PENGAKUAN AYDIN

Sesampainya di rumah, Aydin langsung memasukkan mobilnya ke dalam garasi. Tak segera keluar, masih betah duduk didalam mobil sambil menyandarkan punggung dan kepalanya disandaran jok. Bingung, itulah yang saat ini dia rasakan. Bagaimana caranya mengatakan ini pada Mama dan Ayahnya. Dia tahu betul seperti apa watak Ayahnya. Pria itu tak akan marah, tapi yang pasti kecewa. Dan Mamanya, astaga....baru membayangkan saja, rasanya dia sudah tak mampu. Wanita paling dia cintai itu pasti akan langsung menangis, hatinya akan hancur. Putra yang selalu dia banggakan, telah mencoreng nama baik mereka.

Aydin memukul-mukul keningnya sendiri dengan telapak tangan yang terkepal. Dipikir seribu kalipun, dia masih tak paham, kenapa malam itu dia sampai tak bisa mengendalikan diri. Mungkinkah ada yang sudah mengerjainya, mencampur sesuatu dalam minumannya? Tapi rasannya tidak mungkin. Tidak ada yang sengaja memberikan minuman itu. Dia sendiri yang mengambil saat ada pelayan lewat. Ya, dia sendiri, tak ada yang menawarkan, apalagi memaksanya minum.

Hampir 30 menit dia berdiam diri didalam mobil, sampai akhirnya, dia memutuskan untuk keluar. Tapi baru saja keluar dan hendak menutup garasi, dia melihat ayahnya pulang. Pria yang masih tampan diusianya yang hampir 50 tahun itu, terlihat mengenakan jas hujan. Malam ini, memang turun gerimis.

"Baru pulang, Bang?" tanya Ayah sambil memasukkan motor kedalam garasi.

"Yah, jangan pakai motor napa sih?" protes Aydin sambil mencium tangan Ayahnya. "Gak baik motoran malam-malam, apalagi hujan begini. Ingat, kesehatan yang utama." Mentang-mentang dokter, Aydin paling cerewet urusan kesehatan.

"Iya, iya, besok Ayah bawa mobil," sahutnya sambil melepas jas hujan. "Ini motornya Leen gak pernah dipakai, takut akinya rusak nanti." Sebenarnya itu bukan alasan utaman, hanya saja, Ayah Septian memang lebih suka naik motor daripada mobil. Lebih enak nyelipnya pas macet. Dan nyari parkir, juga mudah. "Ini motornya Al kok di rumah? Bukannya malam ini dia mau nonton konser ya?" Tanyanya sambil menatap motor sport milik putra bungsunya.

"Gak jadi mungkin, Yah."

"Hadeh," Ayah Septian sampai geleng-geleng. "Minta izinnya aja, sampai ngerengek-ngerengek sama Mama. Dia bahkan rela uang jajannnya dipotong setengah asal dibolehin nonton konser malem-malem, eh...tahunya malah gak jadi."

"Yah, capek nggak?" tanya Aydin. Entah kenapa, dia merasa jika malam ini, adalah saat yang tepat untuk membicarakan tentang masalahnya dengan Alula.

"Kenapa emang?"

"Ada yang mau Ay bicarain sama Ayah. Sama Mama juga kalau belum tidur."

"Kayaknya belum tidur. Mama selalu nungguin Ayah pulang baru tidur. Padahal udah dibilangin gak usah nunggu, tapi tetep aja, memang dasar Mama kamu itu bandel." Ayah senyum-senyum sendiri mengingat istrinya. Istri yang meskipun sudah 25 tahun menikah, tetap menunggunya pulang sebelum tidur. Meluangkan waktu meski sejenak untuk pillow talk, menceritakan apa saja aktifitas mereka seharian ini, agar rumah tangga tetap harmonis.

"Baru saja nyebut kata mama, udah senyum-senyum sendiri," ledek Aydin. "Yuk masuk, udah kangen Mama kayaknya," lanjutnya sambil menutup garasi.

"Iya, udah kangen Mama yang selama 25 tahun nikah, masakannya gak pernah enak," seloroh Ayah Septian.

"Awas, kedengeran Mama, bisa ngereok semalaman nanti." Keduanya tertawa bersama lalu masuk kedalam rumah. Meski lampu sudah pada dimatikan, tapi Ayah masih tetap yakin jika istrinya masih menunggunya.

Dan benar saja, saat membuka pintu kamar, Ayah Septian mendapati istrinya masih sibuk didepan laptop. Wanita yang selalu cantik dimatanya itu, melepaskan kaca mata baca sambil melempar senyum kearahnya.

"Mah, udah malem kok masih kerja aja." Ayah Septian menghampiri Mama Nara lalu mematikan laptop yang ada dipangkuan istrinya.

"Sekalian nunggu Ayah." Keningnya mendadak berkerut saat melihat putra sulungnya masuk kedalam kamar yang pintunya masih terbuka itu.

"Bang, ada apa?" Mama Nara jelas bertanya, karena tak biasanya Bang Aydin masuk kedalam kamarnya malam-malam seperti ini. Aydin menghampiri Mamanya lalu mencium punggung tangannya. "Baru pulang kamu, Bang?"

"Iya, Mah. Tadi ketemu teman sebentar."

"Kamu kenapa, Bang? Ada masalah?" Wajah keruh Aydin membuat Mamanya bisa langsung tahu jika dia ada masalah. "Duduk sini," dia menepuk sisi ranjang disebelahnya.

Wajah Aydin makin pias. Cemas berlebihan membuat jantungnya berdegup sangat cepat. Bahkan saking tegangnya, keringat dingin sampai keluar dari pori-pori kulitnya. Duduk disebelah Mamanya sambil meremat sprei.

"Roman-romannya, yang mau Abang omongin penting nih. Ada apa sih Bang?" tanya Ayah sambil menarik kursi rias agar bisa duduk lebih dekat dengan anak dan istrinya. "Kamu gak lagi mau minta dilamarin cewekkan?" godanya.

"Iya, Yah. Aydin mau menikah."

"Hahaha," tawa Mama Nara langsung pecah, begitupun dengan Ayah. "Udah ngalahin Al nih becandanya Abang. Cewek aja gak punya, eh....mau nikah."

"Kali aja Abang mau taaruf, Mah," Ayah menimpali.

"Kamu mau taaruf, Bang?" Mama Nara mulai sedikit serius. "Gadis mana? Dokter juga? Atau jangan-jangan pasien yang mampu membuat anak genteng Mama ini, fall in love at first sight?" Dia menatap wajah tegang putranya sambil senyum-senyum.

"Dia....dia...." Aydin sangat gugup. Menarik nafas dalam lalu membuangnya perlahan. Melakukan itu berkali-kali sampai Mama Nara dan Ayah Septian saling menatap bingung.

"Dia apa, Bang?" Mama Nara sudah sangat penasaran. Siapakah gerangan yang mampu membuat putra dinginnya jatuh cinta.

"Dia....masih SMA."

"SMA?" ulang Ayah Septian dan langsung diangguki oleh Abang Ay. "Tungguin dia lulus SMA dulu lah, Bang. Sabar dulu, kalau jodoh gak akan kemana. Ibarat kata, biar dilempar kebelahan dunia lain, kalau jodoh, tetap akan bertemu kembali. Sabar dulu Bang." Dia menepuk lutut Aydin beberapa kali.

"Tapi masalahnya_"

"Masalahnya kamu takut dia keburu diambil orang?" potong Mama Nara. Dia lalu meraih tangan putranya lalu menggenggamnya. "Kalau jodoh, gak akan kemana, percaya deh sama Mama. Tapi kalau gak jodoh, pacaran lamapun, gak akan jadi."

"Kayak kasusnya Mama kamu," Ayah Septian menimpali. "Pacaran lama sama orang lain, eh...nikahnya sama Ayah. Percaya sama yang Diatas, Bang. Jodoh, rezeki, maut, sudah diatur, jangan terlalu khawatir. Kalau dia diembat cowok lain, artinya bukan jodoh. Dan Allah pasti akan mengganti dengan yang lebih baik. Sabar dulu, masa masih SMA, udah mau dilamar aja."

"Tapi masalahnya bukan itu," ujar Aydin.

"Lalu apa masalahnya?" tanya Mama Nara..

"Dia...dia..." Tenggorokan Aydin seperti tercekat. Rasanya tak sampai hati memberi tahu kabar yang akan melukai hari kedua orang tuanya.

"Dia apa sih, Bang?" Mama Nara kembali tidak sabar.

"Dia hamil, Mah."

Terpopuler

Comments

Xhie_lly

Xhie_lly

Cok kenapa semua cowok yang gw demenin di novel jadi sad boy anj😭😭

2024-04-26

0

Rinaku

Rinaku

jedierrr

2024-05-05

0

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

wahh masa depanku kah ini ... aku sdh 12th menikah blm bisa masak enak² 😂😂 soalnya suami lebih jago 🤭

2024-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 SAYA HAMIL
2 SALAH SASARAN
3 SALING MEMBUTUHKAN
4 MAAFKAN AKU
5 DUA PILIHAN
6 GUE HAMIL
7 SOLUSI
8 TAK MAU JADI PEMBUNUH
9 MAKAN BERSAMA
10 PENGAKUAN AYDIN
11 BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12 MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13 GUE CINTA SAMA LO
14 KE RUMAH CALON MERTUA
15 KENAPA HARUS ABANG?
16 SILAKAN MARAH SAMA LULA
17 FOTO USG
18 DIUSIR
19 TAMU SAAT HUJAN
20 SUDAH MULAI JATUH CINTA
21 DASAR BOCAH
22 PENJELASAN ALULA
23 LO BERUNTUNG BANG
24 IBU KANDUNG ALULA
25 KEDATANGAN PAPA ALULA
26 SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27 JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28 HARI INI
29 SIAPA SILVIA?
30 TENTANG SILVIA
31 TENTANG SILVIA 2
32 MAMA JANGAN PERGI
33 PERSIAPAN PERNIKAHAN
34 PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35 AKAD
36 PETUAH NENEK
37 PENGANTIN BARU
38 SAMBUTAN ADIK IPAR
39 SIAP-SIAP
40 NGIDAMNYA PARA BUMIL
41 JADI IPAR
42 SAMBUTAN ISTRI
43 GAK KELUAR KAMAR
44 FIX, PURA-PURA
45 NGAMBEK
46 NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47 GALAU
48 MISI BIKIN CEMBURU
49 CEMBURU YA?
50 BUMIL CARI GARA-GARA
51 BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52 KESIANGAN
53 KAYAK SEMALAM
54 MENGAKULAH
55 HADIAH DARI NENEK
56 GARA-GARA RAMBUT
57 MASIH DILEDEKIN
58 KENA MULU
59 PERTEMUAN TAK SENGAJA
60 BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61 PERCAYA PADAKU
62 MOOD BOOSTER
63 JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64 KAPAN BILANG CINTA?
65 PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Coba jelaskan
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 Bab 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 Bab 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 Bab 91
92 Bab 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
SAYA HAMIL
2
SALAH SASARAN
3
SALING MEMBUTUHKAN
4
MAAFKAN AKU
5
DUA PILIHAN
6
GUE HAMIL
7
SOLUSI
8
TAK MAU JADI PEMBUNUH
9
MAKAN BERSAMA
10
PENGAKUAN AYDIN
11
BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12
MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13
GUE CINTA SAMA LO
14
KE RUMAH CALON MERTUA
15
KENAPA HARUS ABANG?
16
SILAKAN MARAH SAMA LULA
17
FOTO USG
18
DIUSIR
19
TAMU SAAT HUJAN
20
SUDAH MULAI JATUH CINTA
21
DASAR BOCAH
22
PENJELASAN ALULA
23
LO BERUNTUNG BANG
24
IBU KANDUNG ALULA
25
KEDATANGAN PAPA ALULA
26
SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27
JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28
HARI INI
29
SIAPA SILVIA?
30
TENTANG SILVIA
31
TENTANG SILVIA 2
32
MAMA JANGAN PERGI
33
PERSIAPAN PERNIKAHAN
34
PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35
AKAD
36
PETUAH NENEK
37
PENGANTIN BARU
38
SAMBUTAN ADIK IPAR
39
SIAP-SIAP
40
NGIDAMNYA PARA BUMIL
41
JADI IPAR
42
SAMBUTAN ISTRI
43
GAK KELUAR KAMAR
44
FIX, PURA-PURA
45
NGAMBEK
46
NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47
GALAU
48
MISI BIKIN CEMBURU
49
CEMBURU YA?
50
BUMIL CARI GARA-GARA
51
BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52
KESIANGAN
53
KAYAK SEMALAM
54
MENGAKULAH
55
HADIAH DARI NENEK
56
GARA-GARA RAMBUT
57
MASIH DILEDEKIN
58
KENA MULU
59
PERTEMUAN TAK SENGAJA
60
BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61
PERCAYA PADAKU
62
MOOD BOOSTER
63
JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64
KAPAN BILANG CINTA?
65
PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Coba jelaskan
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
Bab 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
Bab 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
Bab 91
92
Bab 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!