Setelah keluar dari restoran, Ara pun bergegas kembali ke rumah sakit dengan membawa uang kes yang diberikan oleh Rey.
Sesampainya di rumah sakit, Ara segera menuju bagian administrasi untuk membayar biaya operasi ibunya.
Untuk saat ini, Ara merasa lega karena ibunya akhirnya bisa dioperasi. Namun, pikirannya tetap saja terasa kalut karena setelah ini ia harus menikah disaat kondisi sang ibu masih belum baik-baik saja. Dan itu hanyalah pernikahan kontrak yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan akan terjadi dalam hidupnya.
Di depan ruangan dimana ibunya sedang dioperasi, Ara terus mondar mandir dan sesekali menyandarkan tubuhnya didinding. Sejenak pikirannya kembali tertuju pada sosok ayahnya. Andai saja ayahnya ada, mungkin ia tidak akan mengalami situasi seperti ini.
Ara memijat pelipisnya yang tiba-tiba saja terasa berdenyut. Rasanya ia begitu lelah menjalani hidup ini. Bekerja ditempat hiburan malam tak mudah ia jalani terlebih setiap hari mendapat cibiran dan juga hinaan. Tapi, ia harus kuat dan bertahan demi sang ibu. Terlebih sekarang ia harus terikat dalam sebuah hubungan pernikahan kontrak demi ibunya. Entah bagaimana ia menjalani hari-harinya yang harus tinggal satu atap dengan laki-laki asing yang berstatus sebagai suaminya nanti.
Beberapa jam telah terlewati, ibunya Ara pun telah dipindahkan ke ruangan perawatan intensif usai menjalani operasi.
Di samping ranjang pasien, Ara duduk sembari menggenggam tangan ibunya yang terasa dingin dan juga masih belum sadarkan diri. Dokter mengatakan bahwa ibunya masih harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan selama proses pemulihan pasca operasi.
.
.
.
Sore hari...
Ara mengerjapkan matanya yang sedang tertidur di sofa ketika merasakan tepukan dipundaknya.
Ara pun terperanjat dan langsung terduduk dari pembaringannya ketika kedua matanya telah terbuka sempurna dan mendapati Rey telah berdiri tepat dihadapannya.
"Ka-mu?" Ucap Ara terbata sembari membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.
Di depannya Rey sedikit berdecak kesal sembari berkacak pinggang. "Sekarang juga kita harus pergi bertemu dengan Mamaku. Apa kau tahu? Sejak siang Mamaku mengoceh seperti kereta api karena calon menantunya belum juga datang!" Ujarnya dengan sedikit menggerutu. Bagaimana tidak, ia sudah memperingatkan Ara bahwa harus segera menemuinya siang hari di restoran tempat mereka melakukan perjanjian namun hingga sore hari Ara belum juga menampakkan dirinya dan dengan terpaksa akhirnya ia menyusul Ara ke rumah sakit.
"Maaf, aku menunggu sampai operasi ibuku selesai." Ucap Ara, namun Rey tetap saja tidak terima dengan alasannya itu.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun lagi, Rey langsung saja menarik tangan Ara keluar dari ruangan itu.
Ketika telah berada di luar ruangan, Rey memperkenalkan seorang laki-laki bertubuh tegap dengan pakaian serba hitam yang berdiri di depan ruangan rawat ibunya Ara. Laki-laki itu telah ditugaskan oleh Rey untuk berjaga sampai Ara kembali.
Setelah itu Rey pun langsung membawa Ara meninggalkan rumah sakit.
Sebelum membawa Ara kerumahnya, Rey terlebih dulu membawa Ara kesebuah salon kecantikan untuk membenahi penampilan Ara yang menurutnya sangat tidak menarik. Sangat jauh berbeda dengan Serly kekasihnya yang seorang model dan pandai merawat diri dan penampilannya.
Selang satu jam kemudian...
Untuk beberapa detik Rey sampai tak mengedipkan matanya ketika melihat penampilan Ara setelah didandani. Terlihat sangat cantik dan fresh apalagi usia Ara yang masih terbilang muda. Namun, dengan cepat Rey menggelengkan kepalanya. Baginya hanya Serly wanita tercantik dalam hidupnya dan yang sangat ia cintai.
Tak ingin terbuai dengan penampilan si wanita malam. Rey pun bergegas mengajak Ara menuju rumahnya. Di mana mama dan beberapa anggota keluarganya yang lain sudah menunggu.
Sepanjang perjalanan, Ara hanya diam tanpa kata. Sesekali ia melirik Rey disampingnya yang sedang fokus mengemudi.
Entah kenapa jantung Ara berdetak cepat hanya dengan melihat Rey dari lirikan matanya. Apalagi kini mereka duduk bersebelahan dengan jarak yang cukup dekat. Padahal ini bukan pertama kalinya ia sedekat ini dengan laki-laki. Di club tempatnya bekerja, bahkan tak segan laki-laki yang ia temani minum memeluk bahkan duduk dipangkuan laki-laki itu.
'Ya Tuhan, kehidupan seperti apa yang nantinya akan aku jalani selama pernikahan kontrak ini? Andai saja ini adalah pernikahan sungguhan, pasti aku akan sangat bahagia karena menikah dengan seorang laki-laki tampan seperti Rey. Oh tidak! Bangunlah Ara, sadarlah dari mimpi yang sangat mustahil bagimu. Lagipula mana ada laki-laki yang mau menikahi wanita malam seperti mu. Yang ada mereka memandang mu rendahan bahkan jijik denganmu.' Ara bermonolog dalam hatinya.
Hingga tanpa Ara sadari, mobil yang ditumpanginya itu telah terparkir di pelataran sebuah rumah yang sangat mewah.
"Ingat! Kau harus melakukan peranmu dengan sempurna. Jangan sampai membuat keluargaku menjadi curiga dengan hubungan palsu kita!" Rey kembali memperingati Ara sebelum turun dari mobil.
Ara hanya mengangguk tanpa mengucapkan apapun. Namun, ia paham setiap kalimat yang diucapkan Rey adalah perintah yang tidak bisa ia bantah.
Ketika keluar dari mobil, Ara menatap kagum rumah mewah di depannya. Gadis yang selalu dipandang hina seperti dirinya sama sekali tidak layak menginjakkan kaki kedalam rumah semegah itu. Entah apa yang akan dikatakan oleh keluarganya Rey jika mereka mengetahui apa pekerjaannya.
Ara terhenyak dari lamunannya ketika merasakan sebuah tangan kekar menggenggam jemarinya. Yah, Rey menautkan jari-jarinya ke sela jari-jari tangan Ara.
"Jangan berpikir yang macam-macam! Ini adalah bagian dari sandiwara yang akan kita mainkan." Ucap Rey menegaskan.
Ara yang semulanya terkesan seketika mencelos seakan tergelincir dari tangga sebuah singgasana. Sungguh bodoh ia memikirkan hal yang tidak mungkin akan terjadi. Ia pun kembali menempatkan posisinya yang hanya akan melakukan semuanya dengan kepura-puraan.
Ara pun mengembangkan senyum kepalsuan untuk memulai sandiwaranya sembari melangkah memasuki rumah mewah itu bersama Rey dengan kedua tangan yang saling bertautan.
"Hai semuanya?" Sapa Rey ketika sampai di ruangan di mana keluarganya berkumpul.
Keluarga Rey yang terdiri dari mama, adik perempuannya, tante dan juga omnya seketika menoleh yang membuat Ara merasa begitu grogi. Namun, Ara masih sempat mengabsen satu persatu wajah anggota keluarga Rey. Semuanya menatap Ara dengan raut wajah datar dan hal itu membuat Ara rasanya ingin sekali menghilang dari tempat itu. Ia berpikir keluarga Rey tidak menyukainya.
Namun kekhawatiran Ara seketika sirna, ketika seorang wanita paruh baya menghampirinya dan langsung memeluknya dan tak lama disusul seorang gadis yang Ara prediksi masih umur belasan tahun juga ikut memeluknya yang merupakan mama dan adik perempuan Rey. Terkecuali om dan tante nya Rey yang tetap berada di tempat duduk mereka dengan masih memasang raut wajah datar, dan itu tak lepas dari perhatian Rey yang tahu bahwa om dan tantenya itu tidak menyukai pemandangan yang mereka lihat saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🍀⃟🦌𝙼𝙾𝙼 𝚂𝚈𝙰𝙷𝚆𝙰
Alhamdulillah ara disambut baik sama mama dan adik nya rey...
semoga aja om dan tante nya rey bisa bersikap baik juga sama ara
2024-04-08
0
mama galaau
semangat ya ARA... Rey pasti akan jatuh cinta padamu
2024-04-07
0
@sulha faqih aysha💞
kamu sekarang menjaga batasan atas diri kamu reydan kamu juga belum tahu dan belum mengenal lebih dalam Ara yang sebenarnya
2024-02-21
0