Dean terdiam saat bibir mungil Beatrik mengecupnya ringan, sungguh lembut dan hangat.
"Aku mencintaimu, dan kini akan ku serahkan seluruh jiwa dan ragaku seperti yang kau pinta dulu, agar kau yakin cintaku hanya untukmu Ndre" suara Beatrik parau dan mata sayu.
Nafas Beatrik menyapa wajah Dean, terasa hangat membuat dada pria tampan itu berdesir.
Begitu besarkah cintanya pada pria itu hingga ingin menyerahkan jiwa dan raga yang di milikinya, Dean membatin.
Pasti pria itu sangat bangga jika tahu kau begitu mencintainya, cih...dasar semua wanita memang murahan, umpat Dean dalam hati.
Dean membopong tubuh Beatrik keluar dari mobil lalu menaiki tangga lantai atas.
"Shitt...." umpatnya kesal saat sadar kalau ia tak tahu kunci rumah Beatrik.
Terpaksa ia membopong Beatrik kembali ke lantai bawah dan masuk ke kamarnya, percuma rasanya menanyakan kunci pintu pada orang yang sedang tak sadar.
Bruggh.
"Aawhhh..." teriakan Beatrik lirih saat tubuhnya terhempas ke ranjang.
"Hufffh...."ucap Dean lalu ikut menghempaskan tubuhnya di sisi Beatrik.
Tubuh kecil tapi berat, kebanyakan dosa lu, umpat nya dalam hati.
Dean memandang Beatrik yang terbaring masih terdengar racauan dan sesekali isak tangis sedih menyayat hati.
Namun tiba-tiba Dean begitu terkejut kala Beatrik mendekat dan menindih tubuhnya.
"Aku rela menyerahkan jiwa dan ragaku padamu Ndre....kembalilah padaku" ucalnya lirih sambil tubuh merayap di atas dada Dean.
Glek.
Enyah kau dari sana brengsek, umpat Dean dalam hati.
Namun Beatrik terus bergerak liar di tubuh Dean bahkan kini mulai menggila dengan tanpa sadar menyingsingkan kaos Dean hingga perut sixpack pria itu terekspos nyata.
"Hhhm ..ayolah, perlakukan aku seperti apa yang kau lakukan dengan wanta itu Ndre" Beatrik mulai menciumi dada bidang Dean dengan lembut, sapuan bibirnya membiat desiran darah Dean kian memanas, dengan hentakan ia berusaha mengurai tubuh Beatrik di atasanya.
Namun Beatrik memiliki cara untuk tetap melekat di tubuh Dean, ia memeluk pinggang tanpa lemak pria itu dengan erat.
Pria bermata tajam itu mengumpat panjang pendek, Beatrik sungguh bergerak semakin menggila di atas tubuhnya, meski baju kengkap masih membalut tubuhnya tapi Dean tak sekuat itu jika sentuhan tangan Beatrik mulai menyentuh bagian sensitifnya.
Tangan mungil Beatrik mengusap dan memilin puncak kecil dada Dean yang sudah terbuka,gerakannya yang lembut berhasil memancing sesuatu dalam diri Dean yang tadi tertidur kini mulai menegang.
"Shitt...hei apa yang kau lakukan, aku bukan lelakimu" umpat Dean tak tahan lagi.
"Ayo ...lakukanlah Ndre, aku rela menyerahkannya padamu, bukannya dulu kau memintanya padaku sebagai bukti tulusnya cintaku padamu, ayo ...lakukanlah sekarang, agar kau percaya cintaku Ndre."
Dean semakin panik saat Beatrik menyerangnya bahkan dengan berani gadis mungil itu mencium bibirnya, sekuat tenaga Dean mengurai tubuh kecil itu tapi Beatrik semakin berontak.
"Jangan bergerak sembarangan di atasku, akan sangat berbahaya bagimu hei.."ucap Dean serak menahan sesuatu yang hendak membuncah.
Beatrik yang masih di pengaruhi alkohol mulai membuka kancing celana Dean dengan brutal, rintihan dan isakan tangis keluar dari bibirnya secara tak sadar.
Kini Dean diam membiarkan gadis mungil itu memperlakukan tubuhnya, tak tega ia menolak gadis yang sedang meluapkan sakit hatinya, ada sesal di hati Dean karena ia lah yang memiliki andil besar membuat Beatrik seperti itu, kalau saja dia tak mengajaknya ke rumah tempat di mana Andre dan Anita memadu kasih tak mungkin Beatrik akan terluka dan hancur seperti saat ini.
"B beatrik sadarlah, aku bukan Andre ..." ulang Dean saat Beatrik mulai melepaskan kain di tubuhnya satu persatu.
Glek.
Kini pemandangan yang tak pernah ia bayangkan terpampang jelas di depannya, meski menjalin kasih dengan Ririn cukup lama tapi Dean tak pernah sejauh itu untuk melakukan hal terlarang.
Beatrik dengan tubuh polos duduk di atas pinggang Dean, matanya sayu menatap Dean intens.
"Lakukanlah Ndre.." ucapnya sambil ******* bibir Dean brutal, Beatrik masih menganggap Dean adalah kekasih yang menghianatinya.
Dean memejamkan matanya merasakan darahnya memanas, gerakan tubuh Beatrik sudah membangunkan senjatanya hingga sudah siap tempur tapi Dean masih bisa berfikir jernih, dia bukanlah lelaki yang Beatrik harapkan, dan jika ia melakukannya maka akan ada penyesalan di antara mereka berdua nanti.
"Beatrik tolong sadarlah karena aku tak tahu akan berapa lama lagi bisa bertahan, aku tak mau kau menyesal" ucap Dean di tengah hujanan ciuman bertubi Beatrik.
Dua benda kenyal nan lembut gadis itu pun terasa jelas bergoyangdi dadanya.
"Aakkhh" Dean adalah manusia biasa yang penuh dengan kekurangan, begitupun dalam mengontrol fikiran dan hawa nafsu nya, mana bisa ia terus bertahan di tengah gempuran pemandangan tubuh polos Beatrik yang nyaris sempurna bergoyang di atasnya.
Dengan gerakan cepat Dean membalikan posisi hingga kini Beatrik berada di bawah kungkungannya, ia mulai ******* bibir mungil gadis itu terasa hangat dan manis, Dean bahkan mulai mengakses rongga mulut Beatrik, hingga mulai terdengar erangan halusnya.
"Apa kau tak akan menyesal nanti?" tanya Dean dengan suara parau dan mata sayu, Beatrik hanya menggeleng dengan mata terpejam.
Dean tersenyum sinis, untuk apa menyesal toh mereka sudah sering melakukannya, Ucapnya membatin.
"Aakkhh..."pekikan Beatrik terdengar nyaring saat Dean mulai memasukinya, air mata keluar dari sudut mata indah itu.
"Shitt...."Dean menghentikan gerakan saat terasa ada sesuatau yang hangat dari bagian inti gadis itu.
"Kenapa sesakit ini Ndre ..."rintih Beatrik sambil menggigit bibirnya.
Dean masih terdiam ragu, apakah ia akan menyudahinya atau meneruskan permainan yang baru di mulai.
Dean memulai kembali permainan, kali ini ia lakukan dengan lembut.
"Aaakhh ..Ndreee" kembali pekikan Beatrik terdengar, Dean seutuhnya sudah memasuki Beatrik.Ada rasa aneh di diri Dean, jika Beatrik sudah sering melakukannya kenapa bisa se sempit itu, batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments