BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU

Dalam agama islam, karma itu tidak ada. Namun segala perbuatan baik, sekecil apapun, akan mendapatkan balasannya. Pun sebaliknya, perbuatan buruk sekecil apapun, juga akan mendapatkan balasan. Apa ini balasan untuk dirinya? Tanda tanya besar itu seketika muncul dibenak Ayah Septian. Apa Tuhan sedang membalas apa yang dulu pernah dia lakukan pada orang tuanya?

Demikianpun dengan menanggung dosa. Tidak ada yang namanya menanggung dosa orang lain. Meski Aydin terlahir dari perbuatan dosa kedua orang tuanya, tapi dia tetap suci, dia tidak menanggung dosa kedua orang tuanya begitu dia dilahirkan. Tapi kenapa semua ini seperti pengulangan? Kenapa kesalahannya dulu kembali terulang pada anaknya? Dan dari ketiga anaknya, kenapa harus Aydin?

Sama seperti Ayah Septian, Mama Nara terdiam beberapa saat. Inikah yang dulu dirasakan orang tuanya? Anak yang selalu menjadi kebanggaan, tiba-tiba melempar kotoran kewajah mereka. Bang Aydin anak yang penurut, tidak pernah neko-neko. Selalu membanggakannya dengan segudang prestasi. Rasanya masih belum bisa percaya, jika Bang Aydin menghamili seorang gadis? Perlahan, air mata wanita itu menetes.

"Maafkan Aydin, Mah." Aydin berlutut dihadapan sang mama sambil memegang kedua lututnya. "Maaf telah mengecewakan Mama dan Ayah," dia menoleh pada ayah, tepat disaat pria baya itu menyeka air mata. Perasaan Aydin hancur melihat kedua orang tuanya menangis. "Maaf," sekali lagi dia mengucapkan kata itu.

Aydin berharap dia akan dimarahi, dimaki, atau dipukulpun, dia tak masalah. Namun yang terjadi, kedua orang tuanya hanya diam membisu. Sesakit itukah luka yang dia torehkan hingga mereka tak mampu berkata-kata? Hanya tangis memilukan Mama Nara yang terdengar.

"Marah sama Ay, Mah," ujar Aydin sambil menggoyangkan lutut Mamanya. Tak mendapatkan respon, dia berbalik pada sang ayah, memegang kedua kaki pria baya tersebut. "Marah sama Ay, Yah." Dia meraih telapak tangan sang ayah lalu meletakkan dipipinya. "Pukul Aydin. Pukul, Yah. Lampiaskan kekecewaan Ayah." Setidaknya pukulan atau makian, bisa sedikit mengurangi rasa bersalahnya.

Ayah Septian kembali teringat saat dia dihajar Papa Satrio. Tapi tidak, dia tak ingin melakukannya sekarang. Dia memindahkan telapak tangan dari pipi Aydin ke kepala. Diusapnya lembut kepala sang anak sambil satu tangannya menyeka air mata. "Apa yang Abang rasakan saat ini?"

"Abang merasa bersalah, Yah. Abang telah mengecewakan Ayah dan Mama. Abang telah..." Aydin menangis, tak sanggup melanjutkan kata-katanya. "Abang salah. Abang salah," lanjutnya sambil menunduk dalam.

"Setidaknya kamu tahu kalau kamu salah, Bang. Dan kamu ada keinginan untuk memperbaiki kesalahan."

Aydin mengangguk, "Abang salah, Abang khilaf. Dan Abang siap untuk bertanggung jawab."

Ayah Septian menepuk beberapa kali bahu Aydin. Memang bukan sesuatu yang patut dibanggakan. Tapi setidaknya, putranya tahu dia bersalah dan siap tanggung jawab.

"Siapa gadis itu? Apa Ayah mengenalnya?"

Aydin menggeleng, "Namanya Alula. Dia...dia masih kelas 12."

Mama Nara memejamkan mata sambil meremat bantal. Setidaknya dia dulu masih cukup umur untuk menikah. Tapi ini? Semoga saja gadis itu sudah cukup umur, batinnya. Namun selain memikirkan tentang usia gadis itu, ada hal lain yang mengusik pikirannya. Yaitu tentang nasab Aydin. Cepat atau lambat, putra sulungnya itu akan tahu jika dia juga anak hasil perbuatan haram.

"Aydin akan membawanya kesini. Agar Ayah dan Mama bisa kenal dengan dia."

"Kapan?" tanya Ayah.

"Hari minggu."

"Berapa usianya, Bang?" tanya Mama Nara.

"De-delapan belas, Mah," jawabnya sambil menoleh kearah Mama Nara. Mama Nara langsung menghela nafas. Delapan belas tahun bukan usia yang diperbolehkan untuk menikah. "5 bulan lagi, 19 tahun."

"Apa Abang akan menunggunya 19 tahun baru menikah?" tanya Ayah Septian.

Aydin langsung menggeleng. "Ay tak mungkin membiarkan dia menanggung aib ini sendirian. Ay akan menikahinya secepatnya."

"Ayah setuju. Kesalahan yang kalian lakukan bersama, harus kalian tanggung bersama juga." Dia teringat Ayleen, putrinya satu-satunya. Selama ini, dia lebih memfokuskan dalam menjaga Ayleen. Pernah dia mendengar, jika orang tuanya melakukan kesalahan, hal itu bisa saja menimpa anaknya kelak. Fokusnya lebih pada Ayleen, menjaga jangan sampai putrinya itu hamil diluar nikah. Namun yang terjadi malah diluar prediksi, justru Aydin yang menghamili anak gadis orang.

"Apakah orang tua gadis itu sudah tahu?" tanya Mama Nara.

"Belum, Mah. Lula gak berani ngomong." Mama Nara teringat dirinya dulu. Dia yakin, apa yang dirasakan gadis bernama Lula itu, kurang lebih sama dengan apa yang dia rasakan dulu. "Dia bilang, Mamanya jahat."

Tiba-tiba saja, Mama Nara tersenyum tipis. Ternyata selain dia yang selalu dikatain bawel dan pelit oleh Alfath dan Ayleen, ada juga mama lain yang dikatain jahat oleh anaknya.

"Semua orang tua itu sayang pada anaknya," ujar Ayah Septian. "Kalau orang tua memberi hukuman, marah, atau ngomelin anak, itu karena sayang, bukan karena jahat. Orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anaknya."

"Dan sekarang, kenapa Ayah dan Mama gak marah sama Abang? Kalian tidak sayang?" Aydin menatap kedua orang tuanya bergantian.

Ayah Septian langsung tersenyum diberi pertanyaan telak seperti itu.

"Bukan Ayah tak ingin marah, ingin sekali. Tapi...."

"Tapi apa?"

"Tapi Ayah terlalu malu."

"Malu?" Aydin mengernyit bingung.

"Ya, Ayah malu. Malu karena hal yang terjadi pada kamu saat ini, dulu pernah terjadi pada Ayah." Ayah Septian menunduk dalam. Hari ini, untuk pertama kalinya, dia merasa benar-benar malu dihadapan anaknya.

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

trima kasih kak..
ibroh juga bgi q, yg tlh pny anak
jangan melindungi yg kain, malah yg mrs bisa melindungi akhirnya yg berkasus..
semangat para momi dmnpun kalulian berada, doa terbaik bgi anak sholih sholihah

2024-05-10

0

Rahmawati

Rahmawati

ayah sama ibunya andin bijak sekali

2024-04-11

1

Anonymous

Anonymous

ffgb

2024-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 SAYA HAMIL
2 SALAH SASARAN
3 SALING MEMBUTUHKAN
4 MAAFKAN AKU
5 DUA PILIHAN
6 GUE HAMIL
7 SOLUSI
8 TAK MAU JADI PEMBUNUH
9 MAKAN BERSAMA
10 PENGAKUAN AYDIN
11 BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12 MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13 GUE CINTA SAMA LO
14 KE RUMAH CALON MERTUA
15 KENAPA HARUS ABANG?
16 SILAKAN MARAH SAMA LULA
17 FOTO USG
18 DIUSIR
19 TAMU SAAT HUJAN
20 SUDAH MULAI JATUH CINTA
21 DASAR BOCAH
22 PENJELASAN ALULA
23 LO BERUNTUNG BANG
24 IBU KANDUNG ALULA
25 KEDATANGAN PAPA ALULA
26 SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27 JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28 HARI INI
29 SIAPA SILVIA?
30 TENTANG SILVIA
31 TENTANG SILVIA 2
32 MAMA JANGAN PERGI
33 PERSIAPAN PERNIKAHAN
34 PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35 AKAD
36 PETUAH NENEK
37 PENGANTIN BARU
38 SAMBUTAN ADIK IPAR
39 SIAP-SIAP
40 NGIDAMNYA PARA BUMIL
41 JADI IPAR
42 SAMBUTAN ISTRI
43 GAK KELUAR KAMAR
44 FIX, PURA-PURA
45 NGAMBEK
46 NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47 GALAU
48 MISI BIKIN CEMBURU
49 CEMBURU YA?
50 BUMIL CARI GARA-GARA
51 BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52 KESIANGAN
53 KAYAK SEMALAM
54 MENGAKULAH
55 HADIAH DARI NENEK
56 GARA-GARA RAMBUT
57 MASIH DILEDEKIN
58 KENA MULU
59 PERTEMUAN TAK SENGAJA
60 BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61 PERCAYA PADAKU
62 MOOD BOOSTER
63 JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64 KAPAN BILANG CINTA?
65 PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Coba jelaskan
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 Bab 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 Bab 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 Bab 91
92 Bab 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
SAYA HAMIL
2
SALAH SASARAN
3
SALING MEMBUTUHKAN
4
MAAFKAN AKU
5
DUA PILIHAN
6
GUE HAMIL
7
SOLUSI
8
TAK MAU JADI PEMBUNUH
9
MAKAN BERSAMA
10
PENGAKUAN AYDIN
11
BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12
MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13
GUE CINTA SAMA LO
14
KE RUMAH CALON MERTUA
15
KENAPA HARUS ABANG?
16
SILAKAN MARAH SAMA LULA
17
FOTO USG
18
DIUSIR
19
TAMU SAAT HUJAN
20
SUDAH MULAI JATUH CINTA
21
DASAR BOCAH
22
PENJELASAN ALULA
23
LO BERUNTUNG BANG
24
IBU KANDUNG ALULA
25
KEDATANGAN PAPA ALULA
26
SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27
JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28
HARI INI
29
SIAPA SILVIA?
30
TENTANG SILVIA
31
TENTANG SILVIA 2
32
MAMA JANGAN PERGI
33
PERSIAPAN PERNIKAHAN
34
PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35
AKAD
36
PETUAH NENEK
37
PENGANTIN BARU
38
SAMBUTAN ADIK IPAR
39
SIAP-SIAP
40
NGIDAMNYA PARA BUMIL
41
JADI IPAR
42
SAMBUTAN ISTRI
43
GAK KELUAR KAMAR
44
FIX, PURA-PURA
45
NGAMBEK
46
NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47
GALAU
48
MISI BIKIN CEMBURU
49
CEMBURU YA?
50
BUMIL CARI GARA-GARA
51
BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52
KESIANGAN
53
KAYAK SEMALAM
54
MENGAKULAH
55
HADIAH DARI NENEK
56
GARA-GARA RAMBUT
57
MASIH DILEDEKIN
58
KENA MULU
59
PERTEMUAN TAK SENGAJA
60
BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61
PERCAYA PADAKU
62
MOOD BOOSTER
63
JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64
KAPAN BILANG CINTA?
65
PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Coba jelaskan
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
Bab 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
Bab 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
Bab 91
92
Bab 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!