Nareswari menatap wajah tampan Lachlan dengan perasaan gemas dan kesal menjadi satu karena dengan cueknya bilang ini akan menjadi pengalaman yang seru.
Ini kagak seru, chuy ! Ini menyeramkan ! Ini namanya golek molo ! Cari penyakit ! Kita tidak tahu sudah berapa lama mereka dut, koit, mokat, mati ! Nareswari memegang kening Lachlan.
"Mas nya waras?" tanya Nareswari judes melupakan empat hantu yang melihat interaksi dua orang di hadapan mereka. "Kita tidak tahu mereka mati kapan ! Masih oke kalau mereka mati kemarin atau paling nggak sepuluh tahun lalu atau ... Nggak lama deh ! Gila aja kalau misal mereka mati seabad lalu ! Carinya gimana coba ?"
"Eeerr... Mbak Nyes, aku mati sepuluh tahun lalu..." celetuk Pak Gondo.
"Diam ! Saya tidak bicara sama kamu dulu !" bentak Nareswari galak membuat keempat hantu itu kaget lalu tertawa kecil.
Ternyata mbak Nyes bisa galak ...
"Kan aku belum bertanya dan mengorek keterangan lebih lanjut, Nyes" senyum Lachlan yang kemudian menatap empat hantu itu. "Begini, aku ada syaratnya. Aku memang liburan di Jakarta dan jika kalian minta dibantu, berikan keterangan yang sejelas-jelasnya. Itu satu. Yang kedua, aku hanya membantu kebaikan bukan kejahatan macam harus membunuh atau menyakiti. No way ! Paham ya?"
Nareswari menatap Lachlan yang dengan santainya macam HRD khusus Ghost Whisperer. Ya ampun ! Santai banget !
"Paham mas Bule" jawab keempatnya.
"Ketiga, kalian kalau mau muncul, kulonuwun dulu, jangan Mak mecungul, Mak jegagik, bikin jantungan chuy... Oh jangan sekali-kali nongol saat aku di rumah Opa Bara. Jangan ikutin aku ke rumah siapapun yang aku datangi ! Kalau mau ketemu di taman atau tempat umum terbuka lainnya tapi tidak di kuburan ! Jangan bawa pasukan Bodrex ! Marakke bludrek ! Oke?" Lachlan menatap keempatnya dengan serius.
"Oke mas Bule..."
"Jebule mas Bule iso ngomong Jowo tho?" ujar Pak Gondo.
"Aku ada turunan wong Jowo, pak Gondo. Jadi bisa lah" jawab Lachlan. "Wis sekarang kalian jangan ganggu aku dan mbak Nyes. Kami butuh istirahat.."
"Matur nuwun lho mas Bule mau bantu kami..." ucap Pak Gondo.
"Tapi, aku tidak mau ada tambahan minta bantuan sama kami ya. Ta selesaikan dulu request kalian."
***
Nareswari berjalan bersama Lachlan menuju mobil FIAT imutnya. Gadis itu baru sadar kalau tadi dia main peluk pria tak dikenal itu saking takutnya dan sekarang Nareswari baru menyadarinya hingga pipinya memerah.
Ya Allah ! Macam cewek murahan aja pakai peluk-peluk ! Nareswari memegang kedua pipinya.
"Kamu kenapa Nyes?" tanya Lachlan melihat Nareswari blingsatan tampak panik. "Nggak ada yang ganggu kamu lagi kok..."
Nareswari mendongakkan wajahnya dan menatap Lachlan yang memiliki postur jangkung hingga leher gadis itu sedikit pegal. Apalagi tingginya 167 dan memakai sepatu flat. Wis, macam ketemu gapura kecamatan.
"Tinggi kamu berapa sih?" tanya Nareswari.
"187-188. Kenapa ? Kamu pegal lihatin aku? Perlu dingklik ( kursi kecil )?" goda Lachlan.
Nareswari menyipitkan matanya. "Dengar K..."
"L. Panggilan aku L, bukan K apalagi Kakaktua..." ralat Lachlan.
"Yakin kamu mau bantu empat hantu itu? Kita itu bantu hantu. Hantu! Kenapa juga kita harus bantu mereka !" ucap Nareswari galak mengacuhkan ralat Lachlan.
"Kalau kamu tidak bantu, kemungkinan besar mereka akan terus mengikuti kamu sampai kamu mau menolong mereka. Lagipula, ini jadi petualangan yang seru kan Nyes. Ohya kita belum berkenalan, namaku Lachlan Lexington de Luca..." Lachlan mengulurkan tangannya.
Nareswari menyipitkan matanya. "Lexington? Apa hubungan kamu dengan Opa Haris Lexington dan Oma Freya?"
"Lho! Kamu kenal Opa dan Oma aku?" seru Lachlan heboh. "Aku cucunya ! Kandung !"
"Eh?"
"Kok kamu bisa ..."
"Opaku Kapten Kosasih. Namaku Nareswari Kosasih..." jawab Nareswari.
"Owalaahhh... Dunia sempit ya Nyes. Aku tahu siapa Opamu. Kan bersahabat baik dengan keluarga aku..." kekeh Lachlan.
"Hah? Kamu anggota keluarga Pratomo?"
"Bingo !" senyum Lachlan.
***
Nareswari mengijinkan Lachlan mengikuti mobilnya demi keselamatan dirinya dari godaan hantu-hantu terkutuk minus akhlak yang ngalah-ngalahin generasi ketujuh kalau kumpul. Setengah jam kemudian, sampai lah mereka di rumah area pondok indah dan Lachlan hanya tertawa kecil karena rumah keluarga Giandra dekat situ.
Definisi tinggal gelundung, sampai rumah Opa Bara.
Lachlan memarkirkan mobilnya di depan rumah mewah yang tidak terlalu besar tapi sangat sophisticated. Pria itu pun turun dan melihat Nareswari berjalan keluar pagar setelah memasukkan mobil nya di carport.
"L, mau mampir ?" tawar Nareswari.
"No, thank you. Ini sudah jam sebelas malam, sudah nggak patut bertamu. Besok saja kita ketemu di PRC Hospital" jawab Lachlan sopan.
"PRC Hospital ? Kok kesana ?" Nareswari menatap bingung ke Lachlan.
"Lha tuh, tag id card kamu anak PRC Hospital. Jadi tahu lah kamu pasti kerja disana. Aku pamit dulu dan kamu bisa tidur tenang sebab tidak boleh ada yang ganggu kamu... Oke?" senyum Lachlan. "Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salam..." balas Nareswari sambil melihat Lachlan berjalan menuju mobilnya.
"Mbak Nyes, kok bisa pulang sama mas Bule?" tanya penjaga rumahnya dari pos satpam yang ada di dekat pintu pagar.
"Mas Bule itu cucunya Oma Freya jadi masih ada hubungan kekerabatan lah..." jawab Nareswari sambil membalikkan tubuhnya. "Kunci pagarnya pak."
"Oke mbak Nyes. Selamat beristirahat."
***
Keesokan harinya, Lachlan mendatangi pemakaman tempat mereka ngobrol semalam dan berhasil mendapatkan makam masing-masing hantu itu.
"Oke, kalian matinya nggak terlalu lama sih. Benar kata mbak Nyes. Kalau kalian matinya seabad lalu, ya wassalam cari barang ataupun orang yang kalian maksud soalnya waktunya jauh rangenya" ucap Lachlan sambil memegang nisan milik Tole alias Tuyul yang aslinya bernama Rangga Dwipangga. Di nisan itu tertulis kalau Rangga meninggal lima tahun lalu.
"Terus mas Bule mau bantu siapa dulu dari kami berempat?" tanya mas Muka Rata.
"Aku harus cari tahu dulu soal kalian." Lachlan menoleh ke arah empat hantu itu. "Sekarang kita ke rumah sakit dan mulai bekerja disana sekalian nunggu mbak Nyes. Oke?"
Lachlan bersama dengan keempat hantu itu berjalan keluar pemakaman dan masuk ke dalam mobil BMW SUV milik Freya. Lachlan lalu melajukan mobilnya menuju PRC Hospital.
***
PRC Hospital Jakarta
"Jadi ini kamu?" tanya Lachlan saat melihat mug shot mas Muka Rata dari MacBook nya. Lachlan benar-benar mencari tahu berita atau artikel tentang keempat hantu itu. "Jatmiko nama kamu?"
"Iya mas Bule. Ternyata aku jelek ya mas?" kekeh mas muka rata.
"Yup, cakep sekarang. Polos" jawab Lachlan cuek membuat Mbak Kunti dan Tole cekikikan.
"Mas Bule punya kekuatan ini sejak kapan?" tanya Pak Gondo.
"Bukan kekuatan, tapi anugerah. Aku dapat dari kecil... meskipun awalnya ya serem tapi lama-lama biasa bahkan jadi ghost whisperer aku..." Lachlan menoleh dan melihat Nareswari berjalan ke arahnya yang duduk di taman. "Jangan bikin mbak Nyes takut lho gaeeesss !"
Lachlan Lexington de Luca
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Wandi Fajar Ekoprasetyo
d gendong aja lah mas .....biar NDA pegel si mbak nya
2024-11-19
1
Ray
Ada Seru, Lucu, Horor, tapi bikin candu baca cerita Outhor 👍😘 Semangat💪
2024-08-23
3
Diana Puji Astuti
wkwkwk...kocak ..
2024-06-24
2