SOLUSI

Alfath membuang pandangan kearah lain. Diam-diam menyeka air mata karena sakit yang dia rasakan. Ternyata sesakit ini rasanya patah hati. Dadanya seperti ditikam belati yang sangat tajam. Sakit, tapi tak berdarah. Sudah lama dia mencintai Alula, namun belum juga bisa mengungkapkan karena terjebak dalam friend zone.

"Willy, apa dia yang melakukannya?" Meski sakit, Alfath ingin tahu siapa ayah janin dalam kandungan Alula.

"Bukan."

"Lalu," Alfath kembali menatap Alula. "Siapa pria itu?"

"Hey kalian," sebuah teriakan membuat keduanya langsung menoleh ke sumber suara.

"Sial," umpat Alfath pelan saat melihat Pak Usman berjalan cepat kearah mereka.

"Ini jam pelajaran, bisa-bisanya kalian malah pacaran disini. Ikut saya ke ruang BP."

"Kami tidak pacaran, Pak. Saya memang dikeluarkan dari kelas," sanggah Alula.

"Sudah jangan mengelak. Sudah ketangkap basah pacaran di jam pelajaran, masih mau mengelak. Ayo ikut saya ke ruang BP."

Alula dan Alfath hanya bisa pasrah saat mereka digelandang menuju ruang BP. Alula yakin, sesampainya di rumah nanti, akan ada drama lagi. Karena setiap dia kena masalah disekolah, Mamanya selalu tahu.

Melihat Alula yang gelisah, Alfath jadi kasihan. Kalau saja dia tadi tak menghampiri gadis itu di halaman belakang, tak akan terjadi masalah seperti ini.

"Udah gak usah khawatir. Nanti biar gue yang jelasin di ruang BP," ujar Alfath.

"Udah, udah, gak usah sok sweet mau jadi pahlawan kesiangan," ucap Pak Usman yang ternyata mendengar ucapan Alfath. Meski pria itu berjalan didepan, bukan berati dia tak dengar. "Udah kelas XII, bukannya belajar mau ujian, malah sibuk pacaran."

Sesampainya di ruang BP, mereka didudukkan dihadapan Bu Anin, guru BP. Guru yang mengajar juga dipanggil untuk dimintai keterangan apa benar Alula dikeluarkan. Setelah semua jelas dan Alfath yang dinyatakan bersalah, namun tak serta merta mereka langsung dibiarkan keluar. Mereka masih mendapatkan pidato kenegaraan oleh guru BP. Sayangnya, semua itu sama sekali tak masuk keotak keduanya. Karena saat ini, ada hal yang lebih serius yang mereka pikirkan.

...----------------...

Seperti yang sudah dijanjikan, sore ini Alula menunggu Aydin di sebuah taman. Sudah jam 4.30 sesuai jam yang dijanjikan, namun Aydin tak juga muncul batang hidungnya.

Alula makin gelisah saat sudah jam 5, tapi yang ditunggu tak kunjung muncul. Harus sampai kapan dia menunggu? Kesabaran yang mulai terkikis, membuatnya mengambil ponsel lalu menelepon Aydin.

"Maaf telat."

Mendengar suara itu, membuat Alula langsung melihat kedepan. Ternyata orang yang dia hubungi sudah ada dihadapannya, segera dia mematikan teleponnya.

"Ayo ikut aku ke mobil, disini terlalu ramai," Aydin memperhatikan sekeliling. Selain banyak orang yang sedang joging, banyak juga anak-anak yang sedang bermain.

Keduanya berjalan menuju mobil Aydin yang terparkir dipinggir jalan lalu masuk kedalam.

"Sudah ketemu solusinya? Bagaimana? Mau bertanggung jawab, atau bantu saya melakukan aborsi?"

Aydin membuang nafas kasar. Baru saja pantatnya menyentuh jok, sudah langsung dicecar banyak pertanyaan.

"Dok, jawab doang, jangan diam saja."

Lagi-lagi Aydin menghela nafas. Menatap Alula tajam sampai gadis itu menunduk karena ngeri. Tatapannya bak belati yang mampu membelah tubuhnya.

"Kita periksa kandungan kamu."

"Apa!" pekik Alula. "Apa maksud Mas dokter ngajak saya periksa kandungan?"

"Saya hanya ingin memastikan saja."

"Memastikan apa?" bentak Alula. "Memastikan usia janin saya? Memastikan apakah ini anak Mas dokter atau bukan? Kenapa gak sekalian saja ajak saya tes DNA, saya gak takut kok?" Gadis itu tampak sangat emosi. "Mas Dokter tidak lupakan? Saya masih perawan saat kita melakukannya. Dan saya bukan wanita murahan yang akan mengobral tubuhnya pada pria. Jadi_"

"Jadi kenapa hari itu kamu berikan tubuhmu pada saya, orang yang bahkan tidak kamu kenal jika tidak murahan namanya," potong Aydin.

Jleb

Kalimat itu seperti pisau yang langsung menghujam jantung Alula. Tamparan yang sangat keras hingga dia tak mampu membalas kalimat menohok itu. Perlahan namun pasti, air matanya mulai berjatuhan. Buru-buru dia seka air matanya sambil membuka pintu mobil.

"Maaf, sepertinya saya sudah terlalu berharap pada anda. Lupakan saja, biar saya cari solusi sendiri. Permisi." Dia segera keluar dari mobil Aydin.

"Arrghhhh," pekik Aydin sambil memukul stir. Sepertinya kalimatnya tadi sudah sangat keterlaluan. Tiba-tiba terbesit sesuatu yang mengerikan. Bagaimana jika gadis itu nekat bunuh diri. Gadis itu masih labil, bisa dia tahu dari sikap dan cara bicaranya. "Kamu bukan pecundang, Ay," desisnya sambil memejamkan mata sekilas. Cepat-cepat dia keluar dari mobil untuk mengejar Alula.

Sambil berjalan, Alula terus merutuki kebodohannya. Harusnya dia tak perlu mengharapkan Dokter Aydin tanggung jawab. Pria itu dokter, pasti pintar, pasti punya seribu satu cara untuk berkelit dari tanggung jawab. Wajahnya memang tampak seperti pria baik-baik, tapi tetap sama saja, pria berengsek, batinnya.

Tapi sudahlah, dalam kasus ini, jelas dia yang salah. Sebaiknya, dia mencari solusi sendiri.

Alula terkejut saat tangannya tiba-tiba ditarik dari belakang. Ternyata Dokter Aydin yang melakukannya.

"Ayo kembali ke mobil," ajak pria itu.

"Gak perlu," Alula menarik tangannya hingga terlepas. "Saya bebaskan Dokter dari tanggung jawab, permisi." Dia hendak pergi tapi Aydin lebih dulu mencekal pergelangan tangannya.

"Ikut saya," bentak Aydin sambil menarik Alula kembali menuju mobil. "Masuk," titahnya setelah membukakan pintu. Dan langsung menutup kembali saat Alula sudah ada didalam. Menendang ban mobil untuk melampiaskan kekesalan. Bisa-bisanya dia terjerat masalah serius dengan gadis ingusan yang pikirannya masih labil, sungguh diluar dugaan. Menarik nafas dalam lalu membuangnya perlahan. Setelah emosinya cukup stabil, segera masuk ke bagian kemudi. Tanpa bicara sepatah katapun, langsung melajukan mobilnya.

"Kita mau kemana?" tanya Alula.

"Klinik aborsi."

Mulut Alula langsung terbuka lebar dan matanya melotot. Mendadak tubuhnya gemetaran karena takut. Pernah ada kasus disekolahnya setahun yang lalu. Seorang siswi meninggal beberapa hari setelah mendatangi klinik abosi ilegal. Siswi itu mengalami pendarahan hebat.

"Kenapa, takut?" cibir Aydin saat melihat wajah pucat Alula. "Bukankah kamu yang memberi saya dua pilihan, menikah atau bantu melakukan aborsi. Saya pilih opsi yang kedua. Saya akan antar kamu ke klinik aborsi."

Tubuh Alula makin gemetar. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Teringat kalimatnya pada Al tadi siang.

Kalau besok atau lusa lo denger kabar gue mati, jangan nangis ya.

Bukankah kata-kata adalah doa? Jangan-jangan Tuhan mengijabah doanya. Kalimatnya akan menjadi nyata, dia akan mati.

Setelah cukup lama, mobil tiba-tiba berhenti. Alula membaca tulisan yang tepasang didepan tempat itu. Dr. Laila Sari, Sp.OG. Dia bukan orang bodoh yang tak tahu apa itu Sp.OG. Tempat praktek ini terlihat sangat sepi, tak seperti tempat praktek dokter pada umumnya, sangat mencurigakan. Jangan-jangan dia spesialis kandungan yang akan mengaborsi dirinya.

"Kenapa diam, ayo turun," titah Aydin sambil melepas seat belt. "Ini solusi terbaik. Setelah ini, kamu tidak perlu mencemaskan apapun."

Terpopuler

Comments

vie gumi

vie gumi

mas dokter ngeprank nih kyk nya

2024-03-11

3

salmah asri

salmah asri

mas dokternya masa tega sih.

2024-02-27

2

Devita

Devita

Bocah pecicilan skrg ngerasain patah hati 🤣🤣

2024-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 SAYA HAMIL
2 SALAH SASARAN
3 SALING MEMBUTUHKAN
4 MAAFKAN AKU
5 DUA PILIHAN
6 GUE HAMIL
7 SOLUSI
8 TAK MAU JADI PEMBUNUH
9 MAKAN BERSAMA
10 PENGAKUAN AYDIN
11 BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12 MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13 GUE CINTA SAMA LO
14 KE RUMAH CALON MERTUA
15 KENAPA HARUS ABANG?
16 SILAKAN MARAH SAMA LULA
17 FOTO USG
18 DIUSIR
19 TAMU SAAT HUJAN
20 SUDAH MULAI JATUH CINTA
21 DASAR BOCAH
22 PENJELASAN ALULA
23 LO BERUNTUNG BANG
24 IBU KANDUNG ALULA
25 KEDATANGAN PAPA ALULA
26 SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27 JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28 HARI INI
29 SIAPA SILVIA?
30 TENTANG SILVIA
31 TENTANG SILVIA 2
32 MAMA JANGAN PERGI
33 PERSIAPAN PERNIKAHAN
34 PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35 AKAD
36 PETUAH NENEK
37 PENGANTIN BARU
38 SAMBUTAN ADIK IPAR
39 SIAP-SIAP
40 NGIDAMNYA PARA BUMIL
41 JADI IPAR
42 SAMBUTAN ISTRI
43 GAK KELUAR KAMAR
44 FIX, PURA-PURA
45 NGAMBEK
46 NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47 GALAU
48 MISI BIKIN CEMBURU
49 CEMBURU YA?
50 BUMIL CARI GARA-GARA
51 BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52 KESIANGAN
53 KAYAK SEMALAM
54 MENGAKULAH
55 HADIAH DARI NENEK
56 GARA-GARA RAMBUT
57 MASIH DILEDEKIN
58 KENA MULU
59 PERTEMUAN TAK SENGAJA
60 BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61 PERCAYA PADAKU
62 MOOD BOOSTER
63 JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64 KAPAN BILANG CINTA?
65 PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Coba jelaskan
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 Bab 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 Bab 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 Bab 91
92 Bab 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
SAYA HAMIL
2
SALAH SASARAN
3
SALING MEMBUTUHKAN
4
MAAFKAN AKU
5
DUA PILIHAN
6
GUE HAMIL
7
SOLUSI
8
TAK MAU JADI PEMBUNUH
9
MAKAN BERSAMA
10
PENGAKUAN AYDIN
11
BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12
MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13
GUE CINTA SAMA LO
14
KE RUMAH CALON MERTUA
15
KENAPA HARUS ABANG?
16
SILAKAN MARAH SAMA LULA
17
FOTO USG
18
DIUSIR
19
TAMU SAAT HUJAN
20
SUDAH MULAI JATUH CINTA
21
DASAR BOCAH
22
PENJELASAN ALULA
23
LO BERUNTUNG BANG
24
IBU KANDUNG ALULA
25
KEDATANGAN PAPA ALULA
26
SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27
JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28
HARI INI
29
SIAPA SILVIA?
30
TENTANG SILVIA
31
TENTANG SILVIA 2
32
MAMA JANGAN PERGI
33
PERSIAPAN PERNIKAHAN
34
PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35
AKAD
36
PETUAH NENEK
37
PENGANTIN BARU
38
SAMBUTAN ADIK IPAR
39
SIAP-SIAP
40
NGIDAMNYA PARA BUMIL
41
JADI IPAR
42
SAMBUTAN ISTRI
43
GAK KELUAR KAMAR
44
FIX, PURA-PURA
45
NGAMBEK
46
NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47
GALAU
48
MISI BIKIN CEMBURU
49
CEMBURU YA?
50
BUMIL CARI GARA-GARA
51
BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52
KESIANGAN
53
KAYAK SEMALAM
54
MENGAKULAH
55
HADIAH DARI NENEK
56
GARA-GARA RAMBUT
57
MASIH DILEDEKIN
58
KENA MULU
59
PERTEMUAN TAK SENGAJA
60
BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61
PERCAYA PADAKU
62
MOOD BOOSTER
63
JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64
KAPAN BILANG CINTA?
65
PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Coba jelaskan
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
Bab 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
Bab 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
Bab 91
92
Bab 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!