"Ah mata Elu siwer kali, dia mah emang bibirnya merah alami Ben"bela Beatrik, Beni pun mengangguk ragu, benar bibir Dean merah alami, tapi kenapa noda merah itu hanya di bibir bagian bawahnya saja.
Beatrik pun melangkah menuju ruang ganti dan mengambil perona bibirnya, jangan sampai Beni pun curiga padanya karena lipstiknya belepotan.
Setelah memperbaiki penampilannya Beatrik kembali keluar menuju meja cafe, hari mulai siang dan pengunjung semakin banyak berdatangan.
"Ben stok buah-buah an kita sudah menipis nih" ucap Beatrik.
"Hm oke Lu buat aja daftar buah-buah dan kebutuhan lain, nanti Gue yang belanja" jawab Beni.
Beatrik pun mulai memeriksa bahan makanan dan kebutuhan dapur cafe lalu mencatatnya secara rinci.
"Oiya Bet, Andre ke mana? tumben beberapa hari ini dia nggak jemput?" tanya Beni.
Beatrik terdiam, mendengan nama Andre rasa sesak tiba-tiba menyelimuti rongga dadanya, benarkah kekasih yang amat di cintai telah menghianatinya.
"Hm dia ke luar kota Ben, ada urusan bisnis beberapa hari di sana" jawab Beatrik berusaha tenang.
"Wah hebat juga ya pacar Lu itu, sudah cakep, punya bisnis lancar, pacarnya cakep lagi" ledek Beni.
Beatrik hanya membuang matanya, ia tak ingin Beni tahu kesedihan yang sedang di alaminya.
Sementara itu Panca memacu kendaraan dengan rasa penasaran karena Dean sesekali tersenyum penuh arti.
"Bos, kita ke mana nih?" tanya Panca membuyarkan lamunan Dean.
"Antar Gue pulang dulu" jawab Dean santai.
"Kenapa mobil Bos malah di tinggal di cafe tadi" protes Panca karena pekerjannya jadi terlambat.
"Hmm Gue ngantuk" jawab Dean singkat.
Panca mengerutkan alisnya, mana ada orang ngantuk tapi bibirnya senyum-senyum, ia membatin heran.
Dean bukan tanpa alasan meninggalkan mobilnya di cafe, tapi ia punya rencana lain untuk Beatrik.
Di depan gerbang kontrakan Panca menepikan mobil.
"Oke Lu cepat ke rumah sakit, kapan wanita itu pulang?" tanya Dean sinis.
"Mungkin beberapa hari lagi Bos."
"Tunggu saja pembalasan Gue, oiya ...Gue sudah minta persetujuan teman Gue, dia dokter akupuntur ternama di S dan dia setuju untuk mengambil alih pengobatan Papih, tapi Gue minta Papih tetap di rumah sakit itu agar Anita tak mencurigai rencanaku" terang Dean.
"Siap Bos."
Dean menghempaskan tubuhnya di ranjang besar di kamarnya, senyum puas tersungging di bibirnya, Jika Andre berhasil membuat Anita selingkuh dari papihnya maka ia pun bisa mendapatkan mahkota dari kekasih pria itu, meski itu bukan termasuk rencananya karena Beatrik kah yang suka rela menyerahkan padanya.
Apa yang akan kau lakukan jika kau tahu gadismu sudah ku dapatkan brengsek, gumam Dean geram.
Pria tampan itu mengusap bibirnya, ia merasa aneh karena selalu saja tak bisa menolak untuk mencium bibir mungil Beatrik, seakan bibir itu magnet yang terus menariknya agar terus menikmatinya lagi dan lagi.
"Sialan"umpat Dean kesal.
Ia tak ingin terbawa perasaan dengan Beatrik, rencananya tak boleh gagal, Andre harus hancur.
Tak ada wanita yang setia di muka bumi ini, meski Beatrik masih suci setelah menjalin hubungan cukup lama dengan Andre tapi Dean pun merasakan kalau gadis itu pun mulai tertarik padanya, ia diam saat Dean mencium bibirnya meski dalam keadaan sadar, bahkan Beatrik tak berusaha menolaknya.
Itu satu langkah yang bagus, batin Dean bangga.
"Kau pasti ku dapatkan" Dean bermonolog puas.
Hari sudah cukup sore, setelah satu jam lebih Dean tertidur ia pun bergegas mandi dan bersiap untuk mengambil mobil di cafe.
Itulah niatnya meninggalkan fortuner miliknya yaitu agar ada alasan kembali lagi ke cafe untuk mengambil mobil.
Dengan senyum penuh semangat Dean menaiki taxi yang di pesan, tiga puluh menit akhirnya sampailah ia di gerbang cafe.
Dan benar saja dugaannya, ia datang bertepatan dengan jam pergantian sift Beatrik.
Dean tenang menunggu di pintu keluar cafe.
"Ayo pulang bersamaku" ajaknya saat Beatrik hendak memesan ojek online.
"T tidak usah, aku.."namun tangan Dean lebih dulu menarik Beatrik untuk menuju di mana mobilnya terparkir.
Dean membuka pintu samping dan menuntun Beatrik untuk masuk lalu memasang seat belt dengan cepat.
Sepanjang perjalanan keduanya tak mengeluarkan suara, Dean hanya menelan ludah kasar.
"Apa Andre kekasihmu?" tanya Dean akhirnya.
Beatrik memandang Dean penuh tanda tanya, dari mana Pria itu tahu kalau Andre kekasihnya.
"Kau selalu menyebut namanya malam itu" terang Dean jujur membuat Beatrik bersemu merah.
"Kau sangat mencintainya?" sambung Dean lagi.
Beatrik menerawang jauh, sedalam apa pun rasa cintanya untuk Andre tapi tak ada artinya lagi, Andre lebih memilih menghianatinya dengan wanita lain, begitu pun dengan dirinya sendiri yang kini telah ternoda, Beatrik tak ada lagi asa untuk hubungan kasihnya dengan Andre baik-baik saja.
"Maafkan aku..." ucap Dean lagi.
"Hmm lupakan saja Om, itu salahku" jawab Beatrik lirih.
"Lagipula ku pikir kami tak akan bisa bersama lagi" sambung Beatrik.
"Apakah karena kejadian malam itu?"
*************
Like koment dan vote jangan lupa yaaa...biar author lebih semangat Up nya., semoga saja bisa langsung kontrak 😘😘😘😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments