SILAKAN MARAH SAMA LULA

Disaat Mama Nara masih kena mental dan Aydin masih tepok jidat karena kalimat frontal Alula, gadis itu malah kembali bikin yang lain terkejut.

Alula, cewek itu berlutut didepan Mama Nara sambil memegang kedua kakinya.

Astaga, mau apalagi dia?

Aydin hanya bisa memejamkan mata sambil menunggu kelakuan absurd apalagi yang akan dilakukan calon istrinya. Sumpah, tahu gini, kemarin dia ajak Alula simulasi dulu, gimana cara bertemu dan bersikap didepan orang tuanya.

"Tante, maafin Alula. Om, Alula juga minta maaf," dia menoleh kearah Ayah Septian. Matanya mulai berkaca-kaca. Sesungguhnya, Alula memang merasa sangat bersalah. Kalau saja bukan karenanya, Dokter Aydin tak akan terkena masalah seperti ini. Dan Al, astaga, kasihan sekali kalau ingat cowok itu. Dia harus patah hati setelah kemarin menyatakan cinta. "Alula sungguh minta maaf."

"Alula, jangan seperti ini," Mama Nara memegang kedua bahu Alula. "Bangun, sayang."

Alula menggeleng, "Alula salah Tante, Alula minta maaf. Tante atau Om, boleh marah sama Alula. Boleh maki, boleh ngatain Alula murahan atau apapun, tapi Alula mohon, jangan larang Mas Dokter menikahi Alula." Gadis itu mengatupkan kedua kelapak tangannya didada sambil menangis memohon dengan sangat pada Mama Nara dan Ayah Septian.

"Tidak sayang, Tante tidak mungkin melakukan itu. Aydin memang sudah sepatutnya bertanggung jawab. Ayo bangun." Mama Nara berdiri, memegang kedua bahu Alula dan membantunya bangun.

"Tante yakin gak mau marah sama Alula? Gak mau maki Lula atau apapun? Lula ikhlas kok, Tante. Lula salah."

Mama Nara tersenyum mendengar ketulusan Alula meminta maaf. "Karena kamu udah tahu kalau kamu salah dan sudah minta maaf, Tante gak akan marah lagi. Duduklah disini," dia menepuk sofa sebelahnya.

Aydin memperhatikan Alula, ternyata saking takutnya, wanita itu sampai rela berlutut dikaki mamanya. Dia jadi teringat perkataan Alula tempo hari.

"Mama sangat membenciku. Aku pasti diusir dari rumah jika ketahuan hamil diluar nikah."

Mungkin gadis itu terlalu takut akan dibuang oleh keluarganya. Ah....kenapa dia jadi kasihan.

"Lula, apa keluarga kamu sudah tahu soal ini?" tanya Ayah Septian.

"Lula gak berani ngomong, Om. Lula takut," gadis itu kembali menangis sambil menunduk. Mama Nara yang merasa kasihan, langsung merangkul bahunya. "Lula pasti akan diusir dari rumah karena dianggap merusak nama baik keluarga," lanjutnya sambil tersedu.

Mama Nara dan Ayah Septian saling tatap, merasa kasihan pada Alula. Mama Nara merasa beruntung karena dulu, keluarganya tidak melakukan itu padanya.

"Maafin Bang Aydin ya, Sayang," ujar Mama Nara.

Alula langsung menggeleng cepat. "Alula yang salah, Alula yang harus minta maaf."

"Kita berdua yang salah," Aydin menimpali. Dia masih ingat, jika malam itu, dia yang mulai duluan, tapi itu juga karena Alula membuka pintu. Jadi menurutnya, mereka sama-sama salah karena tak bisa menahan diri.

"Tante," Alula meraih tangan Mama Nara lalu menggenggamnya. "Tolong bantu Lula ngomong sama orang tua."

Mama Nara mengangguk. "Kami akan langsung datang kesana untuk melamar kamu." Saking terharunya, Alula reflek memeluk Mama Nara. Andai saja Mamanya bisa sepengertian calon mertuanya itu, tapi sayangnya, Mamanya tak mungkin seperti itu.

"Makasih Tante, makasih."

"Sudah, sudah, jangan menangis lagi." Mama Nara mengusap punggung Alula. Setelah Alula melepas pelukannya, wanita itu menyeka air mata dikedua pipi Alula.

"Kira-kira, kapan kami bisa datang ke rumah kamu?" tanya Ayah Septian.

"Papa masih di luar kota, Om. 3 atau 4 hari lagi, baru pulang," sahut Alula sambil menoleh kearah Ayah Septian.

"Baiklah, kabari jika Papa kamu pulang." Alula mengangguk cepat.

"Karena udah siang, gimana kalau kita makan dulu," ajak Mama Nara. "Lula lapar gak?"

Alula mengangguk cepat karena sejak pagi, dia memang belum sarapan, terlalu tegang mau bertemu calon mertua. Namun saat melihat Mama Nara menahan senyum, buru-buru dia menggeleng karena sadar sudah malu-maluin. "Enggak usah repot-repot, Tante. Lula sudah makan tadi." Terpaksa pura-pura nolak demi jaga imej.

"Udah terlanjur dimasakin. Ayo makan," Mama Nara menarik tangan Alula agar berdiri, setelah itu membawanya menuju ruang makan. "Tuh, udah disiapin sama Bi Nur." Terlihat banyak sekali hidangan diatas meja makan. Dan aromanya, membuat perut Alula makin keroncongan.

Aydin menarikkan kursi untuk Alula, membuat cewek itu seketika tersenyum karena baper. "Makasih," ucapnya tulus.

"Jangan banyak-banyak makannya," bisik Aydin. "Jangan bikin aku malu."

Glodak

Alula langsung menjatuhkan bokongnya sedikit kasar ke kursi.Ternyata narikin kursi tadi karena ada maunya. Mau ngomong jangan malu-maluin. Hati yang awalnya baper, melayang dengan perlakuan manis itu, tiba-tiba saja dihempaskan kasar hingga dasar laut, mengenaskan.

Terpopuler

Comments

Rinaku

Rinaku

wekekeeekk

2024-05-05

0

aku dewe

aku dewe

Laperr Ayyyy.. /Shhh//Shhh/

2024-04-30

0

Lina Herlina Muhtar

Lina Herlina Muhtar

suami aku juga orngnya kalem dan aku yg bawel, alhamdulillah usia pernikahan kami udah memasuki tahun ke 20 sudah dikaruniai 2 org putri, tapi kami ga kecelakaan macam dicerita ini ya... alhamdulillah Allah jaga kami karna kami ga pacaran alias langsung tunangan and nikah jd pacaranya setelah halal

2024-01-13

4

lihat semua
Episodes
1 SAYA HAMIL
2 SALAH SASARAN
3 SALING MEMBUTUHKAN
4 MAAFKAN AKU
5 DUA PILIHAN
6 GUE HAMIL
7 SOLUSI
8 TAK MAU JADI PEMBUNUH
9 MAKAN BERSAMA
10 PENGAKUAN AYDIN
11 BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12 MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13 GUE CINTA SAMA LO
14 KE RUMAH CALON MERTUA
15 KENAPA HARUS ABANG?
16 SILAKAN MARAH SAMA LULA
17 FOTO USG
18 DIUSIR
19 TAMU SAAT HUJAN
20 SUDAH MULAI JATUH CINTA
21 DASAR BOCAH
22 PENJELASAN ALULA
23 LO BERUNTUNG BANG
24 IBU KANDUNG ALULA
25 KEDATANGAN PAPA ALULA
26 SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27 JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28 HARI INI
29 SIAPA SILVIA?
30 TENTANG SILVIA
31 TENTANG SILVIA 2
32 MAMA JANGAN PERGI
33 PERSIAPAN PERNIKAHAN
34 PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35 AKAD
36 PETUAH NENEK
37 PENGANTIN BARU
38 SAMBUTAN ADIK IPAR
39 SIAP-SIAP
40 NGIDAMNYA PARA BUMIL
41 JADI IPAR
42 SAMBUTAN ISTRI
43 GAK KELUAR KAMAR
44 FIX, PURA-PURA
45 NGAMBEK
46 NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47 GALAU
48 MISI BIKIN CEMBURU
49 CEMBURU YA?
50 BUMIL CARI GARA-GARA
51 BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52 KESIANGAN
53 KAYAK SEMALAM
54 MENGAKULAH
55 HADIAH DARI NENEK
56 GARA-GARA RAMBUT
57 MASIH DILEDEKIN
58 KENA MULU
59 PERTEMUAN TAK SENGAJA
60 BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61 PERCAYA PADAKU
62 MOOD BOOSTER
63 JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64 KAPAN BILANG CINTA?
65 PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Coba jelaskan
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 Bab 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 Bab 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 Bab 91
92 Bab 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
SAYA HAMIL
2
SALAH SASARAN
3
SALING MEMBUTUHKAN
4
MAAFKAN AKU
5
DUA PILIHAN
6
GUE HAMIL
7
SOLUSI
8
TAK MAU JADI PEMBUNUH
9
MAKAN BERSAMA
10
PENGAKUAN AYDIN
11
BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12
MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13
GUE CINTA SAMA LO
14
KE RUMAH CALON MERTUA
15
KENAPA HARUS ABANG?
16
SILAKAN MARAH SAMA LULA
17
FOTO USG
18
DIUSIR
19
TAMU SAAT HUJAN
20
SUDAH MULAI JATUH CINTA
21
DASAR BOCAH
22
PENJELASAN ALULA
23
LO BERUNTUNG BANG
24
IBU KANDUNG ALULA
25
KEDATANGAN PAPA ALULA
26
SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27
JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28
HARI INI
29
SIAPA SILVIA?
30
TENTANG SILVIA
31
TENTANG SILVIA 2
32
MAMA JANGAN PERGI
33
PERSIAPAN PERNIKAHAN
34
PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35
AKAD
36
PETUAH NENEK
37
PENGANTIN BARU
38
SAMBUTAN ADIK IPAR
39
SIAP-SIAP
40
NGIDAMNYA PARA BUMIL
41
JADI IPAR
42
SAMBUTAN ISTRI
43
GAK KELUAR KAMAR
44
FIX, PURA-PURA
45
NGAMBEK
46
NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47
GALAU
48
MISI BIKIN CEMBURU
49
CEMBURU YA?
50
BUMIL CARI GARA-GARA
51
BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52
KESIANGAN
53
KAYAK SEMALAM
54
MENGAKULAH
55
HADIAH DARI NENEK
56
GARA-GARA RAMBUT
57
MASIH DILEDEKIN
58
KENA MULU
59
PERTEMUAN TAK SENGAJA
60
BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61
PERCAYA PADAKU
62
MOOD BOOSTER
63
JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64
KAPAN BILANG CINTA?
65
PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Coba jelaskan
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
Bab 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
Bab 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
Bab 91
92
Bab 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!