Brakkkkkkk
"Tolooooooonggg! Tolongggg!" suara teriakan seseorang terdengar ditelinga Wina.
Wina menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah belakang. Terlihat oleh Wina seseorang wanita renta yang tertabrak sepeda motor dan kini terlihat terjatuh di aspal jalan raya. Kebetulan jalanan tampak lengang dan sepi kendaraan lalu lalang. Segera Wina berlari memghampiri seseorang yang kecelakaan itu. Tampak pengendara itu kabur melarikan diri dengan mengendarai kendaraannya begitu kencangnya untuk menghindari kejaran massa.
"Ibu!" seru Wina lalu berlari dan membantu wanita renta itu.
"Tolongin ibu, nak" ucap wanita renta itu sambil menangis dan itu karena luka-luka yang ada ditubuhnya mungkin yang terlihat maupun yang luka dalam.
Wina pun menolongnya dan tampak kesusahan karena dirinya juga sedang menggendong bayinya yang masih terlelap. Wina membantu wanita renta itu berdiri pelan-pelan dan segera mengajak wanita renta itu berjalan sambil pincang kakinya ke tepi jalan.
"Maaf, apakah kaki ibu masih bisa buat berjalan? Maaf, saya sedang menggendong bayiku" tanya Wina hati-hati. Karena Wina khawatir menyinggung hati wanita renta itu.
"Sepertinya masih bisa, nak. Maafkan aku yang sudah menyusahkanmu. Kakiku sepertinya masih bisa buat berjalan" jawab wanita renta itu lalu menggandeng tangan Wina untuk menopang jalannya yang sedang kesusahan.
Wanita itu merasa kakinya sangat sakit ketika buat berjalan. Namun ia tak sanggup mengucapkannya pada Wina karena melihat bayi lucu yang sedang tidur terlelap dan nyaman berada di gendongan ibunya.
Dengan merintih kesakitan namun tak dia ucapkan, wanita renta itu tetap berjalan ke tepi jalan apalagi dia tidak mau merepotkan gadis yang sudah menolongnya. Setelah berada di tepi jalan, kemudian Wina mendudukkan wanita renta itu di sebuah kursi di pinggir jalan yang letaknya masih di depan gedung pengadilan agama.
"Teimakasih ya, nak. Kau sudah menolongku. Siapa namamu, nak?" ucap wanita renta itu setelah duduk dan bersandar di kursi di bawah pohon yang rindang.
"Namaku Wina Pramesti, bu. Ibu tadi sebenarnya mau kemana? Kenapa bisa ditabrak pengendara yang kabur itu, bu? Apakah ibu pergi sendirian?" Wina penasaran atas kejadian yang sudah menimpa wanita renta yang kini duduk di sebelahnya.
"Nama yang bagus dan sesuai dengan orangnya. Namaku Widuri. Aku juga tidak begitu ingat atas kejadian yang sudah menimpaku barusan. Begitu cepat rasanya. Tadi aku bermaksud mau menyeberang kemari. Tapi tiba-tiba ada kendaraan yang melaju dengan kencangnya tanpa menengok ke kanan dan ke kiri. Maafkan aku. Aku sudah menyusahkanmu" jawab nenek itu dengan senyuman hangatnya.
Dan entah kenapa Wina merasa sangat nyaman berada di dekat Widuri. Bahkan setelah melihat senyum hangatnya.
"Pasti ibu Widuri merasakan ada yang sakit kan?! Bagaimana kalau kita pergi ke rumah sakit sekarang? Aku panggilkan taksi" ujar Wina yang merasa kasihan pada Widuri.
"Tidak usah, nak. Tidak apa-apa. Oh iya, siapa nama bayimu? Sepertinya dia terlihat sangat nyaman berada di gendonganmu. Karena sejak dari tadi kulihat dia tetap tertidur pulas" ucap Widuri mengulurkan tangannya melihat dan meraba pipi gembul bayi Wina.
"Iya. Syukur dan alhamdulillah dia tidak rewel. Namanya...Axciello Aryadirga. Biasa ku panggil Cello" jawab Wina setelah terjeda agak lama karena teringat kejadian hari ini yang baru saja apa yang dia alami dengan mantan suami dan keluarga mantan suaminya. Matanya mengembun dan terdiam. Hal itu mengundang tanya Widuri dan Widuri dapat membaca situasi masalah yang sedang dialami Wina.
"Bersabarlah. Semua terjadi atas kehendak-Nya. Bukan atas kemauan kita" kata Widuri lalu mengelus tangan Wina. Dan perbuatan Widuri membuat sadar Wina atas lamunannya.
"Terimakasih, bu. Oh iya ayo kita ke rumah sakit sekarang. Aku tidak mau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada ibu. Karena aku tidak mau jadi sasaran dari keluarga ibu. Ayo, bu" ajak Wina sedikit memaksa dan menyetop taxi yang sedang lewat. Kemudian mereka bertiga menaiki taxi tersebut menuju rumah sakit. Sedangkan Widuri hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju dan mengalah. Dia melihat kebaikan hati pada diri Wina. Tapi dia melihat kesedihan dari raut wajah dan kedua bola mata Wina.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada dirimu, nak? Ceritakan saja pada ibu" bisik Widuri di telinga Wina dan seketika Wina menoleh memperhagikan wanita disebelahnya itu dengan seksama. Bagaikan peramal baginya, Widuri dapat membaca apa yang terjadi padanya. Kemudian Wina menundukkan wajahnya dan menatap wajah polos dan lucu Cello. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Dengan perkembangan Cello yang tumbuh dan berkembang tanpa didampingi ayahnya bahkan keluarganya.
Wina memikirkan semua itu. Dia merasa bahwa kini dia tidak sendirian lagi. Ada Cello yang menemaninya. Baginya dialah harta yang paling berharga untuknya saat ini.
"Nak..baiklah. Ceritakan nanti saat kamu ingin cerita" lanjut Widuri lalu mereka diam selama perjalanan ke rumah sakit.
...*********************...
Bersambung yah gaesss
Next chapt👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
anggita
ikut ng👍like aja..
2025-06-10
0
Minie007
semangat bestie
2023-10-26
1