Beatrik hanya senyum tipis bahkan tampak di paksakan, saat ia melayani meja Dean dan Panca.
Hal itu sontak membuat darah Dean panas, ia tak pernah merasa begitu di remehkan oleh seorang wanita, bahkan Ririn pun seringkali merasa cemburu karena banyak yang mencari perhatiannya dan mengincar posisinya sebagai kekasih Dean.
"Bos mau kemana Bos?" tanya Panca melihat Dean berdiri.
"Ke belakang" jawab Dean singkat lalu meninggalkan Panca.
Dengan tenang Dean melangkah menuju kamar kecil yang berada di samping bangunan cafe karena memang letak kamar kecil itu berbeda bangunan.
Dengan gerakan cepat Dean menyambar tubuh mungil yang kebetulan melewati samping bangunan di mana Dean berdiri.
"Emmppff..." Dean cepat membekap mukut Beatrik dengan tangan kanannya sedang tangan kiri merengkuh pinggang Beatrik erat.
"Ssst ...ini aku jangan bersuara yang mencurigakan" bisik Dean setelah berhasil membawa Beatrik ke dalam kamar mandi.
Wajah panik Beatrik terlihat jelas, ia pun berusaha untuk berontak namun apa daya, tenaga tubuh mungilnya tak sebanding dengan tenaga Dean.
Pria bermata tajam itu memandang Beatrik dengan intens, mata bening nan penuh keteduhan yang mengharap belas kasih dari Dean.
"A apa salahku Om" tanyanya lirih, dan Dean hanya menggelengkan kepalanya.
"Kau tak bersalah, aku hanya tak suka jika kau mengacuhkanku" jelas Dean lirih.
"Apa maksudmu Om, a aku biasa saja, aku hanya ingin melupakan kejadian itu, aku harap Om juga melupakan malam itu, anggap di antara kita tak pernah ada apa-apa..."bergetar bibir Beatrik penuh rasa takut.
Dean menghela nafas kasar, entah kenapa rasa iba tiba-tiba menghampirinya, gadis polos yang Andre miliki begitu menggemaskan, bahkan mahluk mungil itu kini tak berdaya di depannya, bagaimaan mungkin pria itu tega menghianati gadis sesuci Beatrik, gadis itu sangat mencintai Andre, dan Dean tak rela jika pria brengsek itu mendapatkan cinta tulus dari seorang gadis seperti Beatrik.
"Baik ..aku akan melupakan semua kejadian itu tapi aku nggak mau kau bersikap tak sopan padaku apalagi bersikap dingin dan mengacuhkanku" bisik Dean dengan mata tajam ke arahnya, Beatrik mengangguk dengan mata terpejam.
Glek.Dean menelan salivanya saat memandang bibir mungil yang pernah ia rasakan itu.
Perlahan Dean mendaratkan bibirnya di benda kenyal nan lembut Beatrik lalu menghisapnya perlahan, Beatrik sontak membulatkan matanya tak percaya, pria berwajah garang itu kini tengah ******* bibirnya, begitu lembut dan hangat.
Beatrik hanya diam membeku, menahan debaran jantungnya yang tak menentu.
Dean tersenyum tipis, lalu mengusap salivanya di bibir Beatrik.
Manis dan lembut, Dean tak rela menyudahi ciumannya tapi ia tahu Beatrik masih shock dengan apa yang baru saja ia lakukan.
"Maaf, dan lupakan kejadian ini, anggap ciuman ini tak pernah terjadi di antara kita" enteng suara Dean lalu dengan tenang pria berwajah tampan itu pergi meninggalkan Beatrik yang masih diam mematung.
"Eh Om Dean, kirain sudah pulang, paman Panca sendiri dari tadi, kasiah mirip tiang listrik nggak ada temannya" cerocos Beni jujur.
"Pan ayo kita balik" ajak Dean membuat Panca terbengong karena kopi yang Dean pesan belum seteguk pun ia minum.
"K kopinya Bos" tanya Panca.
Dean menggoyangkan tangannya isyarat bahwa ia tak akan meminumnya.
"Bos tunggu.." pekik Panca dengan pandangan lekat ke bibir Dean.
"Bibirmu merah Bos" ucap Panca heran karena itu bukan bekas darah apalagi bekas lelehan saos karena Dean tak memakan apapun di cafe.
Dean mengusap sisa lipstik Beatrik yang menempel di bibirnya sambil tersenyum smirk.
Sementara itu Beatrik masih dengan wajah Shock duduk di dapur cafe.Ia tak mengira Dean yang dingin dan garang telah menciumnya begitu lembut, hampir saja Beatrik ikut terbuai dengan kelembutan Dean, beruntung ia masih bisa menguasai dirinya hingga tak membalas ciuman pria itu.
Tak sadar Beatrik mengusap bibirnya mengingat kembali merasakan ciuman lembut Dean, jika ia ingin melupakan malam panas itu kenapa ia bahkan menciumnya lagi, tanya Beatrik dalam hati.
"Bet, ambil gelas kotor di meja nomor dua" titah Beni.
Dengan wajah datar Beatrik berjalan menuju meja dan mengambil dua gelas namun teriakan Beni mengagetkannya.
"Bet...bukan itu, meja nomor dua Bet ..."Beni berusap sambil menepuk jidatnya sendiri.Tak biasanya Beatrik bertingkah seperti orang linglung.
Beatrik pun mengangguk sebagai permintaan maaf.
"Ishh ishh ishh...Lu kenapa sii Bet, aduh...."
"Sorry Ben"jawab Beatrik dengan sesal di wajahnya.
"Udah Lu jaga aja di sini, biar Gue yang layanin" ujar Beni bijak.
"Oiya Bet, Lu tahu nggak..tadi Om Dean tingkahnya aneh" tanya Beni membuat Beatrik menatap sahabatnya itu panik, berharap pria itu tak melihat apa yang di lakukan Dean padanya.
"Masa tadi Gue lihat bekas lipstik di bibir Om Dean...coba Lu pikir, dia habis kissing sama siapa?, beruntung banget gadis itu, hmmm....duh gue jagi ngebayangin gimana gaya ******* dia" Beni berucap dengan mata menerawang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Christina Maharini
ky awal dong thor up nya bnyk2 bab
2023-11-18
2
Christina Maharini
lanjut thor... suka cerita nya...
2023-11-18
1