Pagi yang dingin membuat Dean enggan beranjak dari ranjangnya, niat melihat sang tetangganya berangkat kerja ia urungkan setelah terdengar deru suara mesin motor meninggalkan garasi, kali ini ia terlambat lagi untuk yang ke sekian kali.
Di bukanya kaca jendela dan langsung terlihat area taman yang masih basah, ia melihat layar ponsel, dan pesan dari Panca membuatnya tersenyum sinis.
"Andre...."ucapnya singkat.
Setelah membersihkan tubuhnya Dean pun berangkat untuk menyelidiki kekasih pria selingkuhan Anita ibu tirinya.
Jadi namanya Beatrik, ucap batin Dean, ia melajukan fortunernya menuju Cafe dan memarkirkan mobilnya di parkiran, dan benar saja, motor matic jadul sudah terparkir di sana, Dean melangkah memasuki cafe dan memesan roti bakar dan segelas capuccino.
Mata tajam bak elang itu menyisir ruangan cafe, mencari sosok yang sudah ia rekam sebaik mungkin di memori otaknya.
Beberapa saat ia menajamkan fokus dan ingatannya namun ia masih belum menemukan sosok seperti gadis berjaket denim yang berboncengan dengan Andre kemarin.
Dean mulai ragu apakah alamat yang Panca kirim benar adanya, yang menyatakan kalau kekasih Andre bekerja di cafe tersebut.
"Bet tolong kau antar pesanan ini di meja paling ujung sebelah kanan" titah Beni.
"Hmm .."Beatrik dengan lincah melangkah ke meja Dean.
"Roti bakar dan satu capuccino, silahkan Tuan" sapa Beatrik ramah.
"Hmm" jawab Dean singkat tanpa menoleh ke Beatrik karena ia masih sibuk mencari buruannya.
Beatrik tersenyum cengo, pantas saja ia mendapat sahutan dingin karena dialah Om galak yang pernah datang tempo hari.
Gadis manis tersebut pun memalingkan wajahnya cepat hingga membuat rambutnya yang tergerai panjang mengibas dan menyapu sebagian ruang di depan muka Dean.
Sepersekian detik waktu Dean seakan berhenti berputar, cuping hidungnya mengendus aroma wangi rambut Beatrik yang sempat singgah dan menggelitik bulu di hidungnya.
"Tunggu..."panggil Dean cepat membuat Beatrik berpaling.
Wajah oval putih mulus dengan hidung mancung dan bibir mungil bergelombang, Dean tertegun dengan mahluk manis yang menarik perhatiannya atau lebih tepatnya menarik indra penciumannya.
"Bisa minta korek api nya..?" tanya Dean ragu.
"Hmm tentu sajaTuan" jawab Beatrik ramah dan berusaha bersikap profesional, meski hatinya kesal karena Dean sudah mengacuhkannya lagi.
Dean pun mengangguk saat Beatrik meninggalkannya, dan pria tampan itu menelan ludah kasar saat melihat tubuh bagian belakang Beatrik yang tampak padat berisi.
Ia mengumpat kesal, kenapa dadanya berdesir dan fikiran kotor tiba-tiba muncul di kepalanya.
Sialan, kenapa hanya melihat gadis mungil itu membuat dadaku berdebar, batin Dean.
Namun fikiran Dean tiba-tiba hilang musnah saat seorang pria memanggil gadis itu.
"Beatrik .....ini koreknya" ucap seorang pria berlari dari arah belakang cafe lalu menyerahkan korek gas.
Dean membeku di tempatnya, jadi dialah tetangganya sekaligus kekasih dari selingkuhan ibu tirinya.
"Tuan ..ini koreknya Tuan" ucap Beatrik menyodorkan korek Pada Dean.
"Tuan...koreknya Tuan" ulang Beatrik.
"O hm ..terima kasih" ucap Dean berusaha menenagkan hatinya yang berkecamuk.
Kenapa pria itu masih menyukai Anita ibu tirinya sedangkan ia mempunyai kekasih se cantik boneka, Dean membatin.
Tapi buat apa cantik kalau tak bisa menjaga lelakinya, protes hati Dean lagi.
Pasti lelaki itu sudah bosan pada kekasihnya hingga berpindah dan ibu tirimya yang menjadi pelampiasannya kini.
Dasar brengsek, ucap Batin Dean geram.
Cukup lama Dean menghabiskan waktu di cafe, setelah menghabiskan makannya pria tampan itu keluar menuju parkiran.
Semakin sore pengunjung semakin banyak berdatangan, Dean menyalakan sebatang rokoknya sebelum memasuki mobil, suasana sore yang cukup cerah membuat Dean ingin menghabiskan waktu dengan rokoknya.
Di tengah asik menikmati lalu lalang pengunjung di area parkir, perhatian Dean teralih pada suara deru motorsport merah yang sudah beberapa hari ini menjadi target buruannya memasuki area parkir cafe.
Pantas saja pria brengsek itu menjenguk kekasihnya karena memang jam pergantian sift beberapa saat lagi.
Andre dengan senyum penuh pesona memasuki cafe dan senyum ramah Beni menyambutnya.
Tak berapa lama Pria itu keluar lagi dari cafe bersama Beatrik yang sudah berganti memakai jaket denimnya.
Dean hanya mencibir sinis saat Beatrik memeluk pinggang Andre erat lalu meninggalkan cafe.
Dasar murahan, batin Dean sambil memutar kemudi mengejar pasangan itu.
Namun hati Dean mencelos saat dugaannya ternyata salah, Beatrik dan Andre langsung menuju rumah kontrakan tanpa singgah ke mana pun.
Dean menghentikan mobilnya saat motor sport merah yang membawa Beatrik memasuki gerbang rumah.
Tak lebih dari sepuluh menit Andre keluar gerbang tanpa ada Beatrik lagi di belakangnya.
Untung saja kaca mobil cukuo gelap hingga Andre tak menyadari keberadaan Dean di dalam mobil sedang mengintainya.
Sepeninggal Andre, Dean pun segera memasuki gerbang dan memarkirkan mobilnya di garasi.
Langkah Dean tenang menuju pintu kamarnya yang terkunci, namun satu suara mengagetkannya berasal sosok di kursi taman.
"Lho..Tuan, kenapa Tuan ada di sini?" tanya suara lembut yang tak lain adalah Beatrik.
"Hmm aku tinggal di sini" jawab Dean datar.
"Wah ..jadi tetangga baru ku tetnyata Tuan?" ujar Beatrik hangat.
"Kenalkan, saya Beatrik Tuan" Beatrik menyodorkan tangannya di sambut Dean dengan wajah datar.
"Panggil saja Dean" jawab Dean singkat.
"Hmm tapi tak sopan kalau saya hanya memanggil nama, bagaimana kalau aku panggil 'Om' saja" usul Beatrik.
Dean hanya mengangguk meski hati dongkol sambil mengumpat.
Setua apa wajahku hingga kau panggil aku 'om', Dean membatin sinis.
"Sudah malam, kenapa kau duduk di situ?" tanya Dean.
"Lagi nunggu temen nganterin motorku Om" jawab Beatrik jujur.
"Hmm saya mau ke kamar dulu" pamit Dean dan Beatrik mengangguk dengan senyum manis.
Cih sayang ...punya wajah manis, tapi murahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments