Dean hanya melihat jam di dinding saat terdengar suara motor Beatrik meninggalkan garasi, sekarang ia sudah tidak penasaran lagi dengan sosok tetangganya sekaligus kekasih selingkuhan Anita, karena ia kini sudah menyusun rencana yang lebih penting.
Seperti biasa, senyumnya mengembang saat membaca pesan dari Ririn yang romantis penuh kata cinta, bahkan ia pun mengirimkan beberapa selfi cantik nya karena Dean tak mendengar saat Ririn menelponnya pagi tadi.
Kau memang selalu mempesona Rin, Dean membatin sambil mengusap layar ponsel.
Dengan senyum sumringah Dean menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh, di bawah guyuran shower Dean meremat rambutnya yang penuh busa.
"Shitt...."umpatnya keras saat bagian bawahnya menegang, Dean bergegas mengusap wajahnya dengan sabun agar dapat menghilangkan bayangan tubuh mungil berisi milik Beatrik.
"Brengsek.." ulangnya lagi saat belalainya semakin menjulang tinggi karena bayangan Beatrik terus membayang di pelupuk matanya.
tak ingin membuang waktu lama Dean pun akhirnya harus bersolo agar melumpuhkan belalainya yang tetap tak mau tidur.
Dean mencoba mengganti wajah Beatrik dari fantasinya namun percuma, bahkan bentuk tubuh bagian belakang Beatruk semakin jelas di kepalanya, bibir mungilnya yang bergelombang membuat hasrat hati ingin mencicipi.
Tangan Dean semakin bergerak cepat di bawah sana, ia tak lagi perduli wajah siapa yang ada di fantasinya, yang ia tahu ia ingin segera menuntaskan hasratnya.
"Aaahhhkkk....." erangan Dean pun keluar bersama an dengan memancarnya cairan putih kental dari belalainya.
Nafasnya memburu, dengan cepat ia menyelesaikan mandi nya yang terhenti karena pikiran laknat yang menyapanya.
Dengan handuk putih yang ia lilitkan untuk menutupi tubuh bagian pinggang, Dean menuju kamarnya untuk memakai baju.
Tak habis pikir kenapa wajah Beatrik yang muncul di otaknya, bahkan usahanya terus gagal saat mencoba menggantinya dengan wajah Ririn sang kekasih.
Dean mengambil kunci mobil di atas meja lalu menyambar ponselnya setelah memakai celana jeans dan kaos berwarna putih kebanggaannya.
Langkahnya terhenti saat melihat banyak panggilan tak terjawab dari Rama sahabatnya di S.
Tujuh panggilan dan tiga pesan.
"Angkat telpon gue bro..."
"Woyy cepat brengsek...!!!"
"Apa sudah mati kau sialan..."
Pesan yang amat tidak biasa dari Rama sahabatnya yang terkenal hangat dan sopan.
"Ada apa Ram..?" pesan yang Dean kirim untuk rama.
Drrt drrt.
Dean mengerutkan alisnya lalu keluar kamar dan duduk di kursi taman, ada masalah penting apa hingga Rama langsung menghubunginya.
"Halo...Ram, ada apa?"
"Bro ...gue ..gue nggak tahu lagi harus mulai dari mana, ehm lu bisa balik dulu bentar nggak ke sini?" tanya Rama yang terdengar cemas.
"Nggak bisa Ram, gue harus selesaikan dulu masalah bokap Gue di sini, setelah itu baru gue balik" tolak Dean tegas.
"Sebenarnya ada apa Ram, katakan saja."
"T tapi ..gue ..gue takut Lu ..kenapa-napa."
"Kenapa gimana maksudnya? Lu jangan bikin gue frustasi Ram, cepat katakan sejujurnya, Lu tahu gue...nggak akan gue se lemah itu hingga lu nanyain kuatnya hati Gue."
"Ririn ...Dean."
"Kenapa Ririn..?" tanya Dean panik.
"Ririn selingkuh..."ucap Rama lirih.
Dean tersenyum masam, mana mungkin gadis selembut Ririn bisa menghianatinya, pastilah berita hoak yang memang sering menimpa orang cantik, pikir Dean.
"Dadi mana Lu tahu berita itu?" tanya Dean.
"Gue dapat dari temen cowoknya ..eh hmm maksud Gue, Temen selingkuhan ...Ririn" jawab Rama.
"Hhhh.... Gue nggak percaya, Gue tahu siapa Ririn dan Lu tahu...setiap hari dia menghubungi gue, bahkan baru tadi pagi dia menelpon gue dan mengatakan kalau dia akan setia menunggu Gue, dan..."
"Lu buka pesan Gue..."sela Rama singkat.
Dean pun mematikan panggilan dan membuka pesan Rama.
Darahnya seketika mendidih bahkan sorot matanya kini berwarna merah menyala, rahangnya pun mengembung menandakan amarah yang ia tahan.
Banyak gambar sepasang sejoli sedang memadu kasih dengan banyak pose.
Dari ciuman ringgan hingga tubuh polos yang sedang bergumul di atas ranjang, berkali-kali Dean memperbesar gambar berharap itu bukan Ririn sang kekasih.
Namun kenyataan pahit menamparnya karena ia tahu kalau itu memang Ririn, dan Rama tak akan berani mengirimkan berita jika belum tahu kebenarannya.
Drrt drrt.
"Ya..."suara Dean terdengar serak dan berat.
"Lu baik-baik saja Bro?" tanya Rama cemas.
"Hmm.....apa Lu sudah selidiki semua kebenarannya?"tanya Dean lirih.
"Sudah Bro, ternyata selama ini Lu udah di bohongi sama wanita itu, dia sudah berhubungan dengan pria itu lama sebelum denganmu" kalimat yang Rama ucapkan membuat tubuh Dean terasa lemas seketika.Ia terdiam dengan ponsel masih di samping telinganya.
"Bro...lu masih sadar kan?"
"Hmm bahkan baru tadi pagi dia mengatakan rindu dan ingin menyusul gue.."jawab Dean dengan suara bergetar.
"Oke, sekarang Lu sudah tahu siapa dia sebenarnya, jika dia masih ingin bermain-main dengan Elu, maka Elu sudah tahu ...apa yang akan membuatnya jera...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Masiah Cia
kan Rini yg murahan bukan betrik
2023-11-13
2