"Kamu sangat cantik, Luna." puji tuan Han.
"Terima kasih kek." jawab Luna.
"Ayah buta ya? wanita seperti dia ayah bilang cantik?" Yuan terus menghina Luna.
"Heh.., aku bukan wanita seperti para penghibur mu." jawab Luna.
"Lebih baik kita kesana, Luna." Michelle mengajak Luna menemui para pengusaha.
Banyak dari para pengusaha yang memuji kecantikan dan kepandaian Luna dalam mendesain perhiasan.
"Kapan-kapan aku ingin memberikan hadiah untuk isteriku, akan meminta nona Luna membuat khusus untuk saya." ucap salah satu pengusaha.
"Tentu, asisten saya ini sangat luar biasa." jawab Michelle.
Veve yang berada tidak jauh dari tempat Michelle, terlihat wanita itu begitu marah. dia begitu tidak menyukai keberadaan Luna di samping Michelle.
"Dasar wanita tidak tahu diri, beraninya dia mendekati tuan Michelle." ucap Veve.
"Hallo Veve." salah satu pria mendatangi Veve.
"Ada apa." jawab kesal Veve.
"Tumben sekali kamu tidak datang bersama dengan tuan Michelle?" tanya si pria. memang biasanya Veve selalu ada di samping Michelle di manapun dia berada.
"Jangan membuatku bertambah kesal!" bentak Veve.
Di pesta itu Luna menjadi pusat perhatian dari para tamu, mereka selalu memuji Luna tanpa henti.
"Ternyata Luna sangat terkenal." ucap Chen.
"Kamu benar sekali, Chen." jawab tuan Han.
Yuan menatap Luna yang sedang berada di antara para tamu, mereka terlihat begitu memuja gadis itu.
"Hebat dari mananya, wanita seperti dia malah di puja-puji seperti itu." cibir Yuan. pria itu mencibir Luna dengan semua kata-katanya.
"Tapi dia sangat cantik kan Chen?" tanya tuan Han.
"Iya." jawab Chen.
"Heh.., aku benar-benar sangat suka dengan gadis itu." ucap tuan Han.
"Kalau dia mau sama aku, aku pasti mau sama dia." jawab Chen.
"Mau mu Chen." tuan Han memukul pundak Chen.
"Habis dia sangat cantik, tuan." ucap malu Chen.
"Matamu juga sakit, Chen?" tanya Yuan.
"Tidak, tuan." jawab Chen.
"Tuan." panggil Hana.
Yuan menoleh menatap Hana.
"Ada apa, Hana?" tanya Yuan.
Tak ada perkataan, namun Hana tersenyum menatap Yuan dengan lekat.
Tuan Han menatap Hana, pria tua itu langsung menunjukkan ketidak sukaannya kepada wanita itu.
"Ayo kita pergi dari sini." ajak tuan Han.
"Acaranya sangat meriah, Tuan." ucap Hana.
"Tentu saja acaranya sangat meriah, ini adalah launching dan perkenalan beberapa produk kerjasama antara perusahaanku dan tempat Michelle." jawab Yuan.
"Begitu banyak para tamu pengusaha yang hadir di acara ini, pasti launching hari ini sukses."
"Tentu saja, acara launching hari ini sangat sukses. Beberapa desain yang tadi dibawakan oleh model juga dipesan dalam jumlah yang lumayan." jawab Yuan.
Tatapan mata Hana menatap seorang wanita yang berdiri bersama dengan Michelle, sesaat kemudian tatapan mata itu terhenti ketika melihat sosok Luna yang ada di sana.
"Kenapa wanita itu ada di sana, Tuan?" tanya Hana.
"Siapa?" tanya Yuan kembali.
Hana menunjuk Luna yang sedang berdiri bersama dengan Michelle.
"Oh.. wanita itu ya, dia adalah asisten dari Michelle dia juga yang mendesain beberapa perhiasan yang tadi diperagakan oleh model." jawab Yuan.
"Mana mungkin dia sehebat itu, Tuan." Hana tidak terima.
"Kamu kira aku tahu, kalau kamu mau tahu tanya saja sendiri sama dia." jawab kesal Yuan yang kemudian pergi ke tempat Michelle.
"Kenapa sih wanita itu harus ada di sini, Lihatlah dia bertingkah seolah Dia itu orang hebat. Dia bertingkah seperti dia itu Wanita luar biasa." cibir Hana yang kemudian mengikuti Yuan.
"Kerjasama anda dan Tuan Michel benar-benar sangat hebat, Tuan Yuan. perusahaan kalian akan semakin maju." puji beberapa pengusaha.
Yuan ataupun Michelle hanya tersenyum, tatapan mata dua pria itu menatap Luna yang terlihat begitu berbeda.
"Tentu saja, Tuan. Tentu saja produk yang dihasilkan oleh perusahaanku ataupun rumah perhiasan milik Tuan Michelle tidak akan pernah gagal." jawab angkuh dari Yuan.
Mendengar jawaban seperti itu Lina hanya menunjukkan senyumnya, cibiran itu dapat terlihat dari bibir yang tertarik sedikit itu.
Walaupun berbicara seperti itu namun dalam hati ada perkataan lain, mulutnya bisa berbohong tapi tatapan matanya tidak akan bisa dibohongi. Yuan terus menatap Luna yang berbicara dengan para pengusaha, apalagi Michelle yang terus menggenggam erat tangannya.
Setelah acara selesai Michelle mengantar Gadis itu kembali pulang.
"Oh ya Luna, Selamat malam semoga mimpi indah ya." ucap Michelle.
"Terima kasih Tuan." jawab Luna.
Setelah acara launching itu nama Luna semakin diperhitungkan di dunia desain perhiasan dan pakaian. tempat Michelle juga semakin melambung tinggi, kerjasamanya dengan Yuan juga terjalin sangat luar biasa.
"Oh ya Luna, beberapa pesanan dari model yang kamu buat waktu itu benar-benar sangat populer." ucap Michelle.
"Terima kasih tuan, Tapi kalau model itu sangat diminati oleh para klient kita, kenapa kita tidak membuat produk paten?" tanya Luna.
"Sudah, aku sudah membuatnya. kamu jangan takut." jawab Michelle tersenyum.
Tok..
Tok..
Tok..
pintu kantor Michelle diketok.
"Masuk." jawab Michelle.
Veve masuk dengan raut wajah yang sedikit kesal.
"Ada apa, Veve?" tanya Michelle.
"Tuan, ada Tuan Yuan yang ingin bertemu." jawab Veve.
"Tuan Yuan?" tanya Michelle bingung.
"Iya, tuan tuan Yuan ingin bertemu dengan Anda." jawab Veve sembari menatap Luna yang sedang duduk bersama dengan bosnya.
Michelle sedikit bingung karena kedatangan Yuan, biasanya Michelle lah yang akan ke tempat pria itu jika ada sesuatu, namun sekarang malah Yuan sendiri ke tempat Michelle.
"Ya sudah kalau begitu kamu persilahkan tuan Yuan untuk masuk." jawab Michelle.
"Apakah Luna akan tetap di sini, Tuan? Kenapa dia tidak disuruh keluar saja!" tanya spontan dari Veve.
"Apa maksudmu, Veve. apa kamu lupa kalau dia adalah asistenku, jadi dia akan tetap berada di sini bersamaku. Karena Kami sedang mendesain produk baru." jawab Michelle.
Vevr begitu kesal, dia begitu marah karena Michelle memperlakukan Luna begitu spesial. wanita itu keluar dengan bibir yang mengerucut, emosi yang membesar bahkan tatapan mata yang menunjukkan kalau dia benar-benar marah.
"Kelihatannya sekretaris Tuan itu sedang marah." canda Luna.
"Sudah, tidak usah dihiraukan. Lebih baik kamu berikan aku beberapa ide untuk perhiasan ini." jawab Michelle.
Yuan dan Chen masuk ke dalam ruangan Michelle, 2 pria itu menatap Michelle yang sedang duduk bersama di dua kursi berbeda dengan Luna.
"Selamat siang tuan Michelle." sapa Yuan.
"Selamat siang tuan Yuan, silahkan." Michelle berdiri mempersilahkan Yuan duduk di kursi tamu.
"Kelihatannya anda sedang sibuk, Tuan Michelle?" tanya Yuan.
"Iya, tuan. Saya dan asisten saya sedang mendesain pakaian baru." jawab Michelle.
sorot mata Yuan menatap Luna pria itu nampak menunjukkan gurat senyum di bibirnya.
"Ada apa Tuan kemari?" tanya Michelle.
"Aku kemari karena aku harus membahas beberapa kerjasama antara perusahaanku dan tempatmu ini." jawab Yuan.
"Kalau begitu aku keluar sebentar, Tuan Michelle. Aku akan melanjutkan di tempatku sendiri." Luna berdiri kemudian berpamitan kepada tiga pria itu.
Chen menatap Luna yang pergi dari ruangan itu, pria itu tersenyum begitu manis sembari menggerakkan tangannya.
*Bersambung*
Mohon dukungannya untuk karyaku.
*Isteri bar-bar bos mafia
*Air mata dan pembalasan
*Isteri bar-bar bos mafia 2
Baca novelku yang lain, terima kasih 🥰👍❤️😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Nor Azlin
biat si Yuan sombong deh kerana orang yang bersikap sombong akan memakan dirinya sendiri ...hari ini di merendahkan orang lain mungkin di lain waktu saat dia pula yang akan di rendahkan orang deh ...karma itu ada jangan terlalu sombong kerana nanti kamu itu akan menjilat ludah mu sendiri deh ...lanjut kan thor
2023-11-20
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Chen panas"in si Yuan biar cembokur kok songong di pelihara sih 🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-10-27
0
Bunda HB
Pepet terus smpe dpt Chen biar bos mu kebakaran jengot.sombong setinggi langit...😂😂
2023-10-26
2