Bab 16.Seharusnya tidak begini.

Mata Yana tidak bisa di pejamkan,entah sudah berapa kali dia membolak balikkan tubuhnya kekanan dan kekiri.Kini mata Yana menatap wajah damai sang suami dari jarak yang lumayan jauh.Benar saat ini Yana memang sedang berbaring namun bukan di ranjang bersama suaminya melainkan tidur di sofa sementara Bayu berada di ranjang.

Tadinya Yana berpikir jika Bayu memanggilnya untuk mengajaknya tidur namun Yana salah besar,Bayu melemparkan bantal dan selimut pada Yana Walau tak pantas tapi jauh lebih baik dari pada Bayu memintanya tidur di lantai.

"Tidur di sofa dan jangan ganggu aku!!"Itu kata yang di ucapkan Bayu tadi.Yana hancur sangat hancur,sebagai seorang istri hatinya benar benar terluka melihat sikap suaminya yang jangan kan menyentuhnya tidur bersebelahan dengan nya saja dia tak mau.

Yana mencoba memejamkan matanya,berharap dengan begiti dia bisa meluoakan sejenak tentang rasa sakit yang sedang dia rasakan saat ini.Kembali membalikkan badan,kini Yana menatap langit langit kamar hingga tak terasa matanya semakin memberat dan pada akhirnya di tertidur.

Entah jam berapa saat Yana merasakan tubuhnya bergoyang,matanya masih sangat mengantuk dan masih terasa panas dengan emnyipitkan mata mwnyesuaikan dengan cahaya lampu yang masuk dalam retina nya Yana mengerjap.

"Ibu..!"Lirih nya saat Yana menyadari jika yang membangunkan nya adalah ibu mertuanya.Jangan tanya bagaimana malu nya Yana,di hari pertamany mertuanya membangunkan nya.Apakah Yana kesiangan.

"Bangun,sudah waktunya kamu beres beres dan membuat sarapan untuk kita semua!!"Hanya itu yang di ucapkan ibu Wiwin sebelum dia berjalan ke arah Bayu dan merapikan selimut putranya itu.Yana menormalkan matanya lalu melihat jam yang ada di atas nakas.

"Masih pukul empat"Gumam nya pelan,agar tak di dengar ibu mertuanya itu.

"Cepat..Jangan lelet kamu!!"Kata Bu Wiwin sebelum menutup pintu kamar.

Yana menyibak selimutnya lalu merapikan bantal dan menyusunnya di sebelah Bayu kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Walau bagaimanapun Yana harus menurut pada ibu mertuanya itu walau sebenarnya dia benar benar masih ingin tidur karena entah jam berapa dia baru bisa terlelap malam tadi.

Hoammm.

Yana menguap beberapa kali saat kakinya mulai menapak satu persatu anak tangga,matanya memindai sekitar yang masih terlihat gelap karena lampu masih di matikan.Berjalan meuju dapur juga masih sepi,tak terlihat bi Ajeng disana atau Rima sekalipun.

Bingung,itu yang Yana rasakan sekarang.Dia masih baru dan belum mengerti seluk beluk rumah ini apalagi makanan kesukaan mereka.

"Jangan melamun!"

Lagi,Yana terkejut rasanya keluarga suaminya ini sangat gemar membuat jantung nya berdisko ria.

"Emm Yana gak melamun buk.Yana cuma bingung apa yang harus Yana kerjakan terlebih dahulu??"Jawab Yana jujur sekaligus malu.

Nampak mata Bu Wiwin berputar malas"Ya gini kalau sewaktu tinggal bersama ibunya sendiri di manja jadi pas datang ke rumah mertuanya jadi bego gak tahu kerjaan apa apa!"Omel bu Wiwin.

Sakit,itu yang Yana rasakan sekarang bahkan dia masih baru saja membuka mata tapi ucapan pedas ibu mertuanya ini membuat mata Yana langsung terbuka lebar.Dimana sikap ramah dan menyenangkan ibu mertuanya itu padahal kemarin saat dia datang melamar wanita itu tetlihat baik dan lembut serta tutur kata yang menenagkan.

"Sudah sana,ambil sapu dan kain pelnya.Bersihkan rumah ini nanti kalau sudha selesai baru kamu bantu bantu bi Ajeng.Kalau kamu yang masak takut nya kami keracunan lagi jadi belajar masak sekalian sama bi Ajeng!Jangan tahu cuma makan sama tidur aja!!"

Yana menundukkan wajahnya,menyembunyikan airmatanya yang hampir tumpah namun dia tahan sekuat tenaga.Bu Wiwin sendiri kembali ke kamar nya setelah mengatakan itu pada Yana wanita itu tampak nya ingin melanjutkan tidurnya karena terlihat dia beberapa kali menguap.

Yana kini tinggal seorang diri di ruangan yang besar itu.Mengikuti arah tunjuk bu Wiwin,Yana melangkahkan kaki nya menuju ke sebuah ruangan yang sepertinya tempat menyimpan sapu dan alat pembersih lain nya.Gelap dan menakutkan karena Yana hanya sendirian ruangan ini.

Tak ingin membuang waktu Yana segara mengerjakan apa yang di perintahkan ibu mertuanya hanya satu yang Yana harapkan jika sikap Bayu dan orang tuanya akan melembut dan bisa menerima dirinya tapi jika menolak kenapa harus di lamar.

Azan subuh sudah terdengar dan Yana hampir selesai dengan pekerjaan nya,dia mengusap keringat di dahinya padahal hari masih dingin tapi karena Yana sudah mengerjakan sebagian tugasnya Yana pun berkeringat.

"Hufffttt..Aku mau sholat dulu!!Gumam Yana mengangkat alat pelnya.

"Loh Yana kamu sudah bangun dan apa itu di tangan kamu?"Bi Ajeng tiba tiba menyapa entah datang dari mana karena Yana juga tidak tahu di mana kamar art.

Yana tersenyum "Iya bi,ini Yana baru selesai nyapu dan ngepel.Tapi Yana mau sholat dulu baru bantu bibi masak ya!."Kata Yana setelah mendapat anggukan dari bi Ajeng.

Yana segera naik ke kamarnya,sebenarnya tubuh nya terasa letih tapi dia harus bisa menjadi menantu yang berbakti dan tidak mempermalukan ibu serta kakak nya seperti yang di katakan ibu mertuanya.

"Mas..Mas..Bangun mas sudah subuh,ayo kita sholat dulu!!"Yana menggoyang lengan suaminya dengan pelan.Mengajaknya menuju jannah bersama.

"Mas,ayo bangun sholat dulu!!"

"Aishhh ganggu aja!Sana sholat sendiri gak usah ganggu orang tidur!!"Bentak Bayu menghempaskan tangan Yana bahkan tidak seidkitpun pria berstatus suami itu membuka matanya.

Akhirnya Yana memutuskan untuk sholat sendiri tanpa Bayu.

Selesai dengan kegiatan nya Yana berencana menghubungi ibunya,kali ini Yana merasakan sangat merindukan ibunya itu wanita lembut yang tidak pernah bicara kasar dan pedas padanya walau dia membuat kesalahan.

Merogoh tasnya berniat mengambil ponsel,seketika alis Yana bertaut.Laku Yana mengeluarkan seluruh isi tas nya namun tidak juga menemukan ponselnya rasanya tidak mungkin ketinggalak karena saat di mobil dia masih menggunakan ponsel milik nya.Seketika Yana panik jika tidak ada ponsel bagaimana dia bisa mengubungi ibunya?Ibunya pasti sangat cemas dan menununggu kabar darinya.

Yana mencoba mengingat ingat kembali tapi memang dia memasukkan ponselnya ke dalam tas nya ini.Di tatapnya kembali Bayu yang masih terlelap ada keraguan di hati Yana ingin menanyakan nya pada Bayu mengingat dia yang tidak suka tidurnya terganggu.

Yana melihat ada ponsel Bayu di atas nakas"Aku misscall saja dari pada bertanya pada mas Bayu yang tidur nanti dia marah!!"Yana memberanikan diri meriah ponsel suaminya.

"Mau ngapain kamu??"Bentak Bayu mengagetkan Yana.

"Emm mas,Yana cari ponsel Yana.Mas lihat gak??"Tanya Yana pada akhirnya.

Bersambung....

Episodes
1 Bab 1.Panggilan sayang.
2 Bab 2.Mengalah untuk semakin menyiksa.
3 Bab 3.Pembangkang.
4 Bab 4.Tangis Bayu
5 Bab 5.Terlihat cupu
6 Bab 6.Yana berbohong
7 Bab 7.Malam yang di tunggu
8 Bab 8.Menahan emosi
9 Bab 9.Tenang saja.
10 Bab 10.Diva
11 Bab 11.Ikut suami
12 Bab 12.Awal baru Yana.
13 Bab 13.Menahan lapar di hari pertama.
14 Bab 14.Tanda cinta
15 Bab 15.Gelisah
16 Bab 16.Seharusnya tidak begini.
17 Bab 17.Di kurung
18 Bab 18.Firasat seorang ibu.
19 Bab 19.Menuntut Hak.
20 Bab 20.Malam panas dan penuh siksa.
21 Bab 21.Mas Adam bukan pembunuh
22 Bab 22.Rencana pindah rumah
23 Bab 23.Pindah rumah.
24 Bab 24.Neraka yang sesungguh nya.
25 Bab 25.Mencari pekerjaan.
26 Bab 26.Ke rumah lama
27 Bab 27.Melihat Bayu
28 Bab 28.Ketidak pedulian Bayu.
29 Bab 29.Hari pertama kerja.
30 Bab 30.Pura pura salah paham
31 Bab 31.Tidur sendiri
32 Bab 32.Masih masalah wajah
33 Bab 33.Rudi misterius
34 34.Layani aku
35 Bab 35.Keputus asaan Yana.
36 Bab 36.Siapa yang menyuruh pulang
37 Bab 37.Yana meragukan Rena
38 Bab 38.Yana pingsan.
39 Bab 39.Doanya tidak terkabul
40 Bab 40.Madu atau empedu
41 Bab 41.Tekad Yana
42 Bab 42.Tontonan yang menyakitkan.
43 Bab 43.Seperti panggilan dari neraka
44 Bab 44.Kenyataan yang menghantam
45 Bab 45.Titik lelah seorang Yana.
46 Bab 46.Dimana Bayu.
47 Bab 47.Aku pembunuh
48 Bab 48.Pikiran yang terganggu
49 Bab 49.Berubah pikiran.
50 Bab 50.Mantan pacar
51 Bab 51.Memastikan kematian Bayu.
52 Bab 52.Posesif Rudi
53 Bab 53.Kembali bekerja
54 Bab 54.Menentang keputusan Rudi
55 Bab 55.Kegelisahan Adam.
56 Bab 56.Rencana Yana.
57 Bab 57.Bertemu teman lama
58 Bab 58.Menyusn rencana
59 Bab 59.Pindah
60 Bab 60.Kemarahan Rudi
61 Bab 61.Trauma Yana
62 Bab 62.Siksa dan obati.
63 Bab 63.Menemukan Yana.
64 Bab 64.Tak ada pilihan
65 Bab 65.Aku bukan pecundang
66 Bab 66.Adu jotos
67 Bab 67.Terpaksa
68 Bab 68.Rencana Irma
69 Bab 69.Penuh siasat
70 Bab 70.Kemarahan Rudi.
71 Bab 71.Rencana kabur
72 Bab 72.Kau milik ku
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1.Panggilan sayang.
2
Bab 2.Mengalah untuk semakin menyiksa.
3
Bab 3.Pembangkang.
4
Bab 4.Tangis Bayu
5
Bab 5.Terlihat cupu
6
Bab 6.Yana berbohong
7
Bab 7.Malam yang di tunggu
8
Bab 8.Menahan emosi
9
Bab 9.Tenang saja.
10
Bab 10.Diva
11
Bab 11.Ikut suami
12
Bab 12.Awal baru Yana.
13
Bab 13.Menahan lapar di hari pertama.
14
Bab 14.Tanda cinta
15
Bab 15.Gelisah
16
Bab 16.Seharusnya tidak begini.
17
Bab 17.Di kurung
18
Bab 18.Firasat seorang ibu.
19
Bab 19.Menuntut Hak.
20
Bab 20.Malam panas dan penuh siksa.
21
Bab 21.Mas Adam bukan pembunuh
22
Bab 22.Rencana pindah rumah
23
Bab 23.Pindah rumah.
24
Bab 24.Neraka yang sesungguh nya.
25
Bab 25.Mencari pekerjaan.
26
Bab 26.Ke rumah lama
27
Bab 27.Melihat Bayu
28
Bab 28.Ketidak pedulian Bayu.
29
Bab 29.Hari pertama kerja.
30
Bab 30.Pura pura salah paham
31
Bab 31.Tidur sendiri
32
Bab 32.Masih masalah wajah
33
Bab 33.Rudi misterius
34
34.Layani aku
35
Bab 35.Keputus asaan Yana.
36
Bab 36.Siapa yang menyuruh pulang
37
Bab 37.Yana meragukan Rena
38
Bab 38.Yana pingsan.
39
Bab 39.Doanya tidak terkabul
40
Bab 40.Madu atau empedu
41
Bab 41.Tekad Yana
42
Bab 42.Tontonan yang menyakitkan.
43
Bab 43.Seperti panggilan dari neraka
44
Bab 44.Kenyataan yang menghantam
45
Bab 45.Titik lelah seorang Yana.
46
Bab 46.Dimana Bayu.
47
Bab 47.Aku pembunuh
48
Bab 48.Pikiran yang terganggu
49
Bab 49.Berubah pikiran.
50
Bab 50.Mantan pacar
51
Bab 51.Memastikan kematian Bayu.
52
Bab 52.Posesif Rudi
53
Bab 53.Kembali bekerja
54
Bab 54.Menentang keputusan Rudi
55
Bab 55.Kegelisahan Adam.
56
Bab 56.Rencana Yana.
57
Bab 57.Bertemu teman lama
58
Bab 58.Menyusn rencana
59
Bab 59.Pindah
60
Bab 60.Kemarahan Rudi
61
Bab 61.Trauma Yana
62
Bab 62.Siksa dan obati.
63
Bab 63.Menemukan Yana.
64
Bab 64.Tak ada pilihan
65
Bab 65.Aku bukan pecundang
66
Bab 66.Adu jotos
67
Bab 67.Terpaksa
68
Bab 68.Rencana Irma
69
Bab 69.Penuh siasat
70
Bab 70.Kemarahan Rudi.
71
Bab 71.Rencana kabur
72
Bab 72.Kau milik ku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!