Taman PRC Hospital Jakarta
Nareswari hanya bisa mengatur nafasnya macam orang mau lahiran, inhale... Exhale...sepanjang perjalanan menuju meja taman dimana Lachlan berada di sana dengan empat makhluk di belakangnya. Depan Lachlan terdapat MacBook dan Nareswari yakin, pria bule tampan itu mulai mencari tahu keempatnya.
Ya ampun kenapa pria bule itu santuy banget sih? Mana mbak Kunti lihatin L kayak gitu? Jangan bilang hantu pun jatuh cinta dengan pria Membagongkan itu? Nareswari tersenyum ke arah Lachlan setelah sampai di depan pria Italia Inggris itu.
"Maaf, sudah lama nunggu ya L?" tanya Nareswari.
"Nggak juga... Lumayan nggak cengok - cengok banget ada pasukan horor di belakang..." kekeh Lachlan membuat Nareswari harus menutup matanya, tidak mau melihat empat mahluk yang bentuknya naudzubillah di belakang pria itu.
"So, apa yang L mau lakukan?" tanya Nareswari sesaat kemudian membuka matanya lalu berusaha fokus menatap wajah dan mata biru Lachlan. Yup, L diwarisi mata biru ibunya, Gemini Lexington dan wajah ayahnya, Michel de Luca. Setidaknya melihat wajah Lachlan much much muuuucchhhh better daripada yang di belakangnya.
"Aku sudah tahu siapa mereka. Oke, mbak Ningsih memang tewas dalam kerusuhan LP perempuan. Pak Bambang the pak Gondo, ada berita kasus kematiannya sepuluh tahun lalu. Hanya saja karena polisinya begok menganggap pak Bambang hanya korban begal, mereka malas mencari lebih lanjut..."
"Sepuluh tahun lalu, eyang Kosasih sudah pensiun, L" potong Nareswari.
"Mungkin karena itu jadinya anak buahnya nggak macam eyangmu ya Nyes... Menurut pak Bambang, yang membunuh nya sudah kabur ke Solo..."
Nareswari melotot. "Kita harus ke Solo gitu?" pekiknya. Aku kan ada pekerjaan disini !
"Kalau soal pak Bambang bin pak Gondo, biar aku sama Omaku yang urus. Omaku kan hobinya cari hantu jadi kamu nggak usah khawatir" ucap Lachlan cuek membuat Nareswari semakin pening.
"Lalu soal Tole?" Nareswari menoleh ke arah tuyul dan sedikit terpekik karena wajah si tole sedang nyengir kuda.
"Dih, Le ! Mbok Ojo nyengir jaran ngunu ( nyengir kuda gitu lah )! Medeni ( nakutin ), Ndul!" hardik Lachlan judes.
"Mas Bule, aku tuh udah gundul... Ojo diperjelas tho..." Rajuk Tole.
"Eniwaiii" Lachlan mengacuhkan protes Tole aka Rangga aka Tuyul itu. "Gurunya si tole rupanya sudah pindah ke Bekasi. Aku menemukan alamat terakhirnya. Kalau mas Muka Rata aka mas Jatmiko, jujur aku belum menemukan orang yang dirampok karena mereka sudah pindah dan rumah itu menjadi kantor ekspedisi."
"Lalu mbak Kunti?" tanya Nareswari.
"Suami dan putrinya pergi entah kemana...." jawab Lachlan dengan wajah sedih ke arah mbak Kunti. "Aku akan cari lebih dalam lagi karena data yang diberikan kurang lengkap."
"Nggak papa mas Bule. Pelan-pelan nanti pasti ketemu..." jawab Mbak Kunti.
"Terus hari ini kamu mau ngapain?" tanya Nareswari.
"Ke Bekasi. Kamu mau ikut?" tawar Lachlan. "Habis kerja. Kamu kan selesai kerja jam tiga. Jadi aku tunggu disini saja sambil jadi detek..."
Keenam orang eh... Dua orang dan empat makhluk tidak jelas itu menoleh melihat adanya beberapa pergerakan hantu yang kepo ke arah mereka.
"Pak Gondo, tolong ... Mereka jangan dekat-dekat dengan saya dan mbak Nyes. Biar bisa konsentrasi..." pinta Lachlan. Jujur energinya sudah tersedot karena bersama dengan empat hantu, membuat tubuhnya lemas. Maka dari itu L memilih bertemu di publik place agar energinya tidak tersedot banyak sebab energi manusia lain akan terambil tanpa mereka sadari.
Pak Gondo pun menghampiri para hantu itu dan sedetik kemudian mereka pergi.
"Kita ke Bekasi?" tanya Nareswari lagi.
"Iya. Aku habis ini jumatan disini, makan siang disini dan nanti jam tiga kita pergi. Kalau pun harus nginap, Ndak masalah. Toh besok Sabtu. Soal baju, tinggal beli" jawab Lachlan dengan wajah lempeng.
Nareswari hanya bisa menatap melas ke Lachlan.
***
Mesjid di samping PRC Hospital Jakarta
Lachlan melakukan sholat Jumat bersama dengan Opanya, Anarghya Giandra dan Alsaki Baskara yang menjadi direktur keuangan rumah sakit milik keluarganya. Bukan tanpa alasan Alsaki menjabat posisi tinggi itu tapi kemampuannya dalam mencari kebocoran keuangan rumah sakit sebelumnya saat dia menjabat sabagai manajer keuangan, membuat direktur utama rumah sakit itu memberikan jabatan ke cucu Bara Giandra itu.
Alsaki sudah lahir kaya raya dan dari keluarga yang dikenal dengan kejujuran serta komitmen jadi tidak mungkin akan melakukan korupsi. Lulusan bisnis di Universitas Indonesia dan mengambil kursus akuntansi itu dikenal kepribadian yang dingin tapi jika sudah ngereog, orang pun malas mendengar Omelannya. Tak heran semua orang bingung bagaimana Alsaki bisa berpacaran dengan Dokter Kaysa yang juga sama-sama keras kepala.
"Kamu ngapain kemari?" tanya Alsaki ke sepupunya.
"Mau ajak Nareswari pergi..." jawab Lachlan santai.
"Pergi kemana? Tunggu, bagaimana kamu bisa kenal Nyes?" tanya Anarghya yang tahu gadis manis itu cucu dari kapten Kosasih.
"Well, rada Membagongkan sih tapi seru aja..." cengir Lachlan.
"Jangan kamu ajak cari hantu lho L... Kasihan ! Mending kamu ajak Oma mu ..." ucap Anarghya.
Lachlan hanya mengangguk. Kalau saja Opa tahu, Nyes sama ma aku... - batin Lachlan
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Anonymous
Baru ini baca crita horror nggak takut
2024-11-07
1
Ray
Tak Bosan Bosan
AQ membaca ceritamu😂😘
Keluarga Lachlan pemburu hantu😱🤔
Semangat💪🙏
2024-08-23
2
Alejandra
Bingung aku dengan silsilah keluarganya. Tadi ada Haris Lexington & Freya Lexington (Opa & Oma dari pihak Ibu), ada Michel de Luca & Gemini Lexington (Orangtua), ada lagi Arimbi & Bima, ada lagi Anarghya Giandra & Bara Giandra. Siapakah mereka...
2024-05-30
4