Pria tampan

Yuan yang melihat hal itu dia kembali memutar kedua bola matanya, hal ini membuatnya benar-benar sangat kesal. Entah wanita seperti apa dia, dia benar-benar dikelilingi oleh begitu banyak pria.

"Wanita tidak cantik seperti dia itu Kenapa banyak yang naksir? sebenarnya mata para pria itu buta atau bagaimana?" kesal Yuan yang kemudian berjalan meninggalkan kantin rumah sakit.

"Jadi Anda dokter di sini, Tuan?" tanya Luna.

"Iya, saya adalah dokter spesialis anak-anak." jawab dokter.

Luna tersenyum begitu hangat, dokter yang berpapasan dengan Luna itu terlihat juga tersenyum begitu manis.

"Kamu menjaga Siapa di sini?" tanya Dokter.

"Saya sedang menjaga cucu dari teman kakek saya." jawab Luna.

"Kamu baik banget ya." puji dokter.

"Tidak juga, Dokter." jawab Luna.

Pria itu terus tersenyum, dia menatap wajah Luna yang membuatnya langsung jatuh hati.

"Cucu teman kakekmu itu ada di ruangan mana?" tanya dokter.

"Ruang VVIP kelas pertama." jawab Luna.

"Aku juga merawat salah satu anak yang ada di ruangan itu, kelihatannya mereka kembar namun satunya tidak apa-apa, yang satunya masih di ruang ICU." ucap dokter.

Seketika langkah kaki Luna terhenti, mereka berbicara sembari berjalan. Luna yang terhenti menatap dokter.

"Apakah bocah itu bernama Xiaoran, dokter?" tanya Luna.

Dokter menatap wajah Luna.

"Iya, kok kamu tahu."

"Tentu saja saya tahu, Tuan. Soalnya saya menjaga dua bocah itu." jawab Luna.

Dokter benar-benar tersenyum begitu cerah, secerah pagi hari yang menunjukkan sinar matahari.

"Jadi mereka itu cucu teman kakekmu?" tanya Dokter.

Luna menganggukkan kepalanya.

"Aku hari ini kebagian jaga pagi, lalu kamu mau ke mana sekarang?" tanya Dokter.

"Saya mau ke ruang ICU, mau melihat Xiaoran." jawab Luna.

"Kalau begitu aku temani ya, aku juga mau melihat kondisi anak itu." jawab dokter. padahal seharusnya dia sudah pulang dari rumah sakit malah bertemu wanita cantik dokter itu kembali lagi.

"Dasar tidak tahu diri." ucap lirih Yuan saat melihat Luna jalan bersama dokter.

Dengan begitu telaten Luna merawat si kembar, seorang gadis yang memang temperamennya Sedikit keras itu ternyata mempunyai kelembutan hati seorang ibu.

"Apa kamu mau aku belikan sesuatu, Nona Luna?" tanya Dokter.

"Terima kasih, Dokter. tadi saya sudah makan bersama teman saya." jawab Luna.

Yuan masuk ke dalam kamar Xiaoran, dia menatap Luna yang sudah berada di sana. ketika dia masuk ke dalam kamar itu malah di sana ada dokter yang merawat putranya.

"Apakah sudah selesai, dokter?" tanya Yuan.

"Sudah, Tuan Yuan." jawab dokter.

"Kalau begitu lebih baik kamu keluar saja dari kamar putraku, kamu tidak ada gunanya di sini." Yuan langsung mengusir Luna.

Dilihat berapa kali pun tetap saja Yuan sangat menyebalkan, dokter keluar dari kamar Xiaoran. namun Luna masih berada di dalam kamar itu.

"Aku baru tahu kalau apa yang dikatakan orang-orang itu benar, Han Yuan. pria dingin kasar dan tidak tahu diri, aku merawat putramu karena aku diminta oleh ayahmu. Aku tidak mempunyai niat spapun selain itu."

Yuan tersenyum menatap Luna.

"Aku tahu kamu memiliki niat lain, jangan bilang kalau kamu ingin mendekatiku." jawabYuan.

Luna tersenyum balik, Dia berjalan mendekati Yuan kemudian menarik kera bajunya.

"Kamu kira pria tampan dan kayak sepertimu bisa menarik minatku untuk suka padamu? Maaf ya Tuan Yuan, kamu ini levelnya setara dengan para pria yang selalu menggodaku. Bahkan dokter yang barusan keluar itu aku yakin dia juga sangat kaya bahkan mungkin bisa dibilang sebanding denganmu. Aku adalah wanita yang memiliki prinsip mengenai perasaanku, jadi maaf ya.. Jika hanya untuk menyukai pria tampan dan kaya, aku memiliki stok yang melimpah." Luna melepas cengkraman di kera pakaian Yuan.

Yuan sendiri dia terdiam, dia menatap Luna yang memperlakukan dia seperti itu. "Beraninya kamu melakukan hal itu padaku!" seru Yuan.

Luna tersenyum mengejek pria itu, sesaat kemudian dia mengacungkan jari tengahnya. "Brengsek kau!" Luna keluar sembari tersenyum. Siapa dia yang berani mengatakan hal itu kepadanya, siapa dia yang berani terus-menerus menghinanya.

Luna berjalan ke kamar Xiaomi, Gadis itu melihat Xiaomi sedang berbicara dengan kakeknya juga tuan Han.

"Kamu dari mana saja, Luna?" tanya kakek Lu.

"Dari kantin sebentar kek, tadi Tuan Michelle ingin berbicara denganku." jawab kakek Lu.

"Pria tampan itu ya?" tanya kakek Lu.

Luna tersenyum, berbeda dengan Tuan Han yang malah mencibir kan bibirnya berulang kali. Sekitar beberapa menit kemudian beberapa perawat memberikan suntikan kepada Xiaomi.

"Oh ya kakek, hari ini mungkin aku akan pulang bersama kakek Lu. Besok kalau aku ada waktu aku akan kemari lagi, boleh kan?" tanya Luna

"Mau mengatakan apa lagi, memang Luna tidak mempunyai kewajiban untuk merawat cucu-cucunya.

Tuan Han hanya bisa mengangguk pasrah. "Terima kasih ya kamu sudah mau menolong kakek." ucap Tuan Han.

Luna tersenyum, setelah itu dia berpamitan pulang bersama kakek Lu.

"Dasar Yuan brengsek, kurang ajar tidak tahu diri. Seharusnya dia sangat bersyukur mendapatkan wanita seperti itu, dia itu buta atau bagaimana sih, dia lebih memilih wanita tidak berkelas seperti Hana.

Tuan Han terus mengomel panjang lebar, dia memang tidak suka dan tidak akan pernah suka kepada Hana.

"Kamu tadi ngomongin apa saja sama Michelle?" tanya kakek Lu.

"Ya berbicara pekerjaan kakek." jawab Luna.

"Kakek benar-benar suka dengan perwatakan yang dimiliki oleh Michelle, dia kalem berbicara sopan dan bisa menghargai seorang wanita." kakek Lu terus memuji Michelle.

"Kakek Ini apaan sih, dia itu atasanku kek." jawab Luna.

"Tapi, Kakek bisa melihat Kalau pria itu menyukaimu kok." jawab kakek Lu.

Seberapa besar pun keinginan Tuan Han untuk menyatukan Luna dengan putranya, namun kakek Lu malah berbelok arah. melihat sikap yang ditunjukkan oleh Yuan seperti itu malah kakek lu lebih memilih Michelle atau pria yang lain.

Yuan kembali ke kamar Xiaomi, dia tidak melihat Luna di tempat itu. "Kenapa sepi sekali? di mana wanita itu." guman Yuan dalam hati saat menata ruangan putrinya yang terlihat kosong tidak ada siapapun di tempat itu kecuali suara gemericik yang ada di kamar mandi.

"Kamu mencari Siapa?" tanya Tuan Han yang baru keluar dari kamar mandi.

"Aku tidak mencari siapa-siapa kok." jawab Yuan.

"Kalau kamu mencari temanku dan cucunya mereka sudah pulang." jawab kesal Tuan Han.

Yuan hanya menganggukkan kepalanya. "Dasar anak tidak tahu diri, dikasih yang bagus kok memilih yang jelek." Tuan Han terus mengomel panjang lebar.

Yuan menatap putrinya yang sudah lebih baik, dalam hati pria itu memang mencari keberadaan Luna. entah apa yang terjadi jika putrinya bangun dan mengetahui kalau gadis yang dianggap sebagai mamanya itu sudah meninggalkannya.

*Bersambung*

Mohon dukungannya untuk karyaku.

*Isteri bar-bar bos mafia

*Air mata dan pembalasan

*Isteri bar-bar bos mafia 2

Baca novelku yang lain, terima kasih 🥰👍❤️😊😊

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

kereenn luna

2023-11-30

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

bagus Luna jngn mau kalah sam Yuan lawan trus 💪💪💪

2023-11-19

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

good luna org spr yuan hrs di kerasi dan ditegaskn biar dia gk sok ganteng dan percya dr klu km yg dia pkr ngejr2 km walau nnt dia jth cnt buat dia bertekuk lutut sm km luna jgn mudah tergoda nnt nya

2023-10-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!