"Heh..," Luna kesal bukan kepalang karena kehadiran Yuan.
Tatapan mata Chen terus menatap Luna yang keluar dari kantor atasannya, senyumnya terukir begitu tampan, dia tidak berkedip sama sekali.
Jantungku bisa rontok karena senyumnya itu, Oh Tuhan.. andaikata dia menjadi jodohku akan ku terima dengan begitu lapang dada, selapang lapangan sepak bola ataupun area konser.
"Chen." Panggil Yuan. pria itu dari tadi melihat bawahannya yang terus menatap Luna tanpa berkedip sama sekali. Dipanggil satu dua kali tetapi tidak respon. Hal itu membuat Yuan sedikit kesal kepada anak buahnya itu.
Begitu pula dengan Michelle, pria itu juga dari tadi melihat apa yang dilakukan oleh Chen.
"Pria ini mau macam-macam ya? apa dia mau melirik Luna? Kalau dia mau melakukannya dia harus menghadapi ku, tidak boleh ada satu pria pun yang berani meliriknya."
Tatapan mata tidak senang akhirnya terlihat dari Michelle karena Chen dari tadi terus memperhatikan Luna.
Tok..
Tok..
Tok..
pintu kantor Michelle diketuk Veve, saat baru di kantor Michelle, di sana dia menatap tiga pria tampan yang berkumpul menjadi satu ruangan.
"Tuan, ini minumannya." Veve menaruh tiga minuman di meja kantor Michelle.
"Terima kasih, Veve. sekarang kamu boleh pergi." ucap Michelle.
"Apa Saya tidak dibutuhkan, Tuan? Kalau tuan membutuhkan sesuatu saya akan tetap di sini." ucap Veve penuh harap.
Maksud hati sih dia ingin mencari muka di depan para pria tampan itu, namun apa yang dia pikirkan malah tidak seperti ekspektasinya.
"Heh..," helaan nafas Veve.
"Kamu bisa pergi sekarang, Veve." ucap Michelle.
"Baiklah, tuan." jawab lemas Veve. Veve menatap tiga pria itu, namun sayangnya tidak satu pria pun yang mau menatapnya.
"Baiklah kalau begitu, apakah anda ingin membicarakan mengenai sesuatu, Tuan?" tanya Michelle.
"Aku kemari ingin membicarakan mengenai bisnis kita bersama dengan beberapa keperluan yang lain." jawab Yuan.
"Apakah anda ingin membahas sesuatu lagi, Tuan?" tanya Michelle kembali.
"Ada beberapa desain yang kemarin kamu tunjukkan padaku, aku ingin sedikit merubah desain itu." jawab Yuan.
"Baiklah kalau begitu, saya akan memanggil Nona Luna kemari karena desain itu dia yang membuat. Saya kurang paham dengan desain itu." ucap Michelle yang kemudian menelpon Luna untuk memintanya ke kantor.
Chen yang mendengar nama Luna seketika dia tersenyum, sedangkan Yuan dia langsung menginjak kaki anak buahnya. "Kenapa kamu dari tadi senyum-senyum? kamu kesambet apa?" tanya Yuan yang membuat Chen langsung terdiam.
Sekitar 5 menit kemudian Luna sudah berada di kantor Michelle. "Iya Ada apa, Tuan?" tanya Luna.
"Oh ya Luna, begini. Tuan Yuan ingin membicarakan mengenai desain yang beberapa hari ini kita kirim ke perusahaannya." jawab Michelle.
Luna menatap Yuan dengan tatapan mata yang benar-benar menunjukkan ketidaksukaan.
"Duduklah di sini, Nona Luna." ucap Chen sembari menepuk salah satu sofa di sampingnya.
Michelle langsung menarik tangan Luna hingga membuat Luna terduduk di sofa sampingnya.
"Aduh..," Luna sedikit tersentak ketika Michelle menarik tangannya.
Tatapan mata tidak suka, raut wajah yang sedikit kesal ditunjukkan oleh Yuan.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Luna.
"Tolong jelaskan mengenai desain yang kalian berikan ke perusahaanku, karena ada beberapa desain yang membuatku sangat penasaran." jawab Yuan.
"Maksud Tuan desain yang mana?"
Yuan mengeluarkan beberapa desain perhiasan yang dibuat oleh Luna. beberapa desain itu memang sangat bagus, glamor bahkan menunjukkan kalau si pemilik dan pemakai perhiasan itu adalah orang yang sangat hebat.
"Desain ini akan dibuat dengan beberapa batu safir juga beberapa sentuhan dari emas murni yang sangat berkualitas." jawab Luna.
"Apakah kamu yakin beberapa batu berharga itu akan membuat desain ini semakin menarik?"
"Tentu saja, tuan. Besok atau lusa saya dan Tuan Michelle akan mulai membuat perhiasan itu, kemungkinan besar membutuhkan waktu lumayan lama karena kami harus mengerjakannya secara teliti, halus bahkan harus berhati-hati karena kemungkinan rentan kerusakan sangat besar." jawab Luna yang memberi penjelasan begitu detail.
"Kenapa kamu sangat yakin kalau kamu bisa membuat perhiasan ini? yang aku tahu kamu kan karyawan beberapa minggu saja di sini?" pertanyaan itu keluar dari mulut Yuan. pertanyaan yang begitu menghina seolah Luna adalah anak baru kemarin yang tidak terlalu mengenal perhiasan.
"Dengar ya tuan, walaupun umur saya lebih mudah dari Anda bahkan saya bisa dibilang tidak terlalu lama bekerja di dunia seperti ini. tapi saya pastikan saya dan Tuan Michelle bisa memberi kualitas terbaik kepada anda." jawab Luna dengan keangkuhan yang sangat besar.
Memangnya siapa yang mau dihina seperti itu, kata-kata yang keluar dari mulut Yuan begitu penuh penekanan bahkan penghinaan yang besar kepada Luna.
"Baguslah kalau begitu, aku akan menanti apa yang kamu janjikan, Jika kamu tidak bisa menepati kata-katamu Maka jangan salahkan aku jika aku akan meminta Michelle untuk memecatmu." Luna hanya tersenyum mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Yuan.
Bukan bermaksud apa sih, pria angkuh menjengkelkan dan benar-benar egois itu tidak akan pernah tahu mengenai perhiasan sama sekali.
"Baiklah, Tuan. karena saya sudah selesai di sini, bolehkah saya kembali?" tanya Luna.
"Silahkan Luna." jawab Michelle sembari tersenyum.
Luna membalas senyuman kepada pria itu, Sedangkan Yuan dia nampak benar-benar sedikit kesal. Sesaat kemudian ponsel Yuan mulai berdering, pria itu menatap ponselnya. di sana tertera nama ayahnya yang sedang menelpon.
"Ada apa, Tuan?" tanya Yuan.
Yuan tidak menjawab, dia menjawab panggilan telepon dari sang ayah.
"Ada apa, Ayah?" tanya Yuan.
"Cepatlah kembali, Yuan. Putramu sedang sakit, kelihatannya dia mengalami demam." jawab Tuan Han.
"Kenapa bisa seperti itu? tadi kan tidak apa-apa, Ayah?" tanya Yuan kembali.
"Kamu kira Ayah tahu? kalau kamu tidak mau pulang ya tidak apa-apa, aku akan membawa mereka ke rumah sakit. Kamu ini sebagai seorang ayah tidak becus sama sekali." tuan Han langsung mematikan ponselnya.
Sesaat kemudian giliran ponsel Luna yang berdering, Gadis itu melihat ponselnya. di sana malah terpampang nama Tuan Han yang menelpon. "Kok ganti ke nomor ponselku sih." guman Luna dalam hati. tak ingin berpikir panjang Luna langsung menjawab telepon tersebut.
"Iya, kakek." jawab Luna.
"Kamu ada di mana, Luna?" tanya Tuan Han.
"Masih ada di tempat kerja kek." jawab Luna.
"Bisakah aku minta tolong padamu, Luna? ini benar-benar sangat mendesak." ucap Tuan Han.
"Memangnya ada apa kek?" tanya Luna lembut.
"Cucu kakek sakit, kakek harus membawanya ke rumah sakit. Kakek sedikit trauma dengan tempat itu, Bisakah kamu menemani kakek ke rumah sakit?" tanya Tuan Han yang sudah kebingungan.
"Baiklah kalau begitu, saya akan bicara sebentar dengan atasan saya. Hana kemudian mematikan ponselnya Gadis itu berbicara dengan Michelle.
"Baiklah kalau begitu, nanti kamu telepon aku. aku akan menjemputmu." ucap Michelle.
*Bersambung*
Mohon dukungannya untuk karyaku.
*Isteri bar-bar bos mafia
*Air mata dan pembalasan
*Isteri bar-bar bos mafia 2
Baca novelku yang lain, terima kasih 🥰👍❤️😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Nor Azlin
biarin aja si Michelle suka dengan luna dari pada si Yuan yang angkuh itu deh...ini pasti ulahnta si hana yah ...katanya tadi pagi masih elok malah sekarang sakit2tan lagi duhhh dasar ular menyebalkan kayak seperti bis nya itu deh ...kenapa juga si tua Han itu tidak memberi Bodyguard atau mata2 untuk mengambil tau kenapa cucu2 bersikap seperti itu deh ....cari tau lah jangan sampai cucu2 mu & pewaris keluarga mu mati baru kamu mau bertindak ...kaya raya aja keselamatan cucu2 mu masih bergantung pada sakataris anak mu itu ...Anak mu itu lagi satu membuat anak aja pandai kebajikan anak langsung diserahkan bulat2 sama perempuan ular itu ...apa dia tidak merasa anih yang anak tiba2 menghilang kemudian yang menemukan &menyelamatkan orang lain bukannya si Hana ular betina itu dasar Yuan yang bego deh...lanjut kan thor
2023-11-20
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ternyata Michelle suka sama Luna kan
2023-10-27
0