Aura gelap

"Tuan Michelle." Luna menatap Michelle yang sudah ada di ruangan Xiaomi.

"Aku kemari karena ada sedikit urusan denganmu." jawab Michelle.

Luna mendekati Michelle, Gadis itu kemudian berpamitan kepada tuan Han.

"Ternyata Bosnya itu sangat pengertian, dia begitu lembut dan kata-katanya membuat orang lain begitu di hargai." kata tuan Han sembari melirik Yuan yang ada di ruangan putrinya.

"Memangnya aku pikirkan Ayah, aku tidak ada hubungan dengan wanita itu."

"Mengapa juga aku harus memikirkan perkataan Ayah." jawab Yuan yang kemudian mengambil ponselnya.

Luna dan Michel keluar dari ruangan Xiaomi, si kecil itu menatap Luna yang sudah meninggalkannya.

"Mama mau ke mana, kakek?" tanya Xiaomi.

"Mamamu sedikit ada urusan, kamu di sini saja sama kakek. Mamamu kan bekerja, nanti kalau tidak bekerja dia bisa dimarahi oleh bosnya." jawab Tuan Han.

Mendengar penjelasan dari kakeknya, Xiaomi menganggukkan kepalanya. Sedangkan Yuan pria itu keluar dari ruangan putrinya, Tidak jauh dari kamar Xiaomi Michelle dan Luna sedang berbicara.

Terlihat sekali kalau dua orang itu begitu akrab, mereka tersenyum begitu manis.

"Para pria itu sebenarnya menggunakan mata atau tidak sih, mereka menganggap gadis ingusan itu begitu spesial. Memangnya dia spesial dari apanya sih?" Yuan kemudian berjalan hendak meninggalkan ruangan putrinya.

"Nona Luna." Panggil Chen.

Luna menoleh menatap Chen yang berada di dekatnya.

"Iya, Tuan Chen. ada apa?" tanya Luna.

"Kamu sudah makan, belum?"

"Belum, Memangnya ada apa?"

"Jadi kamu belum makan, Luna?" tanya Michelle yang memutus pembicaraan dua orang itu.

"Ya, tuan. Saya belum makan, soalnya tadi gadis kecil itu terus menangis. kasihan Kalau ditinggal." jawab Luna.

"Bagaimana kalau kita makan dahulu." ucap bersamaan Michelle dan Chen.

Luna tersenyum menatap dua pria yang ada di depannya itu. "Ya sudah kalau begitu, kita makan bersama saja. Lagi pula makanan di kantin banyak kan." jawab Luna yang kemudian berjalan terlebih dahulu.

Yuan yang melihat hal itu dia benar-benar dibuat kesal, bahkan orang kepercayaannya saja sampai mengikuti Luna.

"Entah sihir apa yang dimiliki oleh wanita itu, hingga chen mengikutinya seperti itu." cibir kesal Yuan yang kemudian memilih duduk di salah satu kursi yang tidak jauh dari kamar putrinya.

"Oh ya Tuhan Michelle, Apa yang membuat Tuan kemari?" tanya penasaran dari Chen.

"Tentu saja aku mencari anak buahku, Tuan Chen. Kamu tahu kan dia adalah salah satu aset dari perusahaanku, tidak mungkin kan aku membiarkannya sendirian di sini. Lagi pula jika tidak ada dia mana bisa Aku mengerjakan beberapa pekerjaanku." jawab Michelle dengan begitu lugas.

Mendengar jawaban seperti itu, terlihat sekali kalau Yuan sedikit cemburu. Raut wajahnya seketika berubah setelah mendengar perkataan Michelle.

"Yang saya dengarkan Tuan Michelle itu mempunyai hubungan dengan sekretaris Tuan. Apa benar?" Chen mulai menyelidiki.

"Aku tidak tahu sih informasi itu dari mana, Tapi yang jelas aku tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan sekretarisku. dia adalah pekerja ku, tentu saja apa yang aku kerjakan itu juga berhubungan dengan dia." jawab Michelle.

"Tapi yang Saya dengar itu Tuan Michelle berkencan dengan dia ya?" Chen terus memprovokasi Michelle.

Michelle yang ingin meminum air itu pun seketika dia tersedak, Luna langsung menepuk punggung Michelle Sedikit keras.

"Jangan terburu-buru kalau minum, Tuan. Memangnya apa sih yang membuat Tuan terburu-buru?" tanya Luna.

Tak sengaja di tempat itu juga ada Yuan yang ternyata mengikuti anak buahnya dan Michelle. Dia melihat 2 pria saling menyerang satu sama lain, pembicaraan mereka itu saling menyudutkan satu sama lain.

"Oh ya Luna, ada beberapa klien yang ingin bertemu denganmu. Apakah besok kamu ada waktu?" tanya Michelle.

Luna menganggukkan kepalanya, dia juga harus segera kembali bekerja karena tidak mungkin dia mengambil cuti terlalu lama.

"Bagaimana kalau besok aku mengantarmu ke tempatmu kerja, Luna?" tanya Chen.

Luna menatap pria muda yang ada di depannya itu, ingin mengatakan sesuatu malah Michelle langsung menghentikannya.

"Tidak perlu Tuan Chen, tidak perlu repot-repot. Besok aku akan menjemput Luna di rumah sakit, lagi pulang jalan dari rumahku ke rumah sakit ini sama kan." ucap Michelle yang membuat Chen langsung terdiam di kursi yang lain.

Yuan terus menatap perdebatan dua pria itu. "Memangnya apa spesialnya sih wanita itu, kenapa dua pria itu memperebutkan dia." ucap Yuan yang terus memperhatikan Luna.

Tak sengaja Luna menoleh, dia menatap Yuan yang ada di kantin rumah sakit juga. "Kelihatannya majikanmu itu juga kelaparan." ucap Luna.

Chen menatap tempat yang ditunjuk oleh Luna, ternyata Bosnya juga ada di sana.

"Buruan kamu temani bosmu itu, kasihan dia sendirian. nanti dia kira tidak punya siapa-siapa." Michelle mengusir Chen.

"Kenapa aku harus menemani bosku, dia kan pria, Kenapa juga aku harus melakukannya?" tanya Chen.

"Kamu tidak punya pekerjaan lain, Chen?" tiba-tiba Yuan sudah berada di samping Chen.

Chen terkejut ketika melihat bosnya malah sudah berada di sampingnya. "Maaf..maaf, tuan." Chen yang kemudian langsung berdiri meninggalkan tempat itu.

Michelle tersenyum saat melihat Chen sudah pergi.

"Apakah anda sudah selesai dengan wanita ini?" tanya Yuan sembari menunjuk Luna.

"Dengarkan saya baik-baik, Tuan Yuan. Bisakah Anda berbicara dengan sopan, saya ini mempunyai nama jangan memanggil saya seperti itu." Luna selalu kesal jika berbicara dengan Yuan.

"Tentu saja aku harus memanggilmu itu, kalau tidak aku harus memanggilmu apa." jawab Yuan.

Lebih baik diam daripada berdebat dengan Yuan, Luna lebih memilih tidak ingin meneruskan perkataannya daripada dia marah sendiri.

"Oh ya, Luna. Aku sudah memberikan semua foto-foto itu kan? Jadi aku minta kamu segera membuat sketsanya. Besok aku akan menjemputmu." Michelle yang kemudian berpamitan pergi meninggalkan Luna.

Luna melambaikan tangannya sembari tersenyum.

Yuan benar-benar tidak suka dengan gadis yang ada di sampingnya itu, dia begitu tebar pesona, sok cantik sok menyenangkan dan benar-benar membuatnya tidak suka.

Luna berdiri meninggalkan Yuan yang terus mengomel panjang lebar. Ngapain juga terus berdebat dengan pria itu, lama-kelamaan mungkin sakit jiwa yang akan dialami oleh Luna.

"Aku kan sedang berbicara denganmu, Kenapa kamu langsung pergi seperti itu?" tanya Yuan.

"Kenapa juga aku harus mendengarkan semua ocehanmu, Tuan Yuan. lagi pula aku masih banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan." jawab Luna yang kemudian pergi.

Yuan menghela nafasnya berulang kali, pria itu benar-benar dibuat kesal oleh gadis muda yang tiba-tiba dia kenal.

Seorang pria yang berpapasan dengan Luna nampak dia tersenyum menatapnya, bahkan pria itu benar-benar memberi godaan kepada gadis muda itu. Luna hanya tersenyum, dia melirik sembari memainkan bibirnya. Pria itu benar-benar terpesona oleh Luna, langkah kakinya terhenti kemudian berbalik mengejar Luna.

*Bersambung*

Mohon dukungannya untuk karyaku.

*Isteri bar-bar bos mafia

*Air mata dan pembalasan

*Isteri bar-bar bos mafia 2

Baca novelku yang lain, terima kasih 🥰👍❤️😊😊

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

bagus Luna jngn mau kalah sama Yuan 💪💪💪

2023-11-19

2

Endangdaman

Endangdaman

lagi

2023-10-28

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

lanjut thor

2023-10-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!