Paras rupawan yang dimiliki oleh Elvira telah berhasil menarik perhatian banyak laki-laki termasuk mantan pacarnya di masa lalu. Selain itu ia adalah seorang wanita yang loyal, setia dan berkomitmen. Hanya saja sangat disayangkan bahwa pada waktu itu ia salah memilih laki-laki untuk diajak hidup untuk waktu yang lama.
Elvira mungkin akan kesulitan untuk jatuh cinta pada laki-laki yang baru ia nikahi belum lama ini. Akan tetapi bukan berarti ia tidak bisa berusaha untuk menjadi istri yang baik di matanya. Tamara mencoba untuk menjalani kehidupan layaknya sebuah takdir yang tidak bisa diubah. Ia ingin memulai lembaran Baru dengan orang yang telah menikahinya.
Ia pun mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian santai dan longgar. Ia pergi menyusuri rumah yang begitu luas itu dengan memberanikan diri untuk bertanya kepada beberapa pelayan tempat dapur berada. Ia ingin memasak sesuatu dan mempersembahkan keahliannya kepada keluarga barunya. Mungkin tidak akan seenak yang dimasak oleh pelayan profesional akan tetapi ia ingin melakukan hal sederhana itu seperti halnya yang dilakukan oleh istri-istri dan seorang ibu pada umumnya.
"Nyonya tak perlu memasak biarkan kami yang melakukannya," ucap pelayan itu.
Elvira pun tersenyum dan mengatakan terkait niatnya. "Aku hanya ingin memasak beberapa hal sederhana, mungkin masakanku tidak seenak buatan kalian, tapi aku ingin melakukannya sebagai seorang nyonya rumah yang baru tinggal di tempat ini. Tentu saja aku membutuhkan kalian untuk membantuku, berilah beberapa saran jika tahap-tahap ataupun resep yang aku masak kurang enak ataupun tidak terlihat baik saat disajikan."
Suara Elvira sangat lembut dan tidak memiliki nada layaknya seorang majikan pada umumnya. Walaupun Elvira juga berasal dari kalangan orang kaya, akan tetapi ia tidak pernah di didik oleh orang tuanya untuk menindas orang lain. Hal tersebut membuat para pelayan merasa senang saat melayaninya.
Mereka segera menganggukkan kepala dan membantu Elvira untuk menyiapkan makanan yang akan dipersembahkan untuk keluarga barunya.
Ivan pun mendapatkan laporan bahwa Elvira Tengah memasak hidangan khusus untuknya dan putrinya. Hal tersebut membuat Ivan merasa sekali lagi bahwa keputusannya untuk menikahi wanita itu tidak salah. Walaupun mereka menikah tanpa perasaan yang menggebu-gebu seperti halnya yang dilakukan sepasang kekasih akan tetapi itu tak membuat mereka mundur mengingat mereka adalah dua orang yang bertanggung jawab dan berkomitmen dalam sebuah hubungan.
Ivan pun tersenyum ia sudah lama tidak mencicipi masakan dari seorang wanita yang disebut sebagai istri.
"Kalau begitu biarkan dia melakukannya. Katakan juga pada para pelayan jika ada bahan makanan yang kurang langsung beli saja agar Elvira dapat memasak dengan tenang tanpa sebuah kendala."
Saat waktu menjelang siang Putri mereka akhirnya pulang dari sekolah. Gadis itu memiliki senyum yang begitu merekah seolah tidak sabar untuk segera sampai di rumah. Dan benar saja sesampainya di rumah, ia disambut oleh hidangan yang begitu memanjakan mata.
Cantik, itulah tulisan yang ditunjukkan Qilla kepada Elvira. Gadis itu merasa bahwa masakan ibunya terlihat begitu indah dan enak dipandang. Hal tersebut telah berhasil membuat Elvira merasa tersipu. Walaupun ia tahu bahwa masakannya tidak mungkin seenak yang dibuat oleh pelayan profesional.
Elvira pun tersenyum dan menyuruh Qilla untuk mengganti pakaian seragamnya dan kembali untuk memakan masakan yang telah ia sediakan bersama dengan ayahnya.
Gadis itu pun mengangguk antusias dan segera pergi dengan tergesa-gesa. Hal tersebut membuat Elvira merasa senang sambil menggelengkan kepala melihat tingkah lucu sang Putri.
Tak lama Ivan pun datang sambil menggendong Qilla yang telah berganti pakaian menggunakan pakaian yang lebih santai. Keduanya tersenyum sumringah saat melihat semua masakan yang telah disediakan oleh Elvira.
"Kamu memasak semuanya?"
"Ya, tapi aku dibantu oleh para pelayan. Aku tahu ini masakan yang sangat sederhana, tapi aku berusaha untuk memasak makanan terbaik yang aku bisa. Aku harap kalian menyukainya." Raut wajah yang dimiliki oleh Elvira terlihat jelas bahwa ia merasa malu untuk mengakui masakannya. Ia sedikit takut masakan ini tidak akan sesuai dengan selera masakan yang biasa mereka makan.
Ivan tahu bahwa Elvira tidak memiliki cukup kepercayaan diri untuk mengatakan bahwa makanannya enak. Akan tetapi ia selalu menghargai setiap usaha yang dilakukan wanita itu untuk menjadi istri yang baik dan usaha untuk lebih dekat bersama dengan putrinya.
"Apanya yang tidak enak? Makananmu lebih menggiurkan daripada masakan yang sering aku lihat di restoran berbintang. Benar kan Qilla?" ucap Ivan sambil menggunakan bahasa isyarat.
Qilla pun tersenyum dan menulis kata cantik sekali lagi.
"Tuhh, Qilla saja mengatakan bahwa masakanmu terlihat cantik."
Mendengar hal itu Elvira pun tersipu. Sangat jarang mendengar sebuah pujian yang begitu jujur dari seorang anak kecil. Walaupun pujian itu sederhana dan tidak terlalu berarti di mata orang lain. Akan tetapi Elvira begitu menghargainya. Mengingat bahwa ia sangat jarang dipuji oleh orang lain bahkan oleh orang tuanya sendiri.
"Kalau begitu ayo kita makan bersama."
Ketiganya pun akhirnya duduk di meja makan yang sama seperti sebelumnya. Ini adalah kedua kalinya mereka makan sebagai sebuah keluarga yang beranggotakan 3 orang. Walaupun makanan yang disediakan tidak semewah seperti makanan sebelumnya. Akan tetapi itu sudah cukup membuat makan siang hari ini begitu hikmat dan penuh dengan keharmonisan sebuah keluarga yang utuh.
Ivan dan Qilla terlihat makan dengan lahap. Keduanya sepertinya enggan untuk meninggalkan sisa dari makanan yang telah disediakan oleh Elvira. Setelah mereka bertiga selesai makan, Elvira pun bertanya terkait dengan rasa masakannya.
"Apakah semuanya enak?"
Ivan pun membersihkan mulutnya dengan serbet lalu tersenyum sumringah kepada sang istri. Ia tidak ingin berbohong pada Elvira terkait rasa dari semua masakannya. Akan tetapi tentu saja ia akan memilih kalimat-kalimat yang baik untuk membuat istrinya lebih termotivasi untuk membuat makanan yang lebih enak.
"Semuanya terasa enak hanya saja beberapa hal sedikit kurang di lidahku. Seperti mie goreng ini menurutku terlalu manis jadi kamu bisa menambahkan beberapa komponen lain untuk membuatnya terasa lebih gurih dan pedas..."
Ivan pun memberikan kritikan secara detail semua masakan yang telah dibuat oleh Elvira. Akan tetapi kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh Ivan sangat lembut dan memiliki nada yang cukup rendah. Sehingga hal tersebut tidak membuat Elvira merasa marah ataupun berkecil hati.
"Aku tidak sabar menikmati masakan mu lagi di masa depan."
Walaupun masakan Elvira memiliki banyak kekurangan, bukan berarti bahwa Ivan tidak ingin mencicipinya lagi di masa depan. Justru karena ia ingin menikmati makanan itu lebih banyak sehingga ia memberikan beberapa masukkan agar istrinya dapat meningkatkan kemampuannya dalam memasak. Ia ingin Elvira menjadi seorang ahli dalam memasak sehingga ia menjadi kecanduan dan menjadikan masakan istrinya sebagai masakan terenak yang pernah ia makan. Ia ingin Elvira menjadi satu-satunya wanita yang akan membuatnya merasa bahagia saat menikmati sebuah makanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Putri Lavender
hargaila msakn istrimu walaupun gk seenak mskn restrnt bntng 5
2024-05-01
0
Qaisaa Nazarudin
Bagus..Aku suka cara Ivan menegur dan mengajari istrinya,Begitulah sikap seorang suami idaman dan pengertian..👍👍👍
2024-01-28
0
Qaisaa Nazarudin
TAMARA?? SIAPA TAMARA??🤔🤔🤔
2024-01-28
0