GUE HAMIL

Brak brak brak

Riko sampai menggebrak meja saking serunya tertawa. Cowok yang memang suka humor itu sampai menitikkan air mata saat melihat Gino menirukan gaya Pak Mustofa, guru paling killer yang kemarin kepleset kulit pisang pas mau masuk kelas mereka.

"Sayang banget gak sempat videoin. Kalau sempat, beuhh...bakalan langsung viral. Langsung masuk acara tv yang muter video lucu-lucu," ujar Alfath tak kalah heboh.

"Sekarang tuh ya, tiap ngelihat Pak Mus, bawaannya gue pengen ketawa mulu," Nifa menimpali.

Berkali-kali Al melihat kearah Alula, cewek itu sejak tadi hanya diam sambil mencoret coret bukunya gak jelas. Alula tipe cewek periang. Melihat cewek itu hanya diam disaat dia dan temannnya terpingkal-pingkal jelas sesuatu banget.

"Lo kenapa?" tanya Al yang duduk dibangku depannya. "Dari tadi gue lihat diem aja. Ada masalah?"

Alula hanya menanggapi dengan gelengan kepala. Sama seperti Al, Nifa juga merasa sahabatnya itu berbeda. Tak hanya tiba-tiba jadi pendiam, di grup chat geng merekapun, Alula tak biasanya paling aktif, jadi pernah lagi ikut nimbrung.

"Kemarin kenapa gak masuk? Chat dari gue juga cuma lo bales singkat aja," Nifa ikut bertanya. "Lo ada masalah, La?"

Riko yang awalnya duduk diatas meja, segera langsung turun. Ikut menatap Alula penuh tanda tanya.

"Apaan sih kalian, kayak wartawan tahu gak," Alula berusaha bersikap biasa. Tak mau teman-temannya sampai tahu apa masalahnya. "Gue gak papa kok, cuma rada gak enak badan aja."

"Yaahhh....kok gak enak badan sih," ucap Riko dengan nada kecewa. "Nanti malem kan kita mau nonton konser, tiket juga udah beli. Gimana dong? Padahal si Al udah dapat izin dari nyokapnya, jarang-jarang loh, dia dapat izin kayak gini. Sayang banget kalau kita gak jadi pergi atau pergi tanpa lo."

"Kalian pergi aja bertiga, gue gak bisa."

"Kok gitu sih," keluh Nifa. "Padahal yang ngebet nonton awalnya kan elo. Yang ngedesak Al biar minta izin juga lo. Kok sekarang jadi lo yang batal. Gak seru ah."

"Sekali lagi gue minta maaf. Gue beneran gak bisa," ujar Alula sambil menunduk. Sejujurnya dia juga tak enak pada teman-temannya. Apalagi pada Al yang udah dia paksa buat ikut nonton.

Alfath menatap gadis didepannya tersebut. Dia yakin, gadis itu sedang ada masalah. Ini benar-benar tak seperti Alula yang dia kenal.

Obrolan mereka terhenti saat guru memasuki kelas. Suasana kelas seketika berubah senyap. Dan saat Bu Janah meminta mereka menyerahkan tugas yang dia berikan 3 hari yang lalu, saat itulah Alula teringat, jika dia belum mengerjakannya.

"Ada apa Alula?" tanya Bu Janah yang melihat gelagat aneh siswinya itu.

"A-anu, Bu."

"Keluar dari kelas saya." Meski Alula belum bicara, dia sudah hafal gerak-gerik siswa yang tidak mengerjakan PR. Dan hukuman itu, berlaku untuk siapaun sejak dulu.

Alula menghela nafas berat lalu meninggalkan kelas. Duduk dibangku yang ada di halaman belakang sambil menyandarkan punggungnya pada pohon besar yang ada dibelakangnya. Gara-gara kehamilan tak terduga ini, hidupnya jadi berantakan.

Semilir angin membuatnya sedikit mengantuk. Namun sebuah tepukan dibahu, langsung berhasil mengusir kantuk tersebut.

"Al, kok lo ada disini?" Dia kaget melihat Al ada disebelahnya. "Lo dikeluarin juga?"

Al menggeleng, "Gue izin ke toilet tadi." Menyingkirkan daun kering yang ada diatas bangku, lalu duduk disebalah Alula. "Lo ada masalah apa sih, La? Biasanya kalau gak bisa ngerjain tugas, lo pasti minta contekan ke gue? Kenapa tadi malam gak bilang apa-apa?"

"Gue lupa kalau ada tugas."

"Lupa?" Al tersenyum getir sambil geleng-geleng. "Semalam kita udah bahas ini di grup chat. Gua udah ngingetin semuanya."

"Gua gak baca chat di grup." Pikirannya terlalu kacau untuk dibuat santai-santai sambil membaca chat di grup.

"La, lo ada masalah apa sih? Please, cerita ke gue?"

Air mata Alula mulai menetes. Mungkin masalah akan sedikit terasa ringan jika kita berbagi dengan orang lain. Tapi masalahnya, ini aib. Mana mungkin dia akan menceritakan aib nya pada Al. Dan pria itu, meski selama ini selalu bisa membantunya keluar dari masalah, namun sepertinya tidak untuk masalah ini. Alfath tak mungkin bisa membantunya kali ini. Yang ada malah mungkin menjahinya karena dianggap cewek murahan.

"La, kok lo malah nangis sih?" Al makin khawatir, hendak memberi tisu, namun dia bukan cewek yang selalu sedia tisu ditas atas saku. Ingin menghapus menggunakan tangannya, takut Alula marah karena dikira lancang. Dibiarkan saja, rasanya gak tega. Sungguh serba salah."Masalah lo berat banget ya?"

"Hem," Alula mengangguk. Berkali-kali menyeka air mata dengan telapak tangan, namun sialnya, cairan bening itu terus mengalir hingga dia kualahan menyeka.

"Seberat apa sih, La?"

"Banget Al. Berat banget. Rasanya gue udah gak kuat."

Alfath berdecak pelan sambil membuang pandangan kearah lain. "Ini bukan lo, La." Dia kembali menatap Alula. "Alula yang gue kenal itu cewek yang kuat, bukan cewek lemah apalagi sampai putus asa dan bilang gak kuat."

"Tapi gue beneran gak kuat, Al."

"Ya udah, bunuh diri aja kalau gak kuat," celetuk Al yang kesal. Dalam circle pertemanan mereka, becanda seperti itu sudah biasa.

"Kalau besok atau lusa lo denger gue mati, jangan nangis ya."

"LULA," bentak Alfath. Cowok itu langsung berdiri. Dadanya terlihat naik turun menahan emosi. Dia sungguh tak habis pikir dengan cewek disebelahnya itu. Dua tahun lebih mereka kenal dan setahun ini lumayan dekat, baru sekali ini dia melihat Alula seterpuruk ini. Apa sebenarnya masalahnya?

"Apaan sih Al, tereak-tereak," Alula tersenyum simpul. "Gue becanda kali. Gue juga belum pengen mati. Gue masih belum puas makan bakso di kantin." Tapi kalau emang gue harus melalukan aborsi dan mati, itu diluar kehendak gue Al. Gua belum pengen mati, lanjutnya dalam hati.

"Gue gak lagi pengen becanda, La." Alfath kembali duduk, menatap Alula sambil memegang kedua bahunya. "Please, kasih tahu gue, apa masalah lo."

"Lo beneran pengen tahu?" tanya Alula sambil menyeka air mata.

"Iya," sahut Alfath yakin..

"Gue hamil, Al."

"LULA!" Alfath kembali berteriak. "Gue lagi gak mood becanda."

Tangis Alula makin pecah, "Tapi gue sedang gak becanda, Al. Gue hamil, gue hamil, Al."

Tubuh Alfath seketika terasa lemas. Keduanya tangannya yang memegang bahu Alula, terlepas dengan sendirinya.

Terpopuler

Comments

Vivo Smart

Vivo Smart

lula lagi ngandung ponakan lo Al

2024-05-09

1

Mutyanti Ummu Al Ghozi

Mutyanti Ummu Al Ghozi

lah si Al-Fath adeknya Aydin😁

2024-04-27

0

salmah asri

salmah asri

Al syok.

2024-02-27

3

lihat semua
Episodes
1 SAYA HAMIL
2 SALAH SASARAN
3 SALING MEMBUTUHKAN
4 MAAFKAN AKU
5 DUA PILIHAN
6 GUE HAMIL
7 SOLUSI
8 TAK MAU JADI PEMBUNUH
9 MAKAN BERSAMA
10 PENGAKUAN AYDIN
11 BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12 MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13 GUE CINTA SAMA LO
14 KE RUMAH CALON MERTUA
15 KENAPA HARUS ABANG?
16 SILAKAN MARAH SAMA LULA
17 FOTO USG
18 DIUSIR
19 TAMU SAAT HUJAN
20 SUDAH MULAI JATUH CINTA
21 DASAR BOCAH
22 PENJELASAN ALULA
23 LO BERUNTUNG BANG
24 IBU KANDUNG ALULA
25 KEDATANGAN PAPA ALULA
26 SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27 JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28 HARI INI
29 SIAPA SILVIA?
30 TENTANG SILVIA
31 TENTANG SILVIA 2
32 MAMA JANGAN PERGI
33 PERSIAPAN PERNIKAHAN
34 PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35 AKAD
36 PETUAH NENEK
37 PENGANTIN BARU
38 SAMBUTAN ADIK IPAR
39 SIAP-SIAP
40 NGIDAMNYA PARA BUMIL
41 JADI IPAR
42 SAMBUTAN ISTRI
43 GAK KELUAR KAMAR
44 FIX, PURA-PURA
45 NGAMBEK
46 NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47 GALAU
48 MISI BIKIN CEMBURU
49 CEMBURU YA?
50 BUMIL CARI GARA-GARA
51 BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52 KESIANGAN
53 KAYAK SEMALAM
54 MENGAKULAH
55 HADIAH DARI NENEK
56 GARA-GARA RAMBUT
57 MASIH DILEDEKIN
58 KENA MULU
59 PERTEMUAN TAK SENGAJA
60 BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61 PERCAYA PADAKU
62 MOOD BOOSTER
63 JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64 KAPAN BILANG CINTA?
65 PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Coba jelaskan
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 Bab 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 Bab 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 Bab 91
92 Bab 92
Episodes

Updated 92 Episodes

1
SAYA HAMIL
2
SALAH SASARAN
3
SALING MEMBUTUHKAN
4
MAAFKAN AKU
5
DUA PILIHAN
6
GUE HAMIL
7
SOLUSI
8
TAK MAU JADI PEMBUNUH
9
MAKAN BERSAMA
10
PENGAKUAN AYDIN
11
BUKAN TAK MAU MARAH, TAPI MALU
12
MEREKA TETAP ORANG TUA TERBAIK
13
GUE CINTA SAMA LO
14
KE RUMAH CALON MERTUA
15
KENAPA HARUS ABANG?
16
SILAKAN MARAH SAMA LULA
17
FOTO USG
18
DIUSIR
19
TAMU SAAT HUJAN
20
SUDAH MULAI JATUH CINTA
21
DASAR BOCAH
22
PENJELASAN ALULA
23
LO BERUNTUNG BANG
24
IBU KANDUNG ALULA
25
KEDATANGAN PAPA ALULA
26
SIAPA LAKI-LAKI ITU?
27
JANGAN PUKUL MAS DOKTER
28
HARI INI
29
SIAPA SILVIA?
30
TENTANG SILVIA
31
TENTANG SILVIA 2
32
MAMA JANGAN PERGI
33
PERSIAPAN PERNIKAHAN
34
PERSIAPAN PERNIKAHAN 2
35
AKAD
36
PETUAH NENEK
37
PENGANTIN BARU
38
SAMBUTAN ADIK IPAR
39
SIAP-SIAP
40
NGIDAMNYA PARA BUMIL
41
JADI IPAR
42
SAMBUTAN ISTRI
43
GAK KELUAR KAMAR
44
FIX, PURA-PURA
45
NGAMBEK
46
NANTI SAAT SUDAH PINTAR
47
GALAU
48
MISI BIKIN CEMBURU
49
CEMBURU YA?
50
BUMIL CARI GARA-GARA
51
BUKAN PENGEN NGAJAK BELAJAR
52
KESIANGAN
53
KAYAK SEMALAM
54
MENGAKULAH
55
HADIAH DARI NENEK
56
GARA-GARA RAMBUT
57
MASIH DILEDEKIN
58
KENA MULU
59
PERTEMUAN TAK SENGAJA
60
BAGAIMANA JIKA ORANG TAHU?
61
PERCAYA PADAKU
62
MOOD BOOSTER
63
JALAN-JALAN TENGAH MALAM
64
KAPAN BILANG CINTA?
65
PERASAAN INI, ARTINYA APA?
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Coba jelaskan
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
Bab 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
Bab 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
Bab 91
92
Bab 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!