"Calon Istri Kak Rey cantik banget! Uh, aku jadi iri deh." Tutur Dea, adik perempuan Rey. Dia tampak takjub dengan kecantikan calon kakak iparnya.
"Iya Rey, Mama sampai pangling lihatnya." Sahut mama Winda. Wanita paruh baya itu bahkan sampai tak berkedip menatap calon menantunya, yang membuat Ara terus menunduk karena merasa malu terus ditatap.
Sementara Rey hanya tersenyum tipis. Dalam hati ia berkata, Ara tidak akan secantik itu jika sebelumnya ia tidak membawa wanita itu ke salon.
Berbeda dengan tante Melda, dia tampak sekali memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap Ara. Bukan hanya Ara, tetapi lebih kepada Rey yang sebentar lagi akan menikah dan sudah dipastikan perusahaan akan jatuh ke tangan Rey karena dapat memenuhi persyaratan yang diberikan. Sedang om Gio, suaminya tante Sarah, hanya memasang wajah datar sejak tadi. Bukan karena tidak menyukai siapapun, tapi dia merasa jengah dengan situasi saat ini, terlebih setelah ini istrinya pasti akan menekannya untuk melakukan sesuatu.
'Aku yakin perempuan itu hanya dibayar oleh Rey untuk menikah dengannya. Lihat saja, aku pasti akan mencari bukti dan akan menjatuhkan mu, Rey.' Batin tante Melda, yang merupakan adik dari mendiang papanya Rey.
Tante Melda memiliki ambisi untuk mengambil alih perusahaan mendiang kakaknya. Namun, sayangnya perusahaan itu sudah lebih dulu dialihkan atas nama mama Winda saat papanya Rey masih hidup dan sedang sakit-sakitan kala itu yang hanya diketahui oleh pengacara keluarga saja. Dan kini mama Winda akan menyerahkan perusahaan peninggalan suaminya itu kepada putranya jika Rey telah memiliki pendamping hidup.
"Mama sudah mempersiapkan semua, dan kalian akan menikah Minggu depan." Ujar mama Winda tiba-tiba, membuat semua yang ada di ruangan itu terperangah. Terlebih Ara dan Rey yang merasa sangat terkejut, tidak menyangka jika mama Winda telah mempersiapkan semuanya dalam waktu yang singkat. Namun, raut keterkejutan Rey tidak berlangsung lama, laki-laki itu tersenyum karena menurutnya lebih cepat menikah maka akan lebih cepat pula perusahaan jatuh ke tangannya. Dan akan lebih cepat pula ia menyudahi pernikahan kontraknya dengan Ara.
.
.
.
Ara yang awalnya merasa tegang saat bertemu dengan keluarga Rey, ketegangannya itu berubah menjadi sebuah kehangatan setelah beberapa jam berada di rumah megah itu. Ternyata mama dan adiknya Rey sangat humoris dan banyak bicara, membuat Ara merasa menemukan sebuah kehangatan dari sebuah keluarga yang tak pernah ia rasakan. Sejak kecil Ara hanya tinggal berdua dengan ibunya, tak pernah mengenal sosok ayahnya.
Mama Winda dan Dea pun benar-benar terpukau dengan Ara. Ternyata calon istri Rey itu sangat lihai dalam urusan memasak. Dan itulah salah satu kriteria menantu idaman mama Winda. Terutama Dea, nantinya ia akan punya guru memasak.
Malam pukul delapan, Rey pun mengantar Ara pulang, lebih tepatnya mengantarkan Ara ke rumah sakit. Setelah itu Rey mengunjungi rumah temannya sekaligus manager di perusahaan yang akan dialihkan atas namanya setelah ia menikah dengan Ara nantinya.
Kedatangan Rey disambut dengan baik.
Farhan mempersilahkan temannya itu masuk, kemudian meminta Nada istrinya untuk menyuguhkan hidangan ringan untuk tamu mereka itu yang merupakan calon pimpinan di perusahan tempat Farhan bekerja sebagai manager.
Tak lama kemudian Nada pun datang dengan membawa nampan yang berisi dua cangkir teh hangat dan juga kue brownies. Setelah meletakkan nampan yang dibawanya di atas meja, wanita yang tengah mengandung tiga bulan itupun mendudukkan tubuhnya di samping suaminya.
Farhan pun mempersilahkan Rey untuk menikmati minuman dan makanan yang telah suguhkan.
"Kebetulan Kamu berkunjung malam ini, Rey. Ada yang ingin aku sampaikan, lebih tepatnya ini pesan dari Nada tapi sayangnya beberapa hari ini kamu tidak datang ke kantor." Ujar Farhan kemudian sambil melirik istrinya.
Rey yang sedang menyeruput teh hangat, mengerutkan keningnya. "Memangnya apa yang ingin kalian sampaikan?" Tanyanya setelah meletakkan cangkir tehnya.
"Ini tentang kegalauan mu yang pernah kamu ceritakan waktu itu. Tentang syarat Mama mu dan juga saran dari pacar mu." Jawab Farhan.
Rey pun langsung menghela nafas panjang, ia langsung dapat menebak apa yang akan dikatakan oleh Farhan mengenai saran dari Serly yang menyuruhnya mencari wanita untuk ia nikahin secara kontrak. Terlebih itu adalah pesan dari Nada yang notabenenya wanita mengerti agama. Sudah jelas Nada dan Farhan akan memberinya peringatan bahkan mungkin menentang saran konyol itu.
"Tapi, aku sudah terlanjur melakukannya. Sebelum kesini, aku terlebih dulu mengantar wanita itu pulang setelah memperkenalkannya dengan keluargaku." Tutur Rey, lalu menundukkan kepalanya. Sejujurnya ia juga tidak ingin melakukan hal gila ini, namun ia juga tidak punya pilihan lain.
Tampak Nada dan Farhan menggeleng pelan setelah mendengar penuturan Rey. Sangat disayangkan hal yang sakral harus dipermainkan. Namun, mereka berdua juga tidak bisa mencampuri terlalu jauh dan mereka hanya bisa memberi nasihat, dengan harapan Rey akan mempertimbangkan semuanya sebelum benar-benar menjalankan pernikahan kontrak itu. Bahwa pernikahan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dipermainkan. Pernikahan itu adalah jalan daripada sepasang pasutri untuk menempuh kehidupan baru dan juga meraih keridhaan Allah dalam menjalani ibadah didalamnya.
Namun, sayangnya Rey tidak bisa lagi mundur. Ia akan tetap melakukan pernikahan kontrak itu sesuai dengan perjanjian yang sudah ia buat bersama Ara yang disaksikan oleh Serly kekasihnya.
Malam semakin larut, Rey pun akhirnya berpamitan pulang. Sepanjang jalan Rey tampak tak fokus mengemudi. Kini pikirannya bercabang. Dilema memikirkan antara persyaratan yang diberikan mamanya dan saran dari Serly juga tentang nasihat Farhan dan Nada.
Namun, sekali lagi Rey menegaskan pada hatinya bahwa pernikahan kontrak itu adalah jalan-jalan satu-satunya. Ia tidak ingin perusahaan peninggalan papanya diserahkan kepada orang kepercayaan keluarganya apalagi sampai jatuh ke tangan tante Melda dan om Gio yang ia tahu memang sejak dulu menginginkan perusahaan itu. Ia juga tidak mungkin memaksa Serly untuk menikah, yang ada kekasihnya itu akan memutuskan hubungan mereka. Rey tak ingin semua itu terjadi, maka pernikahan kontrak itupun adalah jalan yang harus ia tempuh meskipun itu adalah hal yang salah.
[Yang udah baca "KETULUSAN CINTA NADA" Pasti tahu dong dengan Farhan dan Nada.☺️]
...___________...
Di tempat lain...
Tepatnya di rumah sakit.
"Ara, tadi kamu darimana, Nak?" Tanya ibunya Ara ketika baru terjaga sudah mendapati putrinya duduk di samping ranjangnya. Sebelumnya bu Rania sempat terbangun namun tidak mendapati keberadaan putrinya. Dan laki-laki yang katanya teman Ara dan dimintai tolong untuk menjaganya hanya memberitahu bahwa Ara pergi bertemu temannya.
"Aku pergi bertemu teman, Bu. Alhamdulillah aku diberi pekerjaan dan aku tidak akan bekerja di club lagi." Ujar Ara sambil berusaha tersenyum meskipun kini perasaannya berkecamuk, karena bukan hanya kepada keluarga Rey ia akan bersandiwara, tetapi kepada ibunya juga.
"Alhamdulillah, Nak. Ibu turut senang mendengarnya, setelah ini tidak akan ada lagi yang menghina mu." Ujar bu Rania. Wanita paruh baya yang terbaring lemah itupun mengembangkan senyum tipis di wajah pucat nya. Ia tahu selama bekerja di club, putrinya itu sangat menjaga kegadisannya. Hanya saja karena keadaan ia terpaksa membiarkan putrinya bekerja di tempat itu, yang bisa saja membahayakan putrinya. Tetapi sejauh ini ia bersyukur karena Ara bisa menepati janji, dan sekarang ia sangat senang karena putrinya akan berhenti bekerja di tempat itu.
"Tapi apa pekerjaan yang diberikan temanmu itu?" Tanyanya kemudian.
"Jadi juru masak di sebuah rumah makan ternama, Bu. Tapi itu di luar kota dan aku hanya bisa mengunjungi Ibu sekali dalam sebulan. Minggu depan aku berangkat." Jawab Ara lalu menunduk dengan raut wajah yang nampak sedih. Namun, ia sedih bukan karena akan jarang bertemu ibunya, tetapi sedih karena untuk yang pertama kali ia membohongi sang ibu.
"Jangan bersedih seperti itu, Nak. Gak apa-apa kita jarang ketemu, yang penting kamu keluar dari dunia malam itu Ibu sudah sangat senang."
Ara pun mengangkat kepalanya menatap sang ibu, sebisanya ia tersenyum meskipun ingin sekali rasanya menangis. hatinya dilema telah membohonginya ibunya. Ingin jujur tapi situasinya tidak tetap, kondisi ibunya sedang tidak memungkinkan untuk mendengar kebenarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🍀⃟🦌𝙼𝙾𝙼 𝚂𝚈𝙰𝙷𝚆𝙰
semangat ara biar bagaimana pun melakukan smua itu demi bakti mu kepada ibu mu. tp aku yakin seiring berjalan nya waktu dan kebersamaan kau dan rey, pernikahan kontrak itu akan menjadi pernikahan sesungguhnya
2024-04-08
1
@sulha faqih aysha💞
emang pernikahan bukan buat main main tapi keputusan yang Rey ambil bisa menyelamatkan apa yang selama ini dia pertahankan apalagi kalau sampai jatuh ketangan orang yang tamak
2024-02-21
1
Putry Anasthasya Kinasih
nanti jg akan bucin tuh si rey sm ara stlah tw masih segelan ga sekotor yg dia fikirkan
2023-10-24
1