Merawat si kembar

Luna sudah berada di rumah sakit, dia sedang menandatangani beberapa persyaratan untuk si kembar. "Tenanglah, Kakek. tenang..," Luna menenangkan Tuan Han.

"Jika terjadi sesuatu kepada cucu-cucuku, aku akan hancur, Luna.' Tuan Han mulai menangis.

Sesaat kemudian Yuan datang ke tempat itu bersama dengan Hana. "Di mana anak-anak, Ayah?" tanya Yuan.

Tuan Han tidak menjawab, Dia masih kesal dengan putranya. Pria itu lebih mementingkan pekerjaan daripada anak-anaknya, apalagi Yuan datang ke rumah sakit bersama Hana.

"Kamu masih peduli dengan anak-anakmu? ngapain kamu ke sini?" tanya Tuan Han.

"Mereka adalah anak-anakku, ayah." Tuan Han mencibirkan bibirnya. Dia tidak pernah melihat kasih sayang tulus dari Yuan untuk anak-anaknya.

"Aku akan masuk dulu ya kek, kakek di sini saja." Luna masuk ke dalam kamar rawat si kembar.

"Kenapa kamu ke sana?" tanya Yuan.

Luna tidak menghiraukan perkataan pria itu, dia masuk ke ruang rawat si kembar sedangkan Tuan Han langsung menghentikan putranya.

"Jangan mengganggu anak-anakmu, Yuan. mereka sakit." jawab tuan Han.

"Biar saya merawat si kembar, tuan." Maksud hati Hana ingin mencari perhatian.

"Tidak usah, jangan sampai kamu mendekati cucu-cucuku. Aku tidak akan membiarkanmu mendekati mereka!" seru Tuan Han.

"Memangnya kenapa Hana tidak boleh merawat mereka, ayah?" tanya Yuan.

"Aku sudah katakan padamu dan aku sudah memutuskan siapa yang akan menjadi Ibu dari cucu-cucuku." jawab kakek Han.

"Apa maksud paman mengatakan itu, saya adalah kekasih dari Yuan. Saya adalah wanita yang berhak untuk merawat anak-anak itu, Lalu kenapa paman mengatakan hal itu kepada saya? seharusnya Paman menghargai perasaan saya." Hana terus membantah perkataan tuan Han.

"Aku sudah memutuskan dan aku tidak akan pernah mau menerimamu menjadi menantuku." Tuan Han kemudian meninggalkan Hana dan Yuan. Pria tua itu lebih memilih untuk masuk ke dalam ruang rawat si kembar.

Kelihatan sekali dari raut wajah pria tua itu kalau dia tidak terlalu bahkan tidak menyukai Hana sama sekali.

"Bagaimana kondisi anak-anak itu, Luna?" tanya Tuan Han.

"Mereka baru disuntik, kek." jawab Luna.

"Terima kasih ya, Luna. karena kamu mau membantu kakek, Kamu tahu kan Kakek benar-benar sangat ketakutan." ucap Tuan Han yang tertunduk lesu.

"Kakek Tenang saja, lagi pula Kata kakekku sebentar lagi dia akan sampai di sini." Luna tersenyum setelah mengatakan itu.

Karena tidak ingin Hana bertengkar dengan ayahnya, Yuan lebih memilih untuk meminta Hana pulang terlebih dahulu, kakek Lu sudah berada di sana, dia menemani sahabatnya yang cucunya sedang sakit bahkan salah satu diantara mereka harus dirawat di ruang ICU.

"Lebih baik kamu pulang saja, kamu tidak terlalu dibutuhkan di sini." Yuan mengusir Luna.

Tak ada kata yang diucapkan oleh Luna, dia tidak menghiraukan semua perkataan Yuan sama sekali.

GREPP..

kamu benar-benar berusaha mencari perhatian ya dengarkan aku baik-baik Luna Aku tidak suka kamu berada di sini apalagi berusaha untuk mencari perhatian anak-anakku Aku tidak akan jatuh hati padamu Bahkan aku juga tidak akan menerimamu sama sekali tiba-tiba saja Yuan mengatakan itu setelah dia mendengar perkataan ayahnya. Anda benar-benar sangat bangga dengan diri Anda tuan Yuan Kenapa juga Anda mengatakan itu Anda harus tahu aku tidak peduli dengan kata-kata yang anda keluarkan itu aku tidak peduli dengan semua sifat negatifmu itu aku kemari karena aku diminta oleh kakek Han karena anak-anakmu mencariku jadi buanglah sikap egois dan sokmu itu lagi pula aku juga tidak akan tertarik dengan dirimu jawab Luna yang kemudian pergi meninggalkan Yuan pria yang begitu sombong angkuh dan terlalu percaya diri itu.

"Wanita ini benar-benar sangat menyebalkan, beraninya dia menghinaku seperti itu, beraninya dia mengatakan kata-kata seperti itu." Yuan sedikit murka dengan kata-kata yang diucapkan oleh Luna.

Bagaimana tidak, semua perkataan yang keluar dari mulutnya Itu adalah sebuah kebenaran, memangnya siapa yang akan jatuh cinta padanya, dia mau apa dan mau apapun itu terserah dia. tapi yang jelas sikap yang ditunjukkan Yuan itu benar-benar membuat Luna tidak suka sama sekali.

Setelah beberapa jam kemudian Xiaomi sudah sadar, dia menatap Luna yang ada di sampingnya. Alat bantu oksigen masih menempel di hidungnya, gadis kecil itu berusaha untuk meraih tangan Luna.

"Ada apa?" tanya Luna dengan lembut.

Tak ada kata yang keluar dari mulut Xiaomi karena dia masih lemah. "mama" gerakan bibir Xiaomi dapat terbaca.

Luna tersenyum, dia mengelus rambut Xiaomi dengan begitu lembut. "Tenanglah, Sayang. tenang, Aku ada di sini aku akan menjaga kalian berdua." ucap lembut Luna berulang kali.

Rasa ketakutan itu seketika lenyap, tangan yang masih diinfus itu memegang erat tangan Luna.

Malam ini Luna akan menginap di rumah sakit, dia mengerjakan pekerjaannya di rumah sakit karena dia sudah meminta izin kepada Michelle.

Keesokan hari Luna pergi ke ruangan Xiaoran, bocah laki-laki itu menatap Luna yang masuk ke dalam kamarnya. "Mama." panggil Xiaoran.

Luna tersenyum menatap bocah kecil itu, salah satu tangannya langsung mengelus lembut kepala Xiaoran. "Kamu sudah bangun, sayang?" tanya Luna.

Xiaoran menganggukkan kepalanya.

"Kamu mau makan?" tanya Luna.

Xiaoran kembali menganggukkan kepalanya, bocah berusia 5 tahun itu menatap Luna dengan begitu hangat.

"Kamu mau susu atau apa?" tanya Luna kembali.

"Aku mau makan di suapin Mama." jawab Xiaoran.

Mau tidak mau Gadis itu akhirnya menyuapi bocah kecil yang masih terbaring, berbeda dengan Xiaoran. Xiaomi masih menggunakan alat batu pernafasan, kakek lu dan Tuan Han menatap interaksi antara Xiaomi dan Luna.

"Cucuku selalu tenang bersama dengan cucumu." ucap Tuan Han.

"Kamu tahu sendiri kan anakmu itu sangat menyebalkan, dia selalu menghina cucuku dengan kata-kata yang begitu tajam. Kalau dipikir-pikir.. bisa mati mengenaskan kalau cucuku menikah dengan putramu." kakek Lu malah sekarang berpindah haluan.

Melihat semua sikap yang ditunjukkan oleh Yuan membuat kakek Lu harus berpikir ulang, pria tua itu sudah tidak mempunyai keluarga selain 2 cucunya itu. Jika sampai Luna disakiti Yuan, maka dia juga akan ikut menderita.

Sekitar 30 menit kemudian Michelle sudah sampai di rumah sakit, dia mencari keberadaan Luna yang masih merawat si kembar. Gadis itu tidak menyembunyikan apapun kepada Michelle karena memang dia tidak ada hubungan spesial apapun dengan Yuan.

"Tuan Yuan." panggil Michelle.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Tuan Michelle ?" tanya Yuan saat melihat Michelle ada di rumah sakit.

"Saya ada sedikit keperluan dengan Luna, jadi saya kemari untuk berbicara dengannya." jawab Michelle.

*Bersambung*

Mohon dukungannya untuk karyaku.

*Isteri bar-bar bos mafia

*Air mata dan pembalasan

*Isteri bar-bar bos mafia 2

Baca novelku yang lain, terima kasih 🥰👍❤️😊😊

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

yuk kita rame" tabok yuan pake sendal jepit

2023-11-21

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

si Yuan bukannya terima kasih sama Luna malah ngehina bikin pengen nabok tahu gak 😤😤😤

2023-11-19

2

Endangdaman

Endangdaman

bukannya Terima kasih eh malah songong nih orang pengen di ulekin tuh mulutnya 🙄🙄🙄🙄🙄😒😒😒

2023-10-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!