SUDAH MULAI JATUH CINTA

"Alula," seru Mama Nara yang muncul dari dalam. Mendengar itu, Alula segera melepaskan pelukannya. Bi Nur memberitahu tentang kedatangan Alula pada Mama Nara.

Mama Nara tampak terkejut melihat kondisi Alula. Dan koper besar yang ada didekat pintu, seakan menjelaskan apa yang terjadi pada gadis malang itu. "Ayo ikut Tante, mandi dulu terus ganti baju." Alula menurut saat Mama Nara membawanya ke sebuah kamar. Sementara Aydin berjalan dibelakang mereka sambil membawakan kopernya. "Ini kamarnya Leen, adiknya Aydin," ujar Mama Nara. Wanita itu lalu membuka kamar mandi dan menyiapkan handuk. "Mandi air hangat, biar gak kedinginan." Alula mengangguk, membuka koper untuk mengambil baju ganti, lalu masuk ke dalam kamar mandi. Dia merasa sangat beruntung, setidaknya masih ada keluarga yang mau menampungnya.

Saat keluar dari kamar mandi, Alula mendapati Mama Nara masih ada didalam kamar tersebut. "Tante, sa_"

"Aydin sudah cerita sama Tante." Mama Nara menghampiri Alula lalu memegang kedua tangannya. "Maaf ya sayang, gara-gara anak Tante, kamu jadi diusir dari rumah."

Alula menggeleng cepat dengan mata berkaca-kaca. "Tante gak perlu minta maaf. Mas Dokter gak salah kok, tapi memang Mama Lula saja yang gak sayang sama Lula," air mata gadis itu mulai meleleh.

"Eh..gak boleh ngomong gitu. Semua orang tua itu sayang sama anaknya, termasuk Mama Lula." Mama Nara menyeka air mata Alula dengan ibu jarinya.

"Enggak," Alula menggeleng cepat. "Tante gak kenal sama Mama Lula, Mama gak sayang sama Lula." Dari kecil, Alula sudah bisa merasakan itu. Perlakukan mamanya padanya dan pada Eliza, sangat berbeda. Tak seperti Eliza yang sering dipuji, dikasih hadiah, bahkan disuapi saat makan, dia sama sekali tak pernah merasakan itu. Saat ada acara di sekolah, tak pernah sekalipun mamanya mau datang. Entah apa salahnya, hingga mananya sebenci itu padanya.

"Ya udah, Alula makan dulu gih. Pasti laparkan? Tante gak mau Lula sampai sakit, apalagi sedang hamil."

Alula terharu dengan perhatian Mama Nara. Orang lain saja, bisa sesayang ini padanya, tapi kenapa mamanya tidak.

Mereka berdua lalu turun kebawah. Dimeja makan, ternyata sudah ada Aydin yang menungunya. Beberapa hidangan juga sudah tersedia.

"Maaf ya Mbak, makanannya sudah habis buat makan malam tadi. Jadi cuma tinggal kare ayam doang. Terus sama bibi ditambahin telur dadar. Gak papakan?" ujar Bi Nur sambil meletakkan segelas teh hangat.

"Ini sudah lebih dari cukup kok, Bi," ujar Alula. Dia cukup tahu diri.

Aydin menarikkan kursi untuknya, membuat dia seketika was-was bakal diperingatin jangan makan banyak-banyak kayak tadi siang.

"Ya udah, Tante tinggal dulu," pamit Mama Nara. "Kamu makan ditemenin Bang Ay. Nanti malam, tidur di kamar Leen."

"Makasih, Tante."

Setelah Mama Nara pergi, Alula segera menyeruput teh hangat didepannya. Badannya seketika terasa hangat, nyaman sekali. Namun saat hendak mengambil makanan, dia menoleh dulu kearah Aydin yang duduk disebelahnya.

"Ngapain lihat aku? Gak sedang minta diambilinkan?"

Alula menggeleng cepat lalu mengambil makanan. Sengaja dia mengambil nasi sedikit karena takut dimarahi. Dia juga hanya mengambil sepotong telur dadar, sungkan mau mengambil ayam.

"Yang banyak makanannya," ujar Aydin.

"Emang boleh?"

Aydin menghela nafas lalu mengambil sepotong ayam dan menaruh diatas piring Alula. Tak lupa mengambil sedikit kuah dan menyiramkan diatas nasi. "Nasinya mau nambah gak?"

Alula masih tercengang. Benarkah ini Mas dokter calon suaminya? Tapi kenapa cepat sekali berubah, tadi siang jelas-jelas melarang makan banyak.

Tanpa menunggu persetujuan Alula, Aydin menyendok nasi, meletakkan diatas piring gadis itu. Kenapa rasanya dia kasihan sekali melihat wanita yang sedang mengandung anaknya seperti orang kekurangan makan.

"Kenapa ya Mas, sejak hamil, aku makannya jadi banyak?"

"Itu karena nutrisinya untuk 2 orang. Kamu dan anak kamu."

"Anak kamu?" Alula mengerutkan kening. Raut wajahnya menunjukkan keberatan atas kalimat Aydin barusan.

"Anak kita maksudnya," ralat Aydin.

Alula langsung tersenyum. Menurutnya, kalimat itu lebih cocok dan enak didengar.

"Mas, kayaknya aku udah mulai jatuh cinta deh sama kamu." Aydin langsung mengernyit mendengar kalimat Alula. "Kamu tahu gak sejak kapan?" Aydin hanya diam saja. Dia mulai canggung dengan bahasan ini. Cukup banyak wanita yang mencoba mendekatinya, namun hanya Alula yang berani ngomong seterus terang ini. "Sejak kamu menggosok rambutku tadi," ujarnya sambil tersenyum.

Bukannya baper, Aydin malah syok lalu memutar bola matanya malas. "Dasar ABG labil. Digosokin rambutnya doang, langsung jatuh cinta. Jangan-jangan kalau dikasih nilai 100 sama guru, kamu juga bakalan langsung jatuh cinta."

Alula menggeleng cepat. Mulutnya penuh dengan nasi, terpaksa menunggu hingga tertelan semua baru bicara. "Enggak mungkin."

"Kenapa?"

"Karena guru disekolah Lula, gak ada yang cakep kayak Mas dokter." Aydin hanya bisa nyengir mendengar jawaban Alula. "Mas dokter udah cinta belum sama Lula?"

"Enggak," sahut Aydin cepat.

"Bukan enggak, tapi belum," ralat Alula. "Suatu saat nanti, Mas dokter pasti bucin sama Lula."

"Sok tahu."

"Bukan sok tahu, tapi_"

"Buka mulut kamu," potong Aydin. Seperti dihipnotis, Alula langsung menurut, membuka mulutnya dengan lebar. Dan seketika, sepotong telur dadar masuk kedalam mulutnya, membuat dia langsung melotot. "Jangan banyak bicara, buruan habiskan makanan kamu. Kalau enggak, aku suruh Bi Nur membereskan semua ini."

Alula menggeleng sambil memegangi piringnya, takut benda itu akan diambil darinya. Mengambil telur dadar yang menyumpal mulutnya lalu meletakkan diatas piring. Meski tadi Aydin mengambil telur itu langsung pakai tangan, dia tak jijik untuk memakannya. "Mas Dokter, tangannya bersihkan?" tanyanya sambil mamasukkan telur yang telah dia potong kedalam mulut.

"Bersih, tapi habis dipakai ngupil tadi."

Sontak saja, Alula berhenti mengunyah dan matanya membulat sempurna. "Becanda. Aku itu orang paling bersihan dirumah ini."

Terpopuler

Comments

aku dewe

aku dewe

jahil banget Ay..

2024-04-30

0

Nina Marsela

Nina Marsela

so sweet i sangat suka cerita ya👍👍👍😘😘

2024-04-23

0

Rizky Asya

Rizky Asya

agak kocak si lula

2024-04-18

0

lihat semua
Episodes
1 SAYA HAMIL
2 SALAH SASARAN
3 SALING MEMBUTUHKAN
4 MAAFKAN AKU
5 DUA PILIHAN
6 GUE HAMIL
7 SOLUSI
8 TAK MAU JADI PEMBUNUH
9 MAKAN BERSAMA
10 PENGAKUAN AYDIN
11 BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12 MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13 GUE CINTA SAMA LO
14 KE RUMAH CALON MERTUA
15 KENAPA HARUS ABANG?
16 SILAKAN MARAH SAMA LULA
17 FOTO USG
18 DIUSIR
19 TAMU SAAT HUJAN
20 SUDAH MULAI JATUH CINTA
21 DASAR BOCAH
22 PENJELASAN ALULA
23 LO BERUNTUNG BANG
24 IBU KANDUNG ALULA
25 KEDATANGAN PAPA ALULA
26 SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27 JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28 HARI INI
29 SIAPA SILVIA?
30 TENTANG SILVIA
31 TENTANG SILVIA 2
32 MAMA JANGAN PERGI
33 PERSIAPAN PERNIKAHAN
34 PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35 AKAD
36 PETUAH NENEK
37 PENGANTIN BARU
38 SAMBUTAN ADIK IPAR
39 SIAP-SIAP
40 NGIDAMNYA PARA BUMIL
41 JADI IPAR
42 SAMBUTAN ISTRI
43 GAK KELUAR KAMAR
44 FIX, PURA-PURA
45 NGAMBEK
46 NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47 GALAU
48 MISI BIKIN CEMBURU
49 CEMBURU YA?
50 BUMIL CARI GARA-GARA
51 BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52 KESIANGAN
53 KAYAK SEMALAM
54 MENGAKULAH
55 HADIAH DARI NENEK
56 GARA-GARA RAMBUT
57 MASIH DILEDEKIN
58 KENA MULU
59 PERTEMUAN TAK SENGAJA
60 BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61 PERCAYA PADAKU
62 MOOD BOOSTER
63 JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64 KAPAN BILANG CINTA?
65 PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Coba jelaskan
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 Bab 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 Bab 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 Bab 91
92 Bab 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
SAYA HAMIL
2
SALAH SASARAN
3
SALING MEMBUTUHKAN
4
MAAFKAN AKU
5
DUA PILIHAN
6
GUE HAMIL
7
SOLUSI
8
TAK MAU JADI PEMBUNUH
9
MAKAN BERSAMA
10
PENGAKUAN AYDIN
11
BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12
MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13
GUE CINTA SAMA LO
14
KE RUMAH CALON MERTUA
15
KENAPA HARUS ABANG?
16
SILAKAN MARAH SAMA LULA
17
FOTO USG
18
DIUSIR
19
TAMU SAAT HUJAN
20
SUDAH MULAI JATUH CINTA
21
DASAR BOCAH
22
PENJELASAN ALULA
23
LO BERUNTUNG BANG
24
IBU KANDUNG ALULA
25
KEDATANGAN PAPA ALULA
26
SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27
JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28
HARI INI
29
SIAPA SILVIA?
30
TENTANG SILVIA
31
TENTANG SILVIA 2
32
MAMA JANGAN PERGI
33
PERSIAPAN PERNIKAHAN
34
PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35
AKAD
36
PETUAH NENEK
37
PENGANTIN BARU
38
SAMBUTAN ADIK IPAR
39
SIAP-SIAP
40
NGIDAMNYA PARA BUMIL
41
JADI IPAR
42
SAMBUTAN ISTRI
43
GAK KELUAR KAMAR
44
FIX, PURA-PURA
45
NGAMBEK
46
NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47
GALAU
48
MISI BIKIN CEMBURU
49
CEMBURU YA?
50
BUMIL CARI GARA-GARA
51
BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52
KESIANGAN
53
KAYAK SEMALAM
54
MENGAKULAH
55
HADIAH DARI NENEK
56
GARA-GARA RAMBUT
57
MASIH DILEDEKIN
58
KENA MULU
59
PERTEMUAN TAK SENGAJA
60
BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61
PERCAYA PADAKU
62
MOOD BOOSTER
63
JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64
KAPAN BILANG CINTA?
65
PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Coba jelaskan
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
Bab 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
Bab 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
Bab 91
92
Bab 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!