Bab 10.

Jenny saat ini sedang berada di studio, dia terus saja merenung memikirkan sikap Leo yg menurutnya berubah, biasanya Leo sangat posesif saat mendengar jika Jenny akan bepergian, tapi sekarang ekspresi Leo berubah seperti cuek.

"Sedang memikirkan apa, hem? " Sehun muncul sambil menyodorkan air mineral pada Jenny.

"Tidak ada, apa semuanya sudah beres? " tanya Jenny.

"Sudah, 10 menit lagi kita mulai. Atur dulu suasana hatimu jangan sampai kita harus take berulang-ulang" ucap Sehun membuat Jenny tersenyum kecut.

"Kadang aku berpikir, siapa sebenarnya yg suamiku" ucap Jenny.

"Kenapa memangnya? " tanya Sehun bingung.

"Kau selalu mengerti isi hati dan pikiran ku, sedangkan Leo tidak" ucap Jenny.

"Mungkin karena waktu kalian yg kurang, jika projek ini selesai kau luangkan lah waktu untuk nya, agar hubungan kalian kembali harmonis" ucap Sehun.

"Aku tak bisa, Sehun" tolak Jenny.

"Kenapa? "

"Karena Leo menginginkan seorang anak, sedangkan aku tidak ingin karirku hancur dengan sia-sia setelah semua yg sudah aku korbankan" ucap Jenny.

"Banyak wanita yg kembali langsing setelah melahirkan, Jenny" ucap Sehun.

"Tidak, kecuali aku sudah bosan menjadi seorang model baru aku mau melahirkan anak untuk nya" ucap Jenny keras.

"Terserah kau saja, aku takkan ikut campur" Sehun pun bangkit dan pergi meninggalkan Jenny. Dalam hati Sehun ada sedikit rasa khawatir dengan rumah tangga Jenny dan Leo, karena Sehun seorang laki-laki, dia tahu apa yg di butuhkan seorang lelaki yg tidak bisa di tahan, dia khawatir jika nanti Leo berpaling dan menduakan Jenny. Karena sebenarnya Sehun menyukai Jenny tapi Sehun tidak pernah mengungkapkan nya karena takut Jenny membencinya dan menjauhinya.

.

.

Sore hari saat pulang kerja, tiba-tiba saja hujan turun sangat deras, Bella lupa membawa payungnya jadi dia memutuskan untuk menunggu hujan reda barulah dia pergi ke halte bis.

Saat dia sedang menunggu di Lobby, Leo datang dengan mengendarai mobil nya.

"Ayo masuk" perintah Leo, Bella menoleh kiri dan kanan, dia pun menunjuk ke wajahnya sendiri.

"Saya pak? " tanyanya dengan wajah yg polos.

"Iya kamu Bella" ucap Leo tak sabar.

"Tidak usah pak, saya naik bis saja" tolak Bella, dia bukan tak mau tapi dia tak enak jika di lihat oleh karyawan yg lain, takut menimbulkan rasa cemburu sosial.

Leo pun geram, dia lalu turun sambil kehujanan dan menghampiri Bella, di tariknya tangan Bella dan langsung menyuruhnya untuk naik ke dalam mobilnya.

Mau tak mau Bella pun menurutinya, dengan wajah yg merasa tak enak, dia pun akhirnya pulang dengan di antar oleh Leo.

"Pak saya ngga enak nanti kalau jadi omongan karyawan lain gimana? " ucap Bella dengan nada sedih.

"Tak usah hiraukan omongan orang lain, lagi pula saya yg mengajak bukan kamu yg meminta, apa salahnya saya mengajak kamu biasanya kita kemanapun selalu berdua kan" ucap Leo.

"Iya sih pak tapi... "

"Apa kamu mulai canggung saat bersama dengan saya? " tanya Leo, Bella langsung tertunduk diam.

'Saya juga ngga tahu pak kenapa saya bisa Secanggung ini saat sama bapak' batin Bella.

"Jawab saya Bella" ucap Leo dengan nada sedikit menekan.

"I-iya pak" jawab Bella gugup.

"Kenapa kamu merasa canggung? Apa ada sesuatu? " Leo berharap Bella mempunyai perasaan yg sama seperti nya.

Bella hanya terdiam sambil membuang wajahnya ke samping, dia tak berani untuk memberitahukan kepada Leo apa alasannya.

"Baiklah jika kamu belum siap, saya akan menunggu" Leo pun menepikan mobilnya lalu duduk sambil memejamkan matanya.

Bella yg merasa heran lalu menoleh ke arah Leo, dia melihat bos nya sedang memejamkan matanya seperti sedang tertidur.

"Pak kenapa berhenti disini? " tanya Bella, tapi Leo hanya terdiam membuat Bella semakin bingung.

"Saya turun disini saja kalau begitu" Bella membuka pintu mobil tapi tangannya dengan cepat di tahan oleh Leo.

Bella menoleh, tatapan mereka beradu. Jantung mereka seketika berdebar kencang, Leo menelan ludahnya saat melihat bibir **** milik Bella.

"Pak jangan begini" pinta Bella, Leo tersadar lalu segera memundurkan badannya.

"Jangan berbuat nekad, nanti kamu sakit" ucap Leo sambil menahan debaran jantung nya.

"Apa kita bisa melanjutkan perjalanan nya? Karena sebentar lagi malam" pinta Bella.

Leo merasa jika Bella tak ingin mengatakan alasan nya sekarang, akhirnya dia pun kembali melajukan mobilnya membuat Bella merasa lega.

"Hatcuu!" tiba-tiba Leo bersin membuat Bella terkejut.

"Bapak kenapa? " tanya Bella panik.

"Ngga apa-apa, mungkin cuma flu saja" ucap Leo sambil terus menyetir. Tadi saat Leo turun dari mobil dia sempat terkena hujan sehingga mengakibatkan Leo terkena flu.

"Nanti bapak jangan pulang dulu ya, bapak keringkan dulu pakaian bapak yg basah, takut flu nya semakin parah" ucap Bella meskipun dia sangat takut jika hanya berduaan dengan Leo di apartemen nya.

Seperti ketiban durian runtuh, hati Leo merasa sangat senang, dia berusaha untuk menutupi rasa senangnya dengan berdehem.

"Baiklah jika kamu memaksa" ucap nya dengan nada menekan.

Akhirnya mereka berdua pun sampai di apartemen Bella, Leo mengikuti langkah Bella di belakang hingga mereka sampai di rumah Bella.

"Bapak duduk dulu disini ya, saya ambilkan handuk dulu" ucap Bella, Leo pun menurut seperti seorang anak kecil.

Tak lama Bella kembali dengan membawa sebuah handuk, baju kemeja dan celana membuat Leo terheran-heran.

"Ini baju siapa? "

"Punya bapak, apa bapak lupa? Waktu kita di luar kota baju bapak terbawa oleh saya, jadi saya simpan tapi saya lupa mengembalikannya" ucap Bella sambil menggaruk belakang lehernya.

"Oh, kamar mandi nya dimana? " tanya Leo.

"Disana pak" Bella menunjuk sebuah pintu, Leo mengangguk lalu dia pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Bella langsung menuju ke dapur dan membuatkan teh manis hangat untuk Leo dan juga diri nya.

Leo keluar dengan baju yg sudah di ganti, dia mengelap rambutnya yg basah dengan handuk.

"Apa kau punya hair dryer? " tanya Leo.

"Ada pak, ini di minum dulu supaya tidak masuk angin" Bella menaruh teh manis itu di atas meja.

"Terima kasih Bella" Leo pun menyeruput teh tersebut.

Bella membawa hair dryer di tangannya, dia menyerahkan kepada Leo tapi Leo malah menatapnya.

"Keringkan rambut saya" perintah nya membuat Bella melongo, Bella menarik nafasnya lalu dia pun berdiri di belakang Leo dan mulai mengeringkan rambutnya.

Hati Leo semakin terbang saat tangan Bella menyentuh lembut rambutnya, jantung nya kembali berdebar kencang, Leo pun menarik tangan Bella hingga Bella jatuh duduk di pangkuan Leo.

"Pak Leo... " seru Bella, matanya menatap manik mata Leo, Bella dapat melihat jika saat ini Leo sedang merasakan sesuatu padanya.

Leo menatap wajah Bella dengan detail, tapi tanpa di duga oleh Bella, Leo menempelkan kepala nya di dada Bella dan memejamkan matanya, Bella menahan nafasnya karena merasa gugup. Dia menunggu beberapa detik tapi tak ada pergerakan dari Leo, Bella pun memberanikan diri menyentuh kening Leo.

"Astagfirullah, pak Leo demam" Bella terkejut, dia mengangkat wajah Leo dan ternyata wajahnya memerah karena demam.

"Pak, pak Leo sadar pak, ya Allah bagaimana ini? " Bella panik, dia pun lalu bangkit dari pangkuan Leo dan kemudian berusaha merebahkan tubuh Leo di sofa.

"Pak, pak Leo" Bella menepuk-nepuk pipi Leo agar dia terbangun, Leo membuka matanya yg terlihat memerah.

"Bella, saya pusing" gumam Leo.

"Saya ambilkan obat dulu ya pak" Bella dengan cepat mengambil kotak obat dan meminta Leo meminumnya. Leo hanya menurut dan kemudian dia pun memejamkan matanya kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!