Sebenarnya Nindy masih lelah, ingin tidur kembali, tapi segudang pekerjaan telah menantinya untuk segera di selesaikan.
Dengan kurang bersemangat, segera ia ke kamar mandi dan bersiap diri pergi ke kantor seperti biasa.
"Nin, sudah jam segini kamu kok belum berangkat?" tanya ibu yang sibuk menyiapkan sarapan.
"Ini mau berangkat, Bu." jawabnya sambil mengambil segelas susu yang sudah di siapkan lbu di atas meja.
"Sarapan dulu Nin, walaupun sedikit."
"Baiklah bu." sahutnya sambil mengambil selembar roti tawar dan melahapnya.
Nindy buru-buru sarapan. Ari sudah lebih dulu sarapan dan sudah berangkat kuliah. Sedangkan ayahnya sudah siap untuk pergi ke toko.
"Mau bareng Nindy nggak Yah ke tokonya?" tanya Nindy kepada ayahnya.
"Nggak Nin, ayah berangkat sendiri saja."
"Ohh baiklah Yah."
Selesai sarapan, Nindy pamit ayah dan ibunya. Seperti biasa, dia naik taksi ke kantor. Beberapa menit kemudian, sampailah ia di kantor, dan sudah ada beberapa karyawan yang datang.
"Ah untung belum terlambat." gumamnya lega.
"Pagi Nindy..? Hehe..." sapa Ellen yang cengar-cengir di belakangnya.
"Kenapa sih kamu, Len?"
"Lhoo di sapa kok malah kenapa sih."
"Pagi juga Nona Ellen?" jawab Nindy.
Lalu keduanya tertawa bersama memasuki lift. Pekerjaan seabrek sudah menanti di meja kerja mereka.
"Ahh, capek sekali..!" kata Nindy sambil berdiri menghampiri Ellen.
"Makan yuk, dah laper nih?" Ajaknya pada Ellen dan Lily.
"Kalau soal makan sih ayo!" sergah Lily semangat.
Mereka bertiga segera bergegas makan siang, dan pilihan mereka jatuh pada warung nasi uduk. Sambil mengunyah, mereka ngobrol dan bercanda. Begitulah setiap harinya. Selesai makan, ketiganya langsung balik ke kantor. Hari ini nggak ada lembur, jadi pulang nggak terlalu malem.
******
Nindy segera naik taksi dan ingin cepet sampai di rumah untuk rebahan. Setibanya dirumah, ia lihat ada sebuah mobil terpakir di depan rumahnya. Dengan langkah pelan ia memasuki rumah. Ketika melewati ruang tamu, Nindy melihat ayah dan ibunya sedang berbincang dengan seorang laki-laki seumuran denganya. Rupanya anak dari teman ayahnya.
"Nin, sudah pulang? Kesini sebentar, nak?" seru ibu memanggilnya.
"Iya, Bu." jawabnya sambil melangkah menghampiri mereka.
"Nindy, kenalkan ini anak temen ayah." kata ayah memperkenalkan laki-laki itu.
"Kia Alfaro.." ucap laki-laki itu sambil mengulurkan tangan kepadanya.
"Nindy.." jawab Nindy sambil menjabat tangannya
Nindy sebenarnya capek, tapi demi menghormati ayah, ibu dan juga anak teman ayahnya, Nindy menemani mereka ngobrol. Rupanya orang tuanya berniat menjodohkanya dengan Kia, anak sahabat ayahnya. Ya apa lah daya, dia mencoba menerima niat baik ayahnya. Nindy dan Kia sepakat untuk menjalani hubungan ini dulu.
*****
Waktu berjalan begitu cepatnya, tak terasa hubungan mereka sudah hampir setahun. Selama hampir setahun hubungan pacaran mereka cuma monoton, begitu-begitu saja. Mungkin juga karena pengaruh usia. Kia orangnya baik sih, cuma kadang-kadang kaya anak kecil.
Tiiinggggg
Suara pesan masuk ke ponsel Nindy.
"Nin, setelah kamu pulang kerja nanti kita ketemu." Isi pesan dari Kia.
"Boleh, ketemu dimana?" jawabnya singkat.
"Di tempat biasa."
"Ok."
Setelah pulang kerja Nindy mampir ke tempat Ririn, untuk ngomongin kalau hari ini dia akan ketemuan dengan Kia.
"Rin, hari ini Kia ngajak aku ketemuan."
"Ketemuan? Ya semoga lancar, Nin." jawab Ririn seraya tersenyum.
"Menurit kamu, aku ganti baju, atau apa adanya gini, Rin?" tanya Nindy.
"Ah kamu pakai apa saja pantes, tetep cantik." jawab Ririn sambil tersenyum.
"Bisa saja kamu, Rin."
"Atau kamu mau pilih baju di boutique aku ini?" kata Ririn menawarkan.
"Nggak usah Rin, begini saja, aku ingin orang yang menyukaiku, menerimaku apa adanya, walaupun aku lagi nggak berdandan dan pakai baju bagus.." ucap Nindy menegaskan.
Dengan hati yang berdebar-debar, Nindy menuju tempat yang sudah di sepakati. Ternyata Kia belum tiba di situ. Ia lebih dulu memesan minuman untuknya dan Kia. Beberapa menit kemudian Kia datang. Nindy bersemangat sekali ketika melihat Kia datang.
"Macet ya?" tanya Nindy.
"Lumayan.." Singkat banget jawabnya.
"Mau makan apa?" tanya Nindy lagi.
"Minum aja, Nin."
Nindy berusaha mencari dan memulai bahan pembicaraan agar suasana tidak kaku.
"Ki, minggu depan kamu ada waktu nggak, aku penat dengan segudang pekerjaanku, butuh refreshing, kamu bisa gak nemenin aku?" tanya Nindy penuh semangat kepada Kia.
"Maaf Nin, aku gak bisa!" jawab Kia singkat.
Nindy berhenti bicara, dilihatnya Kia hanya melihatnya dengan tatapan datar. Ia paham akan maksud tatapan mata Kia.
"Apa kamu bosan dengan hubungan ini?" tanya Nindy dengan asal.
"Ngomong apa sih?"
"Sikap kamu beda akhir-akhir ini.." kata Nindy yang menatap ke arah Kia.
"Biasa saja kok.."
"Lalu kenapa...?" tanya Nindy yang semakin penasaran.
Kia hanya terdiam. Kini ia menatap Nindy semakin dalam. Membuat Nindy merasa gak karuan.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Novianti Ratnasari
jangan2 Kia punya ce lain
2021-02-24
0
Shaila
Masih nyimak😊
2020-11-10
0
🍃🥀Fatymah🥀🍃
Next thor....
Salam dari MAYLEA SI GADIS MASA DEPAN
2020-09-05
1