Di dalam kamar Ivan terus menggenggam tangan putrinya. Ia selalu khawatir akan keadaan sang Putri, mengingat Qilla selalu memiliki kekurangan dalam hal kesehatan. Walaupun sekarang panasnya tak setinggi beberapa saat sebelumnya.
"Seperti yang telah diduga sebelumnya, sepertinya Putrimu memang mengalami alergi." ucap dokter.
Dokter itu pun segera menuliskan resep yang akan diserahkan pada Ivan. Mungkin karena dokter tersebut merupakan dokter yang selalu menjadi langganan di keluarga ini. Jadi ia tahu betul bagaimana kesehatan Qilla selama bertahun-tahun.
"Alerginya tidak terlalu parah hanya beberapa ruang dan demam ringan. Dia hanya butuh istirahat dan juga minum vitamin serta obat yang telah aku resepkan. Mungkin besok atau lusa dia sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Oh ya, jangan lupa berikan dia makanan yang mudah untuk dicerna, serta biarkan dia mandi dengan air hangat."
Setelah itu keduanya pun tersenyum lega. Elvira tak bisa membayangkan jika alergi yang dialami oleh putrinya sangat parah, mengingat semua ini terjadi akibat dari keteledorannya. Ivan pun tak kalah lega, putrinya sangat sering sakit sehingga ia terlalu lelah melihat anaknya terbaring kesakitan.
Ivan pun memeluk putrinya dan mencium keningnya dengan sayang. "Beristirahatlah nanti ayah akan menemui mu lagi. Ayah mau mengantar dokter dulu."
Sebelum Ivan membawa dokter pergi, Ivan melihat ke arah sang istri dan tersenyum menenangkan.
"Tidak apa-apa, ini bukan salahmu. Aku keluar dulu sebentar, kamu temani Qilla sampai aku kembali."
Elvira menganggukkan kepala. "Ya."
Ivan membawa dokter pergi, namun tatapan dokter itu padanya terlihat mengejek. Hal tersebut membuat Ivan memutar bola matanya jengah.
"Kalau ingin bertanya katakan saja."
"Siapa wanita itu? Sepupumu? Dia sangat cantik, bolehkah aku meminta nomornya?"
Mendengar hal itu Ivan pun memukul kepala dokter itu dengan keras.
"Aw!!"
Tidak peduli dengan suara dokter itu yang terdengar kesakitan. Ivan terus berjalan dan membukakan pintu. Lagi pula dokter itu bukan hanya dokter biasa melainkan sahabat karibnya. Sama seperti pengacara, Ivan juga mempercayakan beberapa hal terkait kesehatan ataupun keuangan pada sahabat-sahabatnya. Mengingat mereka bukan hanya sekedar teman untuknya, melainkan juga orang-orang profesional dengan gelar yang tak diragukan.
Juan merupakan sahabatnya yang bergelut di bidang kedokteran. Mereka kenal sudah lama hanya saja mau ngambil jalur karir yang berbeda. Juan selalu menjadi dokter yang ia percaya untuk menjaga putrinya.
"Dia bukan sepupuku, tapi dia adalah istriku."
Mendengar hal itu Juan pun melotot kaget. Ia tahu kisah cinta Ivan bersama istri sebelumnya dan ia tahu betul bahwa Ivan tidak mungkin bisa melupakan wanita itu. Jadi ia sangat kaget saat mendengar bahwa Ivan ternyata telah memiliki seorang istri tanpa sepengetahuannya.
"Istri? Kapan kamu menikah? Kenapa tidak mengundang ku?"
"Tidak lama, dan aku menikah di luar kota tempat kelahiran istriku. Oh ya namanya Elvira, jadi lain kali lebih sopan lah terhadapnya."
"Wah kamu memiliki istri yang sangat cantik, dia juga terlihat sangat muda, berapa umurnya?"
"Dia baru selesai kuliah."
Ivan tidak pernah terdengar dekat dengan siapapun setelah kepergian istrinya. Tidak ada satupun wanita yang berhasil menarik perhatiannya. Ivan akan menolak mereka dengan cara halus ataupun kasar, jadi mendengar pernikahan yang terkesan mendadak ini telah berhasil membuat Juan sangat kaget. Apalagi saat mendengar umur dari istri Ivan yang terbilang masih sangat muda.
"Sialan, aku pikir kamu sudah tidak tertarik pada wanita lagi. Ternyata yang kamu incar seorang daun muda."
Ivan tidak ingin menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya, tentang bagaimana ia bertemu dengan Elvira dan bagaimana ia bisa menikahinya. Ia tidak ingin Elvira dikritik terkait dengan apapun bahkan soal mantan pacarnya. Ia hanya ingin semua orang tahu bahwa ia telah menikahi Elvira secara resmi dan sah di pengadilan. Lagi pula laki-laki bajingan yang meninggalkan Elvira bukanlah orang lain melainkan adik kandungnya sendiri.
"Tidak ada alasan untuk tidak memilihnya menjadi seorang istri. Walaupun dia masih sangat muda tapi sikapnya sangat dewasa. Dia berasal dari keluarga baik-baik dengan latar belakang pendidikan yang juga tak kalah baik. Dan yang paling penting dari semua itu adalah dia sangat memperhatikan Qilla layaknya seperti putrinya sendiri. Qilla juga sangat menyukainya."
Ivan tidak segan untuk memuji kebaikan Elvira di depan orang lain terutama para sahabatnya. Baginya Elvira adalah wanita yang terhormat dan pantas untuk dipuji.
Juan yang mendengar tentang Elvira dari mulut Ivan pun berhasil membuat Juan merasa kagum. Hal tersebut dikarenakan Ivan dapat dikatakan sangat jarang memuji seorang wanita. Satu-satunya wanita yang selalu dipuji oleh Ivan adalah mantan istrinya sendiri. Akan tetapi ada yang janggal dari semua pujian itu.
"Kamu mengatakan bahwa Elvira sangat baik dari latar belakang, pendidikan dan sikapnya. Kamu juga mengatakan bahwa putrimu sangat menyukainya begitu pula dengan Elvira. Akan tetapi Ivan, kamu belum mengatakan padaku apakah kamu sangat mencintainya?"
Juan tahu bahwa Ivan adalah orang yang melankolis dan terkesan romantis. Ia tidak mungkin melupakan mantan istrinya begitu saja dan jatuh cinta pada wanita baru dengan begitu mudah. Akan tetapi ia juga ragu mengingat sifat Ivan yang seperti itu, jadi bagaimana mungkin Ivan bisa menikahi seorang wanita tanpa rasa cinta?
Mendengar pernyataan sahabatnya Ivan pun tersenyum. "Tidak perlu ada rasa cinta untuk membuatku menikahinya. Dia memiliki semua kelebihan yang aku butuhkan dalam hidupku jadi aku memilihnya sebagai istri. Apalagi di umur kita seperti ini, rasa cinta terlalu kuno dan sudah tidak realistis lagi dalam hidup kita. Walaupun aku mengatakan hal ini, jangan sekali-sekali meremehkan perasaanku padanya. Mungkin aku belum mencintainya tapi untuk wanita seperti itu, tidak sulit untuk jatuh cinta padanya di kemudian hari."
Apa yang dikatakan Ivan sangat masuk akal. Ketika mereka sudah berumur dan memiliki sebuah tanggungan, rasa cinta sudah tidak realistis lagi bagi mereka. Satu hal yang paling penting adalah kenyamanan dan menjalani hidup dengan kebahagiaan. Selama orang itu membuat mereka nyaman dan bahagia maka tidak ada salahnya untuk hidup dengan mereka selamanya.
Akan tetapi jawaban Ivan yang terakhir telah berhasil membuka mata Juan sekali lagi. Wanita itu pastilah wanita yang sangat baik sehingga Ivan dapat memastikan perasaannya bahwa jika ia hidup dengan wanita itu lebih lama maka benih cinta pasti akan tumbuh di antara mereka. Juan tidak tahu bagaimana caranya mereka bisa menikah, akan tetapi ia bersyukur Ivan berhasil menemukan tambatan hatinya sekali lagi.
"Selamat atas pernikahanmu. Aku benar-benar bahagia melihatmu memiliki seorang istri... sekali lagi. Aku harap kalian akan bisa merasakan usia tua bersama."
"Terimakasih."
"Ngomong-ngomong, apakah aku adalah orang pertama yang mengetahui hal ini?"
"Kamu yang kedua."
Mendengar hal itu Juan pun mengeluh kecewa. Padahal ia selalu ingin jadi yang pertama mengetahui semua hal tentang kehidupan para sahabatnya.
"Siapa yang pertama?"
"Pak pengacara." ucap Ivan bergurau.
"Ahh, wajar jika dia orang yang pertama tau." ucap Juan.
Melihat dua respon baik dari sahabatnya, Ivan pun berpikir mungkin ia akan memperkenalkan Elvira kepada mereka secepatnya. Ia ingin Elvira tahu terkait apa saja yang ada dalam hidupnya termasuk sahabat-sahabat yang dekat dengannya. Ivan ingin Elvira menjadi bagian terpenting dalam hidupnya dan menjadi orang yang paling tahu semua hal yang ada dalam dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments