Tokyo, Jepang
Shinichi menatap wajah Shohei yang tampak bingung karena dirinya tidak diijinkan ikut Raiden ke Jakarta.
"Nggak Shohei..."
"Tapi Shinichi-san... Denden Mushi membutuhkan saya untuk bisa berada di jalurnya..." ucap Shohei dengan tampang memelas. "Lagipula, Yuki-chan tidak mau bersama saya. Katanya saya terlalu berisik..."
"Ya sudah, kamu kawal Alaska saja. Anak itu kan habis kena skorsing dari sekolah gara-gara berkelahi macam Nyunyun .. Ampun deh ! Benar-benar keturunan Al Jordan dan Pratomo gadis itu !" gerutu Shinichi yang mendapatkan cerita dari Luke.
Shohei cemberut. Alaska kan judesnya minta ampun, lebih judes daripada Aspen... "Bagaimana kalau saya ngawal Spen?" tawar Shohei.
"Nope. Aspen sudah sama Keita. Nori, pengawal Alaska sudah tidak sanggup menghandle galaknya anak itu."
Shohei hanya bisa manyun. Duh Denden Mushi, pulanglah... Aku sudah cukup lelah dengan Hyde dulu, sekarang kena lagi cewek judes ...
***
Solo Jawa Tengah
"Haaaattssyyiiinnnggg !" Raiden bersin dengan keras yang berarti ada yang ghibah dirinya.
"Kenapa kamu, Dendeng?" tanya Lachlan.
"Kayaknya ada yang ghibah gue deh..." jawab Raiden sambil mengusap hidungnya yang mancung.
"Tapi kamu memang pantas kena ghibah..." sahut Freya dengan cueknya.
"Ah omaaaaa... Jangan lah begitu pada cucumu yang imut dan berbadan besar ini..." rengek Raiden membuat Lachlan mengerenyitkan dahinya.
"Sebentar... Definisinya kok jadi Membagongkan? Imut berbadan besar... Po kungfu panda bayangku ..." Lachlan memegang dagunya dengan jari telunjuknya seolah berpikir.
Raiden menatap sebal ke Lachlan. "Aku lebih ganteng dari Po!" ucap remaja berusia 16 tahun itu.
"Iya deeehh !" kekeh Lachlan. "Kamu itu badannya belum besar, cuma bongsor aja Den..."
"Lihat saja, badanku akan besar macam Oom Bayu ..."
Freya hanya tertawa mendengar percakapan kedua cucunya. "Pak Choirul, semua sudah siap. Jadi bapak akan mendalang malam Minggu besok. Kira-kira lakonnya mau apa?"
Pak Choirul tampak mendengar ucapan seseorang di sisi telinganya. "Aji Narantika."
Lachlan dan Raiden yang sedang berada di teras bersama dengan Freya dan tiga makhluk kasat mata, tampak tertarik dengan judul yang hendak dilakonkan saat acara dalang besok.
"Ceritanya soal apa itu pak?" tanya Raiden yang sangat suka cerita perwayangan dan biasanya kalau kumpul keluarga, meminta Tante Ajengnya buat dongeng.
"Cerita ini mengisahkan perkelahian antara Gatotkaca dan Dursala dalam misi membela kebenaran dan keadilan. Aji Narantaka adalah kesaktian yang dimiliki Gatotkaca dan digunakan untuk melawan Dursala hingga tubuhnya hancur. Nilai patriotisme terkandung pada cerita ini dan menurut saya pas dengan situasi yang dilakukan oleh Mas Lachlan dan mas Raiden" jawab Pak Choirul. "Patriotisme dalam membela kebenaran yang membuat semua orang bisa lega."
"Pak Choirul tidak ingin menuntut pak Sumarsono atas pembunuhan... Maksud aku sebagai penampung barang bukti kasus kejahatan..." tanya Raiden.
"Nggak usah, mas Raiden. Saya sudah mendapatkan semua wayang eyang pakdhe itu sudah cukup. Bukan hal yang harus saya buat lebih berlarut karena pelakunya juga sudah meninggal jadi tidak bisa kita tuntut..."
"Lagipula, dia juga harus mempertanggungjawabkan semuanya di alam sana..." timpal Freya.
"Bu Freya, apakah baik-baik jika saya mendalang?" Jujur pak Choirul takut jika para pengunjung dan penonton takut.
"Wis santai wae ... Wis ngerti kalau ndalang itu pasti ada acara kejawennya..." senyum Freya.
***
Jakarta, Sabtu Pagi
Nareswari sedang melakukan jogging sekitar komplek perumahan kedua orangtuanya dan hanya menghela nafas panjang saat tahu Nonik Belanda mendampinginya.
"Apa Nonik?" tanya Nareswari sembari tetap memakai airpodsnya dan terus jogging.
"Kak Nyes. Apa mungkin aku bertemu dengan kak Nyes, kak Dendeng dan kak L itu memang sudah seharusnya ya?" tanya Nonik yang melayang diatas tanah tapi tetap menjejeri Nareswari.
"Maksudnya bagaimana Nonik?"
"Mungkin baru kali ini aku menemukan kalian setelah ratusan tahun gentayangan karena ada misi ..."
"Misi apa Nonik?"
"Kak Nyes, mungkin kak Nyes tidak sadar kalau dikasih kelebihan dari Tuhan itu untuk membantu tidak hanya orang hidup tapi juga parah arwah. Kak Nyes sudah bantu kan kemarin hingga pulang. Nanti di solo, pak Gondo akan kembali ke tempat seharusnya, kan tinggal mas muka rata dan mbak Kunti. Aku join dong. Jelek-jelek begini, aku itu tahu dunia ghibah perhantuan ... Apalagi, aku dianggap senior meskipun wujudku masih imut-imut..."
Nareswari melirik judes ke arah sebelah kanannya. "Kamu itu syerem, nggak imut !"
Nonik Belanda itu tertawa. "Aaahhh kak Nyes. Jangan bikin aku ketawa dong... Bisa putus nih leher ..."
Nareswari melotot. "Astaghfirullah ! NONIK !"
***
Kediaman Dewa Hadiyanto
"Kamu mau kemana Gara-gara?" tanya Dewa yang sedang asyik menikmati sarapan bersama Alina. Sudah rutin setiap Sabtu pagi, Dewa dan Alina menikmati acara minum teh panas beserta jajanan pasar.
"Ke Solo."
"Ngapain?"
"Lihat wayang. Kan AJ Corp Solo ulang tahun perusahaan terus Oma Freya ngadain acara wayang kulit semalam suntuk" jawab Sagara.
"Kamu naik pesawat apa? Pakai punya Eyang Kakung?" tanya Dewa.
"Nggak. Paka Garuda aja. Aku dah pesan tiket kok ..."
Dewa dan Alina melihat tangan Sagara menenteng duffle bag Louis Vuitton nya. "Kamu go show ?"
"Iya mamiku tersayang. Gara pergi dulu..." Sagara mencium pipi Alina dan bersalaman dengan Dewa. "Gara pergi dulu pa..."
"Salim bukan salaman, Gara .." protes Dewa. Sagara pun Salim ke Dewa.
"Udin ya pa..." cengir Sagara.
"Kok antara ikhlas gak ikhlas sih lu?" sungut Dewa manyun. Alina hanya tersenyum melihat keributan suami dan anaknya.
"Sama papa itu separo aja ikhlas nya ..." jawab Sagar cuek. "Assalamualaikum..." Remaja ganteng itu langsung pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang menatap bingung.
"Jeng, itu anakmu kesambet apa?" Dewa menatap Alina bingung.
"Entah. Aku juga bingung tiba-tiba Gara pergi dengan Garuda. Padahal kan dia paling malas pakai pesawat komersial kalau pergi jauh..." gumam Alina.
***
Di Dalam Kabin Business Garuda
Sagara tampak gelisah menunggu seseorang untuk datang melayaninya dan tak lama orang yang ditunggu pun datang.
"Halo Khadijah... " sapa Sagara ke pramugari yang datang melayaninya.
"Sagara... Ngapain kamu?" bisik gadis cantik bernama Khadijah itu.
"Ke Solo, lihat pertunjukan wayang kulit nanti malam. Mau ikut?" Tawar Sagara.
Khadijah tersenyum manis. "Maaf Sagara, aku nanti malam sudah terbang kembali ke Jakarta..."
Sagara tampak kecewa.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa gaaaeeessss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
zahra ulinnuha
Noniiiik bercandanya gak lucuuu 😭😭
2025-02-02
1
Ray
Sagara dipanggil papanya Gara-gara 🤔
Keluarga kocak campur aduk, semuanya ada disini, dicerita Outhor👍😘
2024-08-23
2
Ermi Sardjito
apakah jodohnya sagara ya....??
2024-07-29
1