dingin banget ada kulkas di belakang." Noval ingin membuka pintu mobil namun ditahan Draka.
Semakin lama wajahnya semakin mendekat jarak wajah mereka hanya beberapa centi.
"Baumu wangi," ucap Draka mengulangi perkataannya di kantin tadi sambil meyelimuti Noval dengan mantel.
"Apa-apaan sih?" ucap Noval menolak dada Draka menjauh. Dia merasa deg deg an. Wajahnya memanas. Draka memegang pergelangan tangan Noval yang memerah akibat perbuatannya tadi.
Mau apa lagi ini orang, fikir Noval berusah menarik tangannya dan...
Di sana seorang cowok cakep berkacamata hitam membungkukkan badannya mencium pergelangan tangan Noval yang memerah.
"Kyaaa..." Noval berteriak melepaskan pegangan Draka. Wajahnya semakin memerah. "Apa-apaan sih lo?" Noval memperhatikan pergelangan tangannya tadi dan...
Hah...hilang? Pikir Noval melihat bekas merah di pergelangan tangannya tidak ada lagi. Gila nih cowok, dia pake' ilmu apa? Nanti kalo ada korengan suruh aja dia cium, kali aja bisa sembuh kayak anak ajaib. Pikir Noval lucu.
"Ya elah Draka...loe buat kaget cewek, ada-ada aja loe biasanya langsung loe terkam juga," ucap Jay. Draka tersenyum. Noval bergidik. Dia mencoba mencerna perkataan mereka.
"Yah...kita ketahui bersama lah cewek ini berbeda. Dia memiliki simetris yang sempurna," ucap si supir. "Berada di dekatnya saja membuat kita nyaman, apalagi..."
"Jangan macam-macam Brai, aku memperingatkanmu," ucap Draka menggeram. Sekilas Noval melihat Draka menyeramkan dia bergidik. Dia semakin tidak mengerti perkataan mereka.
Simetris yang sempurna? Maksudnya apa? Kenapa Draka begitu marah?
****
Terima kasih para pembaca yg sudah mengkomen dan me-like. Tunggu kisah selanjutnya yah. Sabar... 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Henni Rahmayana
udh bisa nich di film kan🥰
2021-04-22
1
Imaginary friend
aku baru mulai baca nih.
semangat terus buat author nya
2021-01-23
1