Lupakan? Rey tersenyum getir dengan satu kata itu. Bagaimana mungkin Ara semudah itu mengatakannya, di sini dialah yang menjadi korban dan seharusnya meminta pertanggungjawaban tapi malah lebih memilih untuk melupakan.
Masih di tempatnya berdiri, Rey terhenyak ketika ponselnya berdering. Dengan sedikit gelapan ia mengeluarkan ponsel dari saku jasnya. Melihat layar ternyata Sherly yang menelpon.
[Sayang, kamu udah sampai rumah?] Tanya Sherly langsung begitu panggilannya dengan Rey terhubung.
"Iya, aku sudah sampai rumah." Jawab Rey datar, tanpa kata-kata sayang seperti biasanya. Ia sedang berbicara dengan Sherly, tapi pikirannya tertuju pada Ara. Masih merasa tak percaya dengan permintaan istri kontraknya itu, yang meminta untuk melupakan apa yang telah terjadi di antara mereka berdua.
[Sayang, nanti malam kita makan malam di luar ya.] Ajak Sherly.
"Em," Rey merasa enggan tapi tidak tahu harus bagaimana menolak permintaan kekasihnya kali ini. Ia benar-benar tidak mood untuk pergi kemanapun, yang ada dalam pikirannya hanya bagaimana caranya untuk menyelesaikan permasalahannya dengan Ara tanpa kata menganggu.
[Sayang please, ajak Ara juga sekalian. Soalnya kita pasti lama di luar, jadi biar keluarga kamu gak curiga, kamu bawa Ara juga.]
Rey tampak memikirkan ucapan Sherly. Mengajak Ara untuk ikut makan malam di luar? Hem, ia seketika terpikirkan sesuatu.
"Oke, baiklah Sayang. Nanti malam aku akan jemput kamu." Ujar Rey akhirnya.
[Terimakasih, Sayang.] Di seberang sana, Sherly benar-benar terlihat senang. Seperti sedang memenangkan sebuah lotre.
Sambungan telpon pun terputus, Rey menyimpan kembali ponselnya di dalam saku jas sembari sudut bibirnya tertarik.
"Ara, kamu meminta aku untuk melupakannya kan. Ayo kita lihat, apa kamu juga bisa melupakannya semudah itu." Rey menyeringai tipis, lalu segera mengayun langkahnya menuju kamar.
Ara yang sedang rebahan di sofa, seketika bangun dan duduk dengan tidak nyaman ketika Rey tiba-tiba saja masuk ke kamar. Kejadian semalam benar-benar membuatnya menjadi tidak nyaman sekarang bila hanya berdua dengan Rey. Perasaan takut, jika Rey kembali memaksanya.
Rey menatap Ara dalam beberapa detik, kemudian melangkah cepat ke arah lemari. Membuka dan menatap deretan pakaian Ara yang telah ia belikan sebelum Ara datang ke rumahnya. Tatapannya tertuju pada dress selutut berwarna navi, bibirnya menyunggingkan senyum tipis lalu mengambil dress tersebut dan membawanya pada Ara.
"Nanti malam, aku mau kamu pakai dress itu." Ujar Rey seraya melempar dress tersebut ke atas meja. Ia bersikap datar, seperti yang diminta oleh Ara, melupakan kejadian diantara mereka berdua.
"Maksud kamu apa?" Tanya Ara dengan sedikit terbata. Ia menatap Rey sekilas lalu berpindah menatap dress yang cukup seksi itu dengan sedikit bergidik. Apa maksud Rey memintanya untuk memakai dress itu nanti malam. Pikirannya mulai ngelantur.
"Nanti malam aku dan Sherly akan pergi makan malam di luar. Dan kamu juga harus ikut agar keluargaku tidak curiga bila aku pulang lama." Ujar Rey menjelaskan, ekspresi wajahnya benar-benar terlihat datar.
"Aku tidak mau ikut, kalian berdua saja yang pergi." Tolak Ara. Tujuannya sekarang hanya menghindari Rey, tapi laki-laki itu malah akan serta membawanya untuk pergi bersama kekasihnya.
"Tapi kamu harus ikut. Ini bagian tugas kamu dalam pernikahan kontrak ini, menjaga agar keluargaku tidak curiga dengan hubungan palsu kita." Kata Rey menegaskan.
Ara menarik napas panjang, jika waktu bisa di putar. Ia tidak akan menerima tawaran pernikahan kontrak dari Rey waktu itu. Tapi sayangnya keadaan begitu genting dan memaksanya berada dalam situasi ini.
"Oke baiklah!" Ujar Ara akhirnya.
Rey tampak mengulum senyum sembari melirik Ara dengan ekor matanya.
"Aku akan ikut pergi denganmu, tapi aku tidak akan ikut makan malam bersama kalian berdua. Nanti turunkan saja aku di jalan, aku akan pergi ke rumah temanku. Saat kau pulang nanti bisa menjemputku di rumah temanku." Ucap Ara lagi yang membuat Rey nampak sedikit terkejut. Tapi sesegera mungkin ia bersikap tenang.
"Terserah kau saja." Kata Rey datar, tapi setelah berbalik membelakangi Ara, tampak ia tersenyum tipis. Tentu ia akan tetap membawa Ara ikut bersamanya bagaimana pun caranya. Ia akan menunjukkan pada istri kontraknya itu, bahwa ia benar-benar akan melupakan kejadian malam itu dengan cara yang berbeda.
.
.
.
Malam hari... Tepat pukul tujuh malam Rey dan Ara meninggalkan rumah setelah berpamitan pada mama Winda untuk makan malam berdua di luar. Wanita baya itu tentu sangat senang melihat keharmonisan anak dan menantunya.
Sepanjang jalan tidak ada obrolan antara Rey dan Ara. Tapi tanpa Ara sadari sesekali Rey menatapnya dari kaca spion di depannya.
"Turunkan aku di sana." Ujar Ara sembari menunjuk kearah halte di depan sana.
Rey tak merespon, ia malah menambah kecepatan laju mobilnya melewati halte tersebut.
"Rey, aku bilang turunkan aku di sini!" Seru Ara kesal.
Tapi Rey seakan tidak mendengarkan, ia hanya fokus mengemudi dengan kecepatan penuh hingga akhirnya sampai di pelataran bangunan berlantai.
Jika biasanya Rey akan turun dari mobil dan menjemput kekasihnya di dalam unit apartemennya, tapi kali ini tidak. Ia mengambil ponsel di dekat kemudi lalu mengirim pesan pada Sherly memintanya segera turun. Rey tentu tidak akan meninggalkan Ara sendirian di mobil karena istrinya itu pasti akan melarikan diri.
Tak lama kemudian Sherly pun datang dengan ekspresi yang terlihat sedikit kesal. Tentu saja, karena biasanya Rey akan mendatanginya di dalam apartemen seperti seorang ratu tapi kali ini ia seperti budak yang mendatangi sendiri tuannya.
"Turun dan pindah ke belakang!" Sherly mengetuk dengan keras pintu di samping Ara.
Baru saja Ara akan membuka pintu, tapi Rey sudah lebih dulu keluar dari mobil. Rey berdiri di samping Sherly sembari memeluk mesra pinggang kekasihnya itu, tapi itu hanya kedok karena tujuannya turun dari mobil untuk memastikan Ara benar-benar pindah duduk ke belakang dan tidak melarikan diri.
Setelah Ara telah berpindah duduk di kursi penumpang, Rey lalu menuntun kekasihnya masuk di sebelah kursi kemudi dengan perlakuan romantis seperti biasanya, bahkan ia juga memasangkan sabuk pengaman ditubuh Sherly serta melabuhkan kecupan mesra di kening kekasihnya itu. Setelahnya ia pun bergegas masuk ke mobil lalu segera melajukan mobilnya menuju restoran yang biasa ia kunjungi bersama Sherly.
Sepanjang jalan menuju restoran, Sherly terus menatap Ara dari kaca spion dengan ekspresi tidak suka. Melihat penampilan Ara yang menurutnya sangat cantik dengan balutan dress navi ia merasa iri. Seharusnya wanita itu mengenakan pakaian biasa saja, tidak perlu berdandan seperti itu.
Tapi mengingat tujuannya meminta Rey untuk membawa Ara, seketika ia langsung menyeringai tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🍀⃟🦌𝙼𝙾𝙼 𝚂𝚈𝙰𝙷𝚆𝙰
sekali pun ara memakai pakaian biasa pun klo sudah dasarnya cantik si ara akan tetap cantik.. beda sama lo yg cantik karna dempulan diwajah
2024-04-15
2
mama galaau
kita tunggu terkuaknya drama sherly
2024-04-09
0
Rhmad Flash
dasar laki laki gila
2024-02-19
0