AJ Corp Solo
Ketiga bersaudara itu melihat bagaimana seorang kyai dan beberapa santrinya ikut membantu menyadarkan pak Choirul yang pingsan. Freya sudah tahu bahwa akan seperti ini kejadiannya jadi Oma nyentrik itu meminta bantuan pada kyai sebuah pondok pesantren yang selama ini mendapatkan sumbangan dari keluarga Pratomo untuk ikut berada di acara itu guna menjaga semua orang dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Setengah jam kemudian, Pak Choirul pun bangun dari pingsannya dan pak kyai menepuk-nepuk punggung pria itu. "Alhamdulillah, pak Choirul sudah bisa kembali normal. Eyang sampeyan sudah kembali ke alamnya..." ucap pak Kyai itu.
"Rasanya badanku seperti dilolosi. Capeeekk sangat..." Wajah pak Choirul yang awalnya memucat, sudah kembali merona dan tidak layu seperti tadi.
"Wajar pak, wong dimasuki arwah yang pasti menyedot energi sampeyan. Tapi saya salut lho, pak Choirul termasuk kuat menerima arwah pak Bambang Hardian..." senyum Kyai itu sambil terus menepuk pelan punggung pak Choirul. "Mungkin karena rasa baktinya beliau ke almarhum eyangnya dan melakukan sesuai dengan permintaan sebelum kembali ke alamnya..."
"Sudah saya niati, pak Kyai. Insyaallah saya kuat tapi begitu selesai semuanya ... Langsung legrek ( capek ) badan saya..."
"Yang penting, semua sudah selesai pak Choirul. Insyaallah pak Bambang damai disana" senyum Freya.
"Aamiin. Insyaallah Bu Freya."
***
Kediaman Keluarga Pratomo di Manahan Solo
"Kita pulang ke Jakarta nanti sore ?" tanya Lachlan.
"Yup." Freya menatap ke ketiga cucunya. "Jadi sekarang, kalian sholat subuh dulu. Ini sudah jam setengah lima dan sudah adzan. Setelahnya kalian tidur meskipun tidak patut tidur setelah subuhan tapi ini kondisinya kita semua lelah."
Ketiganya pun mengangguk. Lachlan pun menjadi imam buat Oma dan kedua sepupunya saat mereka melaksanakan ibadah subuh berjamaah. Sagara pun langsung masuk ke dalam kamar bekas Nathan masih remaja dulu dan disana masih ada beberapa foto Savitri, Jaehyun dan Nathan.
Sagara pun mengambil foto opa dan Oma buyutnya. "Oma Savitri, Opa Jaehyun, kenapa Gara susah ya meyakinkan Khadijah... Gara beneran suka sama dia, Gara bukan playboy macam bokap dulu... " keluh Sagara. "Apa gini ya rasanya jatuh cinta..."
Putra Dewa Hadiyanto itu pun langsung merebahkan tubuhnya dan tak lama dirinya terlelap.
***
PRC Group Hospital Jakarta
Nareswari melongo saat melihat seorang anak remaja datang bersama Nonik Belanda disaat dia sedang bekerja di rumah sakit di hari Minggu ini.
"Ada apa Nonik?" bisik Nareswari agar tidak terlihat bicara sendirian.
"Kak Nyes. Kakak ini ingin segera dikuburkan dengan layak. Nama kakak ini Aundria dan dia bilang dibunuh sama ayah angkatnya..." ucap Nonik Belanda itu.
Nareswari menatap wajah pucat hantu yang dia perkirakan sekitar 13-14 tahun itu. "Kalian tunggu di taman. Sebentar lagi kakak selesai."
***
Nareswari memasang iPadnya dan menyetel drama Korea lalu memakai airpodsnya yang tidak dia koneksikan ke gadgetnya. Mata coklat gadis itu menatap Nonik Belanda dan Aundria.
"Oke, ceritakan padaku, bagaimana kronologis nya?" Nareswari menatap kedua hantu perempuan itu.
"Aku dulu dibuang ke panti asuhan dan diangkat anak oleh keluarga Bomen di usia aku 21 bulan. Dan saat aku berusia lima tahun, aku mulai dilecehkan oleh ayah angkatku..." jawab Aundria yang mendapatkan tatapan sedih Nareswari.
"Ya Allah... " ucap ahli gizi itu. "Lalu?"
"Aku memberitahukan ibu angkatku tapi dia nggak percaya. Dan pelecehan itu berlangsung hingga aku usia 14 tahun..."
Nareswari mengangguk karena itu adalah kasus klasik yang banyak terjadi di masyarakat. "Apa yang terjadi?"
"Guru-guru aku mulai melihat bagaimana aku berubah dan mereka hendak mengkonfirmasi ke kedua orang tua ku. Saat aku pulang ke rumah, aku bilang pada ayah angkatku kalau ada guru mau ke rumah. Ayahku itu menarik tanganku dan menyeretku ke kamarku lalu dia... Memperko*saku lagi dan kali ini dia mencekik ku hingga tewas. Dia memasukkan semua baju-baju ku, sepatuku, seolah-olah aku minggat padahal ada di bagasi mobilnya..."
Nareswari dan Nonik Belanda itu sampai menahan nafas saat mendengar cerita Aundria. "Astaghfirullah Al Adzim... Ayahmu memang b@jing@n !" umpat Nareswari.
"Roh aku masih ada di rumah itu dan saat ibuku pulang, ayah bilang kalau aku minggat sambil mencuri uang di dompetnya. Dan saat guru-guru aku datang, ayah mengatakan hal yang sama ... "
"Dimana kamu dikuburkan?" tanya Nonik Belanda.
"Di tembok yang dipakai untuk membangun pembatas baru. Ayahku sendiri yang membangunnya karena dia seorang kontraktor..."
Nareswari tercekat. "Sudah berapa lama kamu disana?" tanyanya pelan-pelan.
"Hampir .. 30 tahun..."
Nareswari dan Nonik Belanda melongo. "Ya Allah... Jangan-jangan kamu salah satu kasus dingin yang dipegang oleh Eyangku ..." ucap Nareswari tertahan. "Sebentar, aku telepon eyangku dulu."
Nareswari lalu menghubungi Irjen Purn Kosasih. "Assalamualaikum Eyang Kakung... Eyang, apakah eyang menghandle kasus hilangnya seorang anak remaja bernama Aundria Bomen?"
"Wa'alaikum salam. Nyes, kenapa kamu tanya kasus yang sudah lama? Tapi iya, eyang merasa frustasi tidak bisa memecahkan hilangnya anak itu. Apakah kamu mendapatkan informasi, Nduk?" Ucap Eyang Kosasih.
"Eyang, kan eyang tahu aku punya sixth sense..."
"Nyes..."
"Hantunya Aundria datang kepadaku dan dia bilang dimana dia dikuburkan. Eyang, aku kan tidak tahu soal kasus-kasus eyang tapi eyang pernah bilang ada banyak kasus dingin yang ingin dipecahkan. Mungkin ini salah satunya, Eyang..." Nada suara Nareswari tampak bersemangat.
"Nyes, masalahnya, ayah dari Aundria sekarang dipenjara karena kasus pembunuhan yang berbeda ... Dia sudah dipenjara hampir 25 tahun..." ucap Eyang Kosasih.
"Maka tugas Eyang membuat dia mengaku."
Kosasih tersenyum. Sudah lama dirinya tidak mengusut kasus kriminal dan berita dari cucunya membuatnya semangat lagi.
"Kamu nanti malam ke rumah. Kita ngobrol banyak tapi jangan bawa teman-teman aneh kamu ya!"
Nareswari terbahak. "Njih eyang." Gadis itu memutuskan panggilannya. "Nanti malam aku ke rumah eyang. Rupanya kasus kamu menghilang itu diusut oleh eyang Kakung aku dan kami hendak membuat ayahmu mengaku juga membunuh kamu."
"Mengaku membunuh juga? Maksudnya bagaimana kak Nyes?" tanya Nonik yang bingung mendengarnya.
"Rupanya setelah membunuh Aundria, ayahmu membunuh seorang wanita lain dan akibatnya dipenjara hampir 25 tahun lalu..." jawab Nareswari.
"Astagaaaa... Ayahmu memang jahat !" umpat Nonik Belanda.
"Jadi, aku dan eyang Kakung akan membuat ayahmu mendapatkan tambahan hukuman kasus kamu..." senyum Nareswari.
Aundria tersenyum lega. "Terima kasih kak Nyes."
"Kan aku sudah bilang, kak Nyes baik dan akan membantu kamu..." ucap Nonik Belanda itu sambil menyangga lehernya.
***
Yuhuuuu Up Sore Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒈𝒌 𝒕𝒉𝒐𝒓 𝒊𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒏𝒕𝒖 𝑵𝒐𝒏𝒊𝒌 𝒍𝒆𝒉𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊 𝒑𝒍𝒆𝒔𝒕𝒆𝒓 𝒅𝒖𝒍𝒖 𝒃𝒊𝒂𝒓 𝒈𝒂𝒌 𝒅𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒈𝒆𝒍 😅😅
2024-04-17
2
amilia amel
dan biro bantuan hukum perhantuan sdh dibuka....
tenang eyang kakung kosasih... kasus² dinginnya hbs ini terselesaikan semua...😁😁🤭
2023-11-16
2
yuli fir
baru kali ini memecahkan masalah sendiri dan gretong, biasanya manggil blair brothers
2023-11-16
2