"Ma, ini teh nya!" Ucap Lulu setelah kembali masuk kedalam ruangan sang Papa setelah kecewa menerima telepon yang ternyata hanya dari sahabatnya.
"Kenapa wajah Kakak di tekuk begitu? Kakak lagi dapet ya?" Tanya Aluna yang peka dengan perubahan raut wajah Kakaknya. Namun Lulu memilih mendengarkan musik kesukaannya menggunakan headset yang dia bawa dari rumah, ketimbang menjawab pertanyaan adiknya.
"Haist! kebiasaan deh, orang tanya juga!" Omel Aluna seraya menghampiri sang Kakak agar berbagi sofa di ruangan Pak Heru.
"Ma, Mama pulang aja gih, tidur di rumah, biar anak-anak aja yang tunggu Papa di sini!" Seru Pak Heru tak tega melihat sang istri harus meringkuk pegal di samping tempat tidurnya.
"Gak apa-apa, Pa! Mama tidur di samping Papa aja, deh," Sahut Bu Santi.
"Ma, Papa benar! sebaiknya Mama pulang aja, biar Luna sama Kak Lulu yang tunggu Papa di sini," Ucap Aluna menghampiri.
"Hm... ya sudah, kalian baik-baik di sini ya, besok pagi Mama bawakan sarapan untuk kalian dari rumah!" Sahut Bu Santi.
"Iya, Ma! ayo aku antar sampai naik taksi!" Seru Aluna seraya menggiring sang Mama keluar dari ruangan Pak Haru. Sedangkan Lulu sama sekali tak tahu jika sang Mama pulang, karena sedari tadi dia sudah memejamkan mata dan mendengarkan musik.
Esok paginya, Lulu yang sudah terbangun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia masih belum sadar, jika sang Mama tidak ada di ruangan tersebut. Lulu pikir, Mamanya itu tengah keluar untuk membeli makanan dan minuman untuk mereka sarapan.
"Pa, siang nanti Luna tinggal kuliah dulu ya! Papa gak apa-apa, kan Luna tinggal sebentar?" Ucap Aluna seraya membenarkan posisi sang Papa yang masih berakting lemas di depan Alula.
"Kamu kalau mau kuliah pergi aja, Lun! Papa kan masih ada Kakak sama Mama yang jaga!" Sahut Lulu yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Emang Kakak gak ada kelas ya hari ini?" Tanya Aluna.
"Engga, ko! eh... iya, Kakak baru ingat, Lun! haduhhh jam 12 nanti kan ada kuisioner Mr. Bian! Pa, Papa gak apa-apa, kan Lulu tinggal juga?" Sahut Lulu yang baru teringat dengan jadwal perkuliahannya hari ini.
"Kakak kan ke kampusnya siang, sebaiknya Kakak tunggu Mama dulu aja ya! kasian kan Papa kalau nanti butuh apa-apa!" Ucap Aluna.
"Loh, memangnya Mama kemana?" Tanya Lulu.
"Semalam Mama pulang, Kak! Papa yang suruh Mama istirahat di rumah!" Tutur Aluna.
"Pantas saja, Kakak pikir Mama lagi pergi ke kantin buat beli sarapan! ya udah deh, karena kamu yang jadwalnya lebih pagi Kakak belakangan aja, sana gih berangkat!" Usir Lulu.
"Haist! dasar Kakak, emang gak pernah berubah ya sifat kekanak-kanakannya," Batin Aluna seraya berpamitan pada Pak Heru.
Pagi tergantikan siang, dan saat ini Lulu sudah siap berangkat ke kampusnya setelah pulang terlebih dahulu ke rumahnya untuk membawa persiapan.
"Haduh, aku telat gak ya! bisa mampus aku kalau Mr. Bian yang duluan masuk!" Gumam Lulu seraya berlari menuju kelasnya.
Bruk...
"Aduh... ya ampun, orang lagi buru-buru juga, malah tabrak sembarangan lagi!" Gerutu Lulu seraya menepuk bokongnya yang mendarat sempurna di atas lantai koridor kampus.
"Maaf, Den! Bapak barusan gak fokus jaga Aden! Aden baik-baik aja, kan?" Ucap salah seorang pria yang tengah berdiri di depan Lulu yang masih terduduk di atas lantai.
"Tidak apa-apa, Pak Jen! sebaiknya kita bergegas saja menemui Kakek!" Sahut Pria yang di panggil Aden.
"Siapa sih pria tadi, wajahnya sombong bin angkuh banget!" Gerutu Lulu seraya berdiri dan kembali bergegas ke kelasnya.
Sayangnya, keberuntungan tidak berpihak padanya hari itu. Lulu tak bisa mengikuti ujiannya karena terlambat tiga menit. Alhasil dia harus mengerjakan tugas sebagai gantinya.
"Tugas kamu adalah mengamati reaksi orang yang sedang menonton film horor, kamu harus bisa menjelaskan dengan detail setiap reaksi yang terjadi pada orang yang penakut dan pemberani saat menonton!" Ucap Mr.Bian di ruangannya setelah Lulu di panggil seusai jam kerja Mr.Bian.
"Apa tidak ada tugas lain yang sedikit ringan ya, Pak? eh maksud saya Mr.!" Tanya Lulu bernegosiasi.
"Astaga Alula, kamu ini sedang menantang saya, ya? ini itu sudah tugas yang paling mudah yang saya berikan, pokoknya saya tidak mau mendengar apa-apa lagi, segera selesaikan tugasmu itu sebelum Ujian semester bulan depan di mulai! kalau kamu tidak mengumpulkannya, saya tidak akan memberi kamu nilai, semester ini!" Tegas Mr.Bian.
"Ja...jangan lah, Mr! Ok-ok, saya pasti kumpulkan tugasnya sebelum ujian semester nanti, kalau begitu saya permisi, Mr!" Ucap Lulu seraya beranjak.
Di luar ruangan Mr.Bian, Loli dan Karina sudah menunggu Lulu. Mereka berdua adalah sahabat-sahabat Alula semenjak mereka Sekolah SMA.
"Gimana-gimana? tugas apa yang Mr.Bian kasih?" Tanya antusias Loli.
"Aku di suruh bikin makalah pengamatan reaksi orang nonton film horor, Lol! huu... kalau orang yang berani sih aku pasti gampang cari tergetnya, kalian sama Luna juga bisa jadi contohnya, tapi buat yang penakut... aku harus cari kemana, ya?" Keluh Lulu dengan wajah lesunya.
"Hm... iya juga sih, secara di antara kita gak ada yang penakut, kan! malah kita favorit banget tuh nonton film horor," Sahut Karina.
"Ya udahlah, mending kita ke kantin dulu aja, yuk! aku lapar banget nih, semalam Papa masuk Rumah Sakit soalnya, jadi aku gak sempat makan malam. Sarapan aja tadi cuma roti tawar doang," Keluh Lulu.
"Om Heru sakit apa, Lu? ko, kamu gak kasih tau kita berdua, sih?" Tanya Loli seraya berjalan beriringan menuju kantin kampus mereka.
"Iya, bener Lu! Papa kamu sakit apa?" Sambung Karina.
"Papa kena serangan jantung ringan, Rin, Lol! untung semalam kita tepat waktu bawa dia ke Rumah Sakit, kalau engga, aku gak tau apa yang akan terjadi selanjutnya," Ucap Lulu menuturkan dengan raut wajahnya yang berubah sendu.
"Sabar, Lu! Om Heru pasti sembuh lagi, ko! tapi... kenapa Papa kamu bisa terkena serangan jantung? bukannya Papa kamu paling rajin olah raga, ya?" Tanya Karin penasaran.
"Hm... kamu benar, Rin! Papa sebelumnya memang sehat karena rajin olah raga.Tapi gara-gara aku, semalam Papa..." Tutur Lulu menggantung ucapannya.
"Gara-gara kamu, Lu? jangan-jangan gara-gara hubungan kalian gak direstui, ya?" Tebak Loli.
Alula menganggukkan kepalanya. Setelah mereka bertiga sampai di kantin, Lulu menceritakan semua yang terjadi padanya semalam.
"Apa? jadi kamu mau di jodohkan, Lu? astaga, aku pikir perjodohan kaya gitu udah gak akan ada di zaman modern gini. Kenapa Om Heru dan Tante Santi jadi kuno gini, ya?" Ucap Karina.
"Papa bilang, perusahaannya saat ini lagi di ambang kebangkrutan, cuma aku yang bisa bantu dia buat pulihkan lagi masalah itu dengan menikah dengan cucu rekan bisnisnya!" Tutur Lulu kian sedih.
Ketiganya saling merangkul, berpelukan. Menyalurkan semangat yang mungkin bisa membuat Alula merasa sedikit lega dengan kehadiran kedua sahabatnya itu.
Sore harinya, Alula kembali ke Rumah Sakit. Namun, saat dia membuka pintu ruangan rawat Pak Heru. Alula tak mendapati siapa pun di sana. Ruangannya sudah terlihat rapi tanpa jejak penghuni atau pasien seperti sebelumnya.
"Loh, Papa sama Mama kemana, ya?" Gumam Lulu setelah mengecek ruangan rawat Pak Heru. Tiba-tiba seorang Suster menghampirinya dan menyapa.
"Selamat sore, Kak! Kakak lagi cari siapa, ya?" Tanya Suster.
"Oh, saya cari Papa saya, Sus! tadi malam masih di rawat di ruangan ini, tapi sekarang ko sepi, ya? apa Papa saya di pindahkan ke ruangan yang lain, ya?" Cecar Alula memanfaatkan momen untuk bertanya.
"Apa yang Kakak maksud Tuan Heru, ya? kalau iya, beliau sudah di perbolehkan pulang sejak siang tadi, Kak!" Tutur Suster menjelaskan.
"Aihh! pantas saja kalau begitu! ya sudah, Sus! makasih untuk informasinya, ya!" Ucap Lulu seraya bergegas pulang ke rumahnya.
.
.
.
.
.
Dukungannya jangan lupa ya guys, See you next bab... 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Anita Jenius
Cicil baca sampai sini dulu ya .
3 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
2024-04-16
0
TereLea(♥ω♥ ) ~♪
takdir ♡
2023-12-28
0
Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)
setelah berhasil rencananya langsung sembuh hehe
2023-11-06
0