BAB 15

Malam semakin menjelang dan matahari sudah menuju ke peraduannya.

Ayah dan Fajar seperti biasa pulang dari jamaah di masjid, setelah meletakkan peralatan sholatnya mereka berkumpul bersama di meja makan untuk makan malam.

Mereka menikmati makanan yang telah tersaji di meja makan. Tidak ada obrolan saat mereka makan, karena tidak baik bicara saat makan.

Setelah makan malam selesai Ayah sedang bersantai menikmati tontonan televisi bersama bunda. Sedangkan Fajar masuk kamarnya untuk mengerjakan tugasnya.

"Syakila mana bund, ayah mau bicara" tanya ayah

"Masih di dapur kayaknya yah, buat minum atau apa tadi gitu" jawab bunda sambil menoleh ke arah dapur.

Syakila keluar dari dapur dan membawa minuman dingin di tangannya.

" Sayang sini ayah mau bicara" pinta bunda

" Iya bunda, ayah mau es sirup? Syakila buatin" tawarnya ke ayah

Ayah pin menggelengkan kepalanya, karena seusia ayah malam- minum dingin seperti itu sudah tidak bagus. " Tidak, ayah sudah minum teh anget ini"

"Duduk sini ayah mau bicara" pinta ayah

"Iya ayah, ada apa? " jawab Syakila penasaran

"Gimana kuliah hari pertama, apa ada kesulitan? atau ada masalah? " tanya ayah khawatir karena melihat anak gadisnya seperti kelelahan dari cerita bunda tadi.

"Tidak kog yah, Alhamdulillah semua lancar tidak ada masalah. Tadi juga sudah kenal beberapa teman baru yah" cerita Syakila kepada ayah dan bundanya.

"Wah, anak bunda udah gede ya. Banyak temannya sekarang udah jadi mahasiswa" ledek bunda. "temen cowok juga kak" tambah bunda

"Cewek dan cowok bunda, tapi Syakila kumpulnya sama teman cewek kog yah, ya walaupun kebanyakan memang mahasiswa cowok di jurusan kakak bund" jelas Syakila

"Ya wajarlah kak, memang jurusan kamu itu kebanyakan yang minat cowok" tambah ayah. "Tapi ayah percaya kamu bisa pilih teman yang baik".

Begitu banyaj yang di obrol oleh kedua orang tua dan anak perempuannya itu. Betapa waktu tak terasa gadis kecil yang dulu masih saja minta gendong kini sudah menjadi mahasiswa.

Malam semakin larut mereka memutuskan untuk beristirahat di kamar mereka masing- masing. Syakila tak lupa menjalankan kewajibannya sholat isya sebelum tidur.

Setelah sholat dia merebahkan tubuhnya di kasur empuknya, tapi entah kenapa matanya malah belum mau terpejam setelah kena air wudhu tadi. Pikirannya melayang memikirkan hari esok, dan tiba-tiba dia teringat dengan sosok yang dia temui tadi siang di masjid kampus.

"Senyumnya manis, ganteng lagi, berwibawa kayaknya dia orang penting di kampus deh" ucap Syakila tanpa ia sadari.

"Astaghfirullahal'adzim, kog aku mikirin dia ya. Sadar Syakila mungkin cuma nyapa doang karena papasan tadi, ada-ada aja kamu ini" gumam Syakila sendiri.