LP Cipinang Jakarta
"Masih alot juga dia. Nggak mau ngaku !" omel Kosasih saat mereka berada di luar ruangan karena terlalu penuh disana. Semua orang keluar kecuali pengacara Dennis, Iptu Dean Thomas, satu dokter dan dua perawat yang sibuk mengobati Dennis Bomen yang jatuh pingsan.
"Memang tadi diapain tadi?" bisik Kosasih kepo.
Nareswari menggandeng eyangnya untuk menjauh dari Gofran, Aiptu Rayyan dan Lachlan agar tidak membuat dua orang itu, selain L, tahu bahwa mereka membawa arwah Aundria. Nareswari menceritakan apa yang terjadi tapi tidak menyebutkan saat ada hantu narapidana datang. Kosasih tertawa kecil tapi juga sebal karena meskipun sudah ditakuti sedemikian rupa, Dennis Bomen masih mengeyel.
"Eyang gemas dengan Dennis !" gerutu Kosasih.
"Karena tho Eyang, dia tahun depan mau bebas dan dia tidak mau kesempatan itu hilang dengan mendapatkan dakwaan baru yang memungkinkan dia dihukum seumur hidup..." ucap Nareswari membuat Kosasih menatap cucunya.
"Sebenarnya kamu cocok lho jadi polisi, Nyes..."
"Nggak mau ah Eyang. Aku suka begini" senyum Nareswari.
Lachlan memilih duduk di kursi panjang dengan ditemani Nonik Belanda. Pria itu mengambil airpodsnya supaya tidak dikira orang gila ngomong sendiri dan mengambil ponselnya.
"Sebentar lagi bakalan mengaku kok tuh bapak durjana !" ucap Nonik Belanda.
"Memang mau diapain lagi?" tanya Lachlan sambil melirik ke hantu gadis cilik di sebelahnya.
"Kamu akan lihat nanti..." cengir Nonik Belanda.
***
Satu jam kemudian, Dennis Bomen sudah bisa melanjutkan acara interogasi dan Nonik Belanda tampak sebal dengan kengeyelan pria tua itu.
"Apa ya aku kudu turun tangan?" omel hantu dengan wajah cantik khas orang eropa.
"Nggak usah..." bisik Lachlan dan Nareswari bersamaan.
Nonik Belanda itu menoleh ke arah L dan Nareswari. "Aku doakan kalian berjodoh ! Soalnya kalian berdua orang baik ... Mau membantu baik manusia atau hantu ... Tapi mostly hantu sih... "
Nareswari melongo sedangkan Lachlan tersenyum. "Aamiin ..." jawab pria bule itu.
"Eh? Lho kok Aamiin?" tanya Nareswari sambil menatap pria tampan itu.
"Lho doa baik itu wajib diamini, Nyes ..." jawab Lachlan kalem.
Nareswari hanya terdiam namun Lachlan menggenggam tangan gadis itu.
***
"Sudah sehat pak Dennis?" tanya Iptu Dean Thomas sedikit concern. "Memang tadi lihat hantu apa pak?"
"Apakah hantu Aundria?" tembak Kosasih sambil menyeringai.
Wajah Dennis Bomen tampak memucat. "Bukan ... Hantu Cipinang..."
Kosasih terbahak. "Mengaku saja Dennis. Cepat atau lambat, aku akan bisa memecahkan kasus hilangnya putrimu... Dia tidak hilang, Dennis. Dia sudah mati! Dan kamu adalah pelakunya!"
Wajah Dennis Bomen memucat.
"Mengaku saja ayah... Polisi itu sudah tahu kalau ayah mengubur aku di tembok pagar belakang... Atau ayah ingin aku takuti seumur hidup hingga malaikat maut menjemput ayah... Hihihi..."
Dennis Bomen semakin memucat. "Hanya perasaanku... Hanya perasaanku..."
"Ayolah ayah... Bisa tidak sekali saja berbuat baik? Mengakui kejahatan mu..."
"Aku tidak akan mengaku..." desis Dennis Bomen.
"Iiissshhh ngeyelnya !" geram Nonik Belanda itu sambil menarik lengan gaunnya dan bersiap untuk gelut.
"Nonik..." bisik Lachlan dan Nareswari yang langsung heboh melihat gaya hantu cantik itu. "Ya Allah, kamu jadi hantu saja bar-bar.. Memangnya waktu hidup kamu juga bar-bar?" tanya Lachlan.
"Bar-bar lah ! Ik ben een jongedame die een stuk grond bezit. Het is normaal voor bars ( aku kan nona muda tuan tanah. Wajar dong )!" jawab Nonik Belanda itu judes.
"Spreek geen Nederlands, alstublieft. Ik ken alleen Holland Bakery ( Jangan ngomong bahasa Belanda dong ... Aku tahunya cuma Holland bakery )" sahut Lachlan polos membuat Nonik Belanda itu tertawa geli.
"Oh kak L... Sayang aku sudah mati. Mau lho, kamu jadi kakak aku. Kayaknya seru punya kakak macam kak L..." goda Nonik Belanda itu.
"Aku yang pusing nanti ! Semua saudara perempuan aku bar-bar... Jangan ditambah lagi..." bisik L.
"Pak Dennis..." panggil Iptu Dean Thomas membuat kedua orang dan satu hantu itu kembali mendengarkan orang-orang itu.
"Saya tidak melakukan apapun..." ucap Dennis.
"Pak Dennis, mengaku saja ... Karena jika kami menyelidiki rumah anda dengan scanner canggih dan menemukan jasad Aundria Bomen, kami bisa mencari DNA anda. Sekecil apapun itu !" ancam Aiptu Rayyan.
Wajah Dennis kali ini tampak panik bukan ketakutan.
"Anda tidak dapat melakukannya..." ucap pengacaranya.
"Pak, rumah keluarga Bomen adalah masih terdaftar sebagai TKP aktif selama Aundria masih belum ditemukan. Apalagi istri pak Dennis, masih tetap tinggal disana di 30 tahun terakhir ini. Jadi, selama kasus ini masih terbuka, tidak ada masalah untuk menyelidiki ulang" ucap Iptu Dean Thomas.
Kosasih dan Gofar bisa melihat bagaimana wajah Dennis tampak panik dan seperti orang yang ketahuan.
"Ayah pilih mana? Mengaku atau aku teror ayah tiap hari?"
Wajah Dennis berubah menjadi pucat dan perubahan itu membuat keempat orang yang pernah dan bergerak di kepolisian, bisa melihat kalau ada sesuatu yang membuatnya ketakutan.
"Dia kenapa pak Kosasih?" bisik Gofran.
"Kayaknya ditakut-takuti hantu ..." balas Kosasih dengan wajah cuek.
"Masa sih?" Gofran menatap ekspresi Dennis yang tampak tidak jelas antara ketakutan atau marah.
"Biasanya kan arwah penasaran korban pembunuhan begitu. Dia tidak ikhlas kalau dihilangkan nyawanya. Jadi dia meneror pelakunya ..." sindir Kosasih.
"Pak Kosasih kok tahu soal klenikan begitu?" kekeh Aiptu Rayyan.
"Lho siapa tahu? Kita kan tidak memiliki kelebihan sixth sense jadi bisa saja kan?" ucap Kosasih sambil lalu.
Dennis menatap tajam ke Kosasih yang seolah-olah tahu ada makhluk gaib yang menerornya. "Dasar polisi tua Bangka ! Tahu apa kamu !"
"Tahu kalau kamu sudah melecehkan Aundria sejak usianya lima tahun ! Aundria hendak melaporkan kamu ke polisi ditemani para gurunya yang datang untuk mengcross check ke kamu saat itu tapi sebelum mereka datang, kamu sudah membunuh Aundria yang kamu sudah lecehkan terlebih dahulu ! Aku juga tahu kalau kamu menguburkan jasadnya di tembok belakang rumah kamu ! Selama 30 tahun anak malang itu disana sedangkan kamu dengan entengnya bilang dia minggat ! Ya benar, dia minggat ke alam baka karena kamu ! Sekarang kamu pilih, mengakui sekarang perbuatan kamu atau seumur hidup kamu dihantui arwah anak angkatmu!" bentak Kosasih geram sambil menggebrak meja.
Lachlan, Nareswari dan Nonik Belanda itu melongo.
"Eyang kalau ngamuk, serem juga..." gumam Nareswari.
"Nyes, Eyangmu mantan polisi ... Sudah pasti seram..." sahut Lachlan.
"Ini sampai nggak ngaku, aku senang. Ada obyek penderita lagi..." cengir Nonik Belanda yang membuat Lachlan dan Nareswari melirik judes.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
aas
lah yang seneng ngisengin si Nonik Belanda 😆
2025-02-06
1
Ray
Hantu Nonik Belanda Bar Bar juga,
Tapi biarin kalo Dennis Bomen gak ngaku, hantui seumur hidup, biar merasakan antara hidup dan mati😡
2024-08-23
2
Ermi Sardjito
bar2nya spt anak2 gadisnya kluarga pratomo....atau jangan2 ini nenek buyutnya kluarga pratomo yo....
2024-07-30
1