Solo, Jawa Tengah
Rombongan pasukan huru hara pun tiba di rumah milik Dewananda Hadiyanto yang dulu milik Savitri Pratomo setelah misi mengambil wayang berhasil. Pak Choirul tampak lega setelah turun dari mobil sambil membawa koper berisikan wayang-wayang milik eyangnya.
"Pak, pengen tahu wayangnya seperti apa..." ucap Freya.
Pak Choirul membuka kowpe itu di depan teras rumah Savitri Pratomo yang sekarang menjadi milik Dewa Hadiyanto.
"Whoah... Ini mah bagus banget wayangnya" celetuk Freya. "Lihat, ini kulitnya benar-benar pilihan. Sebelum kalian tanya Oma tahu dari mana, sebab Oma sudah melihat banyak wayang selama ghost Hunter di tanah Jawa. Mau itu wayang kulit Jawa Tengah maupun Jawa Timur ataupun Bali. Ini memang awesome pembuatannya..."
"Omamu sangat keren" ucap Mas Muka Rata.
"Emang !" jawab Lachlan.
"Apaan?" tanya Freya ke arah cucunya.
"Oma dibilang keren sama Mas Muka Rata..." jawab Lachlan.
"Lho? Baru tahu kalau Oma itu keren? Dari lahir, choy !" balas Freya jumawa.
"Kamu salah bilang mas. Jadinya Bu Freya semakin narsis..." kekeh Mbak Kunti membuat mas muka rata kikuk.
"Emang. ! Jangan sekali-kali bilang Omaku satu ini kerena karena dia akan semakin jumawa !" timpal Raiden sebal.
***
Jakarta
Nareswari paling sebal jika dia harus datang malam hari ke rumah sakit karena pihak dapur ada yang salah dalam memberikan makanan. Padahal aku sudah menuliskan dengan jelas ! Gadis manis itu tiba di rumah sakit menjelang jam isya dan bergegas menuju dapur.
Di perjalanan, Nareswari melihat ada beberapa arwah yang melihat dan mencoba menghampiri dirinya namun tiba-tiba gadis itu terkejut ketika mereka semua mundur. Nareswari menoleh ke kanan dimana tubuhnya merasakan merinding yang paling kencang. Nyaris gadis itu berteriak kencang saat melihat siapa yang ada di sebelahnya.
"Astaghfirullah ! Allahuakbar ! Nonik !" serunya galak. "Bikin kaget saja !" Nareswari memegang dadanya yang berdebar kencang saking kagetnya.
"Maaf kak Nyes, soalnya Nonik mau menjaga Kak Nyes ..."
"Dari godaan syaitan yang terkutuk?" balas Nareswari judes.
Nonik Belanda itu tertawa yang terdengar mengerikan tapi Nareswari sudah kadung sebal jadi tidak merasa syeram.
"Kak Nyes bisa aja ... Kak, kak L dan kak Dendeng belum pulang?" tanya Nonik Belanda itu sambil mengikuti Nareswari dengan menyangga lehernya dengan tangan.
"Belum. Kan baru selesai urusan dengan anak pembunuh pak Gondo" jawab Nareswari yang sore tadi mendapatkan telepon dan cerita dari Lachlan.
Keduanya kini berjalan bersama menuju dapur rumah sakit. Entah mengapa, semenjak Nareswari bertemu dan berteman dengan Lachlan, dirinya kini jauh lebih pemberani meskipun terkadang terkaget-kaget tapi setidaknya, dia mulai bisa menerima kelebihannya yang dimata orang lain seram.
"Terus pak Gondo bakalan nyebrang gitu?" tanya Nonik Belanda.
"Insyaallah. Kan permainan terakhir pak Gondo sebelum kembali, ndalang di depan anak-anak. L dan Raiden masih berusaha bisa membuat acara itu di Solo hanya saja masih bingung dalam rangka apa..." jawab Nareswari. "Kamu disini dulu ya, Kak Nyes nyelesaikan kerjaan Kakak dulu."
Nonik Belanda itu mengangguk dan membiarkan Nareswari masuk dapur lalu mulai bekerja dadakan karena sudah bukan jam kerjanya. Gadis cilik Belanda itu kemudian wajahnya berubah dari gadis imut menjadi menyeramkan.
"Kalian semua, kalau ingin meminta bantuan Kak Nyes ... Antri ! Jangan sekali-kali mengganggunya !" ucap Nonik Belanda itu ke semua Arwah disana.
"Baik, Nonik..." ucap mereka semua yang kemudian pergi meninggalkan gadis cilik itu.
Nonik Belanda itu tersenyum. "Kak Nyes, karena kakak dan kak L tidak bisa ke Bali, kita selesaikan kasus para arwah disini satu persatu yuk. Kan aku gabut nih... Mungkin memang tugasku disini membantu kalian ... Aaahhhh aku senang, sekian ratus tahun gentayangan... Bisa berguna juga !"
***
Solo, Jawa Tengah
"Jadi Pak Choirul yang bersedia menjadi media pak Gondo untuk ndalang?" tanya Lachlan yang langsung dijawab hamdalah oleh Raiden yang tidak perlu mengalami kesurupan.
"Iya mas Lachlan... Bukan apa-apa. Lebih baik saya yang juga salah satu ahli waris nya jadi lebih afdol..." jawab Pak Choirul saat mereka menikmati makan malam nasi liwet di rumah keluarga Pratomo.
"Oma rasa itu lebih baik. Pertama, pak Choirul wong Solo dan pasti bahasa Jawanya lebih fasih serta enak didengar daripada kalian berdua yang logat bule dan Jepang. Kedua, pak Choirul kan masuk keponakan langsung Pak Gondo, jadi pas kan?" ucap Freya.
"Tapi Oma, kita mau Adain acara wayang kulit dalam rangka apa?" tanya Raiden.
"Kapan hari jadi kota Solo, pak?" tanya Lachlan.
"17 Februari..."
"Udah lewat.... Eh gimana kalau AJ Corp adain syukuran ulang tahun perusahaan? Kan kalau nggak salah bulan ini deh !" celetuk Freya yang membuka ponselnya. Sebagai mantan CEO AJ Corp, Freya memiliki catatan data hari jadi perusahaan keluarga itu.
"AJ Corp Solo, Oma?" tanya Lachlan.
"Ya iyalah, L. Kita itu ada dimanaaaa" balas Freya gemas. "Yup lusa pas hari Malam Minggu. Wis, serahkan sama Oma biar kita bisa adakan acara wayang kulit !"
Lachlan dan Raiden saling berpandangan. Kagak salah memang bawa Oma Freya.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Ray
Cerita Outhor, The best👍😘
2024-08-23
2
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒐𝒎𝒂 𝑭𝒓𝒆𝒚𝒂 𝒕𝒉𝒆 𝒃𝒆𝒔𝒕 👍💯👍💯
2024-04-16
1
Murti Puji Lestari
aku kok malah mbayangke yen sing ndalang Raiden trus lakone dewi savitri😁😁😁
2023-11-13
1