Saat mereka sampai di kamar, Alvin menutup pintu dan bergerak ke arah Elvira. Ia memegang tangan Elvira dan tersenyum kecil.
"Tangan mu berkeringat."
"Ya, aku sangat gugup."
Mendengar ucapan jujur istrinya, Ivan langsung tertawa. "Kenapa kamu harus gugup hanya karena bertemu seorang gadis kecil?"
"Aku pikir orang kaya seperti mu akan memiliki keluarga besar yang 'berkelas'. Aku takut akan memberi kesan pertama yang buruk."
Mendengar hal itu, wajah Ivan sedikit sendu. Ada semacam kesedihan terpancar di wajahnya. "Keluarga ya? Aku hanya memiliki mu dan Qilla sebagai keluarga ku sekarang."
Suara Ivan menjadi lebih serak dari biasanya dan matanya sedikit memerah. Elvira yang melihat hal itupun langsung terdiam sejenak dan memegang tangan Ivan untuk menguatkan.
"Ayo jangan bahas itu, kita bahas yang lain saja."
"Tidak," ucap Ivan menolak. "Aku perlu mengatakannya padamu. Kamu adalah istriku sekarang dan kamu perlu tau semua hal yang ada dalam hidupku, termasuk keluarga ku. Aku ingin kamu menjadi wanita yang paling tau tentang ku dan kamu mengetahuinya bukan dari orang lain, tapi dari mulutku."
Ivan telah berpengalaman dalam hubungan rumah tangga, tentu saja ia tau bahwa kejujuran adalah modal utama dalam pernikahan. Walaupun cinta belum mereka miliki, tapi Ivan dan Elvira tau bahwa pasangan butuh dihargai. Ivan ingin Elvira merasa dihargai dengan pengakuannya sebagai seorang suami. Ia ingin Elvira merasa bahwa dia berharga dalam hidupnya. Ia juga ingin Elvira merasa bahwa pernikahan ini bukanlah sebuah paksaan atau kebetulan semata.
"Jadi bagaimana kalau aku mulai dengan cerita orang tuaku..."
Ivan pun langsung menceritakan bahwa orang tuanya dulu adalah pasangan paling romantis. Keduanya hampir sama dengan Zayden dan Elvira, mereka menikah tepat setelah wisuda. Mereka membangun bisnis bersama dan perlahan membangun fondasi perusahaan serta menjadi orang kaya.
Akan tetapi semakin tinggi pohon maka semakin tinggi pula angin yang menerpa. Saat ayahnya memiliki banyak uang, ia mulai melakukan hal yang paling dibenci ibunya, yaitu perselingkuhan. Saat itulah keluarga harmonis yang dirasakan Ivan mulai hancur, ibunya pergi dan ayahnya mulai stress.
Ayahnya adalah orang yang setia pada awalnya, tapi ia adalah orang kaya 'baru' yang pertama kali memegang uang yang sangat banyak. Berbagai macam tawaran datang silih berganti, begitupun soal wanita. Ketika ayahnya memiliki uang, semua jenis wanita terus berdatangan dan berhasil membuatnya tergoda. Ia pun mencoba untuk berselingkuh dan terkadang membawa Ivan untuk bertemu dengan pacarnya.
Ivan sering dijadikan sebagai tameng oleh ayahnya agar dia dapat bertemu wanitanya dengan leluasa. Saat itu Ivan masih kecil, jadi saat ayahnya mengatakan bahwa itu rahasia maka dengan polos ia pun mengangguk dan merahasiakan tingkah ayahnya dari sang ibu.
Lambat laun borok ayahnya diketahui oleh sang ibu, hal tersebut membuat ibunya marah dan meninggalkan rumah. Ibunya tidak mengambil uang sepeserpun dan memilih pergi jauh keluar kota tanpa membawa Ivan.
"Katanya aku sama pembohongannya dengan ayahku. Jadi dia tidak membawa ku pergi bersamanya. Dia menghilang dan tidak pernah kembali."
Saat Ivan mengatakannya, matanya semakin memerah dan ia pun menangis. Ivan merasa bahwa ia tidak perlu malu untuk menangis di depan istrinya, karena Ivan tau bahwa Elvira akan menjadi istri yang baik di masa depan, yang akan menemaninya mungkin seumur hidupnya.
"Saat kalian akan menikah, untuk pertama kalinya dia menghubungiku. Aku sangat senang saat dia meneleponku, saat itulah aku merasa bahwa ibuku mengingat keberadaan ku sekali lagi..."
Ivan berfikir bahwa ibunya menghubungi nya lagi untuk meminta maaf padanya karena pergi begitu saja tanpa kabar. Ia ingat ketika ibunya pergi dia tidak berbalik sekalipun untuk melihatnya. Tapi sayang, ibunya menelponnya untuk meminta tolong agar ia datang ke pernikahan Zayden dan mewakili keluarga mereka untuk meminta maaf. Ibunya mengatakan bahwa dia terlalu malu untuk bertemu dengan keluarga Elvira.
Saat itu juga Ivan mengetahui bahwa ia memiliki seorang adik dan ia dapat mendengar dengan jelas bahwa ibunya sangat menyayangi Zayden dan itu berhasil membuat Ivan merasa iri. Saat orang tuanya berpisah, ibunya tidak pernah kembali dan ayahnya langsung menjadi gila kerja. Ayahnya mengatakan bahwa saat ibunya pergi, disaat itulah ia menyadari betapa berharganya wanita itu. Ayahnya ingin meminta maaf dan berjanji akan berubah, tapi sampai kematiannya datang dia tak bisa mengucapkan kalimat maaf itu.
"Lalu seperti yang kamu lihat, aku datang ke pernikahan mu dan bertanggung jawab atas semua kesalahan Zayden."
"Jadi kamu menikahi ku karena suruhan ibumu?"
Melihat wajah cemberut istrinya, Ivan yang awalnya sedih langsung tersenyum. Ia mencubit pipi Elvira yang sedikit chubby sambil menggoda.
"Jangan salah paham, dia tidak pernah menyuruhku untuk menikahi mu. Aku menikah denganmu tulus karena... kamu memiliki kulit yang halus dan wajah yang cantik. Aku juga berfikir kamu tidak akan bisa move on dari Zayden kalau tidak menikah dengan ku. Karena aku lebih mapan dan lebih tampan darinya dan yang paling penting.... Aku lebih 'besar' darinya."
Mendengar hal itu Elvira yang awalnya bersimpati langsung memutar bola mata kesal. Ia tau bahwa Ivan tak pernah serius jika membahas sesuatu. Dia akan membuat lelucon dewasa untuk mengalihkan percakapan. Hanya saja air mata lelaki itu tidak bohong, Elvira dapat menyadarinya dan ingin memeluk Ivan.
Ivan yang melihat Elvira kesal langsung tersenyum lebar, ia ingin menggoda gadis itu lebih banyak.
"Kenapa kamu terlihat kesal? tenang saja ketrampilan ku di atas tempat tidur jauh lebih baik dari Zayden jadi kamu tidak akan menyesal. Atau kamu tidak suka di tempat tidur, aku bisa di kamar mandi, jendela..."
Semakin lama mulut Ivan semakin kotor. Elvira yang tidak tahan langsung memukul bahunya dengan keras.
Buk buk buk
"Aw aw akh. Kenapa kamu memukulku? Kamu memiliki kecenderungan kekerasan... Atau jangan-jangan kamu suka hubungan 'jenis' itu, tenang saja aku bisa melakukannya untukmu. Kamu suka cambuk, borgol atau..."
"Ivan!"
"Kenapa kamu marah? Sudah sewajarnya seorang suami menyesuaikan kebiasaan seksual istrinya. Supaya kamu senang, aku juga senang. Tingkah mu ini seperti seorang gadis yang belum pernah saja..."
Setelah itu senyum Ivan pun memudar. Ia melihat wajah Elvira yang memerah dan malu. Hal tersebut membuat Ivan mundur beberapa langkah dengan ekspresi tak percaya.
"Kamu masih... itu... maksudnya... p... itu..."
Ivan langsung tergagap. Ia adalah orang kota yang terbiasa dengan pergaulan bebas. Walaupun Ivan hanya pernah mencicipi satu orang wanita dalam hidupnya, yaitu mantan istrinya. Tapi mereka melakukannya jauh sebelum mereka menikah. Jadi ia kaget saat mendengar Elvira masih belum...
Ivan pikir dengan tingkah brengsek Zayden, laki-laki itu akan melakukan banyak hal yang lebih jauh dengan Elvira. Tapi siapa yang menyangka bahwa laki-laki yang terlihat 'nakal' seperti Zayden akan menjaga kekasihnya sampai akhir.
"Kalau begitu lebih baik kita langsung tidur saja." ucap Ivan mengakhiri.
Entah kenapa semangat soal malam pertama yang sempat menggebu-gebu sebelumnya langsung hilang seketika. Saat mendengar bahwa Elvira belum pernah, Ivan langsung merasa sangat berdosa. Ia merasa seperti seorang om-om tua yang mencoba menodai seorang daun muda dan itu rasanya sangat aneh.
"Kenapa langsung tidur? Kenapa kita tidak mencobanya di kamar mandi, jendela atau..."
"Tidak! Diam El, entah kenapa sekarang aku merasa seperti om-om cabul."
Mendengar hal itu Elvira langsung tertawa. Ia tidak menyangka menggoda Ivan ternyata menyenangkan juga.
Ivan belum pernah berhubungan dengan seseorang yang belum berpengalaman kecuali mantan istrinya. Apalagi hal itu terjadi saat mereka berumur 18 tahun. Sekarang belasan tahun berlalu dan ia mendapatkan istri seperti Elvira dan itu membuatnya malu dan canggung. Ia merasa seperti bergaul dengan gadis di bawah umur.
Elvira masih tertawa saat melihat Ivan yang tenggelam di dalam selimut.
"Baiklah, baiklah. Ayo kita tidur. Selamat malam Ivan, semoga mimpi indah."
Mendengar ucapan itu, Ivan pun mengeluarkan kepalanya di balik selimut lalu melihat ke arah Elvira. Wajah Elvira terlihat berseri dan cantik, dia memiliki senyum yang menawan dan mata yang indah. Hal tersebut membuat Ivan terdiam untuk sejenak, setelah itu Ivan pun tenggelam lagi dan mengucapkan selamat tidur dengan malu.
"Selamat tidur juga Elvira. Semoga kamu mimpi indah."
Mereka pun akhirnya tidur, malam pertama mereka dihabiskan dengan tidur nyenyak dan mimpi indah. Tanpa melakukan apapun tapi terasa tenang dan damai, seperti pernikahan harmonis yang mengenal satu sama lain untuk waktu yang sangat lama...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wow wow tunggu2 Ivan melakukan dgn isteri nya saat umur 18 tahun? tapi anaknya baru berumur 8 tahun??Oh apa saat awal pertama nya mereka berhubungan ya maksudnya Ivan .
2024-01-28
0
Qaisaa Nazarudin
🤣🤣🤣🤣
2024-01-28
0
Qaisaa Nazarudin
Itu adalah KARMA buat bapak mu,Yg tega mengkhianati isteri yg rela utk bersama2 berjuang,Tapi setelah sampai di puncak sukses,makah dgn tega nya berselingkuh..😡
2024-01-28
0