"Tuan." panggil salah satu pekerja pameran.
"Ada apa." jawab Michelle.
"Tuan, ada sedikit masalah." jawab si pria.
"Memangnya ada masalah apa?" tanya Michelle kembali.
"Tuan, salah satu model yang akan menjadi peraga dari perhiasan itu tidak bisa kemari. Dia mengalami kecelakaan." jawab si pria.
"Apa maksudmu?" tanya Michelle.
"Maaf tuan, kami harus mencari model mendadak."
"Ada apa, Tuan Michelle?" tanya Luna.
"Salah satu model yang akan menjadi peraga mengalami kecelakaan." jawab Michelle.
Setelah mengatakan itu tiba-tiba saja dia menatap Luna, sosok yang begitu sempurna sebagai model dari beberapa perhiasan desainnya sendiri.
"Kenapa Anda melihat saya?" Luna merasakan sesuatu.
"Luna, bisa minta tolong, tidak?"
"Ada apa Tuan?"
"Begini, kamu bisa menjadi model perhiasan itu kan?"
"Tapi Tuan, Saya tidak pernah menjadi model."
"Ayolah Luna, tolong.. tolong aku." raut wajah memelas ditunjukkan oleh Michelle.
"Tapi jangan salahkan aku jika jelek ya." akhirnya Luna menyetujuinya.
"Baiklah terima kasih banyak ya," Michelle kemudian membawa Luna ke ruang persiapan.
Seorang penata rias menatap Luna dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Wow.. siapa dia, Tuan?" tanya salah satu make-up artist (MUA)
"Sudah, jangan banyak bicara. Tolong kamu make up dia karena dia akan menjadi model salah satu perhiasan yang akan kita launching." jawab Michelle.
"Buat apa dirias lagi, Tuan? dia sudah cantik, apa saya tambah lipstik yang agak mencolok sedikit ya? dia sudah sempurna. Lihatlah wajahnya seperti boneka hidup." puji perias.
Luna tidak pernah sama sekali menjadi model, tapi hari ini karena suatu hal dia akhirnya mau menjadi model dari perhiasan yang dia desain.
Di luar tempat itu Yuan sudah datang bersama dengan orang kepercayaannya juga sang ayah.
"Pameran hari ini benar-benar sangat luar biasa, ternyata Michelle mengundang begitu banyak tamu." ucap Tuan Han.
"Tempatnya bekerja sama dengan perusahaan kita, Ayah. Jadi kalau tamunya hanya sedikit itu akan sangat memalukan." jawab Yuan.
Mendengar perkataan putranya Tuan Han hanya bisa menghela nafasnya, tentu saja putranya itu kan sombongnya tidak bisa diukur.
"Di mana Michelle?" tanya Tuan Han.
"Entahlah aku tidak tahu, Ayah kira aku ini pengasuh pria itu." jawab Yuan.
Salah satu karyawan tempat Michelle memberitahu kepada tuan Han mengenai sedikit kejadian tadi.
"Lalu, apakah masanya sudah selesai?" tanya tua Han.
"Sudah, Tuan. kelihatannya wanita yang datang bersama Tuan Michelle menjadi modelnya." jawab si wanita.
"Ya sudah kalau begitu, Oh ya apakah semuanya sudah beres?" tanya Tuan Han kembali.
"Sudah, tuan."
Tak berselang lama seorang wanita datang ke tempat itu, entah dia mendapat undangan atau tidak yang jelas ternyata Veve juga ada di sana. Begitu pula dengan Hana, dia datang sendirian karena Yuan tahu kalau ayahnya tidak suka dengan wanita itu.
Acara pun dimulai, satu persatu model memperlihatkan barang-barang yang di desain oleh butik sekaligus rumah perhiasan milik Michelle.
"Lihatlah, para model itu cantik-cantik. Apalagi beberapa perhiasan yang mereka pakai semuanya terlihat Indah." puji beberapa tamu.
Luna yang berada di salah satu ruangan dia terus menghela nafasnya, dia tentu saja gugup. Karena untuk pertama kali dia menjadi model dari perhiasan yang dia desain bersama dengan Michelle.
"Kamu gugup?" tanya Michelle.
Luna menganggukkan kepalanya.
Michelle menggenggam tangan Luna dengan erat.
"Jangan khawatir, aku ada di sisimu." Michelle menenangkan Luna.
Tak ada suara hanya helaan nafas berulang kali yang dia tunjukkan, senyum menawan terlihat di wajah Michelle ketika Luna menjadi model dari perhiasan yang dia desain bersama gadis itu.
"Tuan, sekarang giliran Nona Luna." ucap salah satu penata pameran.
Luna menganggukkan kepalanya, tetap saja dia begitu tidak percaya diri. Michelle menggenggam tangannya kemudian membawanya keluar. "Kamu akan keluar bersamaku, Oke. Tenanglah." ucap Michelle.
Luna malah tersenyum menatap pria yang ada di sampingnya itu, akhirnya giliran Luna keluar. dia berjalan begitu anggun dengan pakaian berwarna merah tapi tidak terlalu mencolok. Langkah kakinya begitu gemulai, sorot matanya begitu tajam dengan riasan yang begitu menawan. Para tamu yang ada di tempat itu dibuat mereka terus menatap Luna dengan guratan yang tidak terkatakan.
"Siapa dia? apa dia model baru ya?" tanya salah satu tamu.
"Saya kurang tahu, Tuan." jawab Salah satu pekerja.
"Terima kasih atas kedatangan anda semua kemari." Michelle membuka acara.
Tuan Han menatap sosok Luna yang ada di atas catwalk.
"Apakah dia Luna? bukankah dia cucu Lu?" tuan Han meyakinkan matanya.
"Siapa model itu, tuan Michelle?" tanya salah satu tamu.
"Dia? dia adalah desainer dari perhiasan-perhiasan yang di launching hari ini." jawab Michelle sembari menggenggam tangan Luna.
"Selamat, tuan Michelle!" seru beberapa pengusaha.
Hari ini launching pakaian dan perhiasan dari butik tempat Michelle.
"Acara hari ini benar-benar sangat luar biasa, Michelle." tuan Han mendekati Michelle.
"Terima kasih Tuan, ini semua berkat pendamping saya ini." Michelle menatap Luna dengan senyum yang begitu merekah.
Luna tersenyum kepada pria itu kemudian menatap Tuan Han. "Selamat malam, Tuan." Luna mendekati Tuan Han.
"Kamu Luna kan?" tanya Tuan Han.
Luna tersenyum kepada pria tua sahabat kakeknya itu.
"Hahaha.., Aku tidak menyangka kamu akan datang kemari, Luna." ucap Tuan Han.
Yuan menatap gadis menyebalkan yang selalu membuatnya kesal itu.
"Ada apa Tuan?" tanya Chen kepada Yuan.
"Kenapa wanita itu ada di sini?" tanya Yuan.
"Kelihatannya dia adalah anak buah dari tuan Michelle." jawab Chen.
"Oh ya tuan Michelle, Siapa yang merancang desain pakaian juga perhiasan-perhiasan itu?" tanya salah satu tamu.
Michelle tersenyum menatap Luna.
"Saya dan asisten saya ini yang mendesain seluruh pakaian dan perhiasan itu." jawab Michelle.
"Benarkah?" tanya beberapa tamu kembali.
Tuan Han tidak pernah mengira kalau Luna adalah pegawai dari Michelle. "Jadi kamu bekerja dengan Michelle, Luna?" tanya Tuan Han.
"Iya, kakek." jawab Luna.
Ternyata Michelle lebih dulu bekerja sama dengan Luna, padahal Tuan Han mempunyai pikiran membuat Luna bekerja dengan Yuan. nyatanya luna sudah bekerja dengan Michelle.
"Yuan!" panggil tuan Han.
"Ada apa Ayah." jawab Yuan yang datang dengan keengganan yang begitu besar.
"Lihatlah, ternyata dia adalah asisten dari Michelle. itu artinya dia adalah karyawan kita juga." ucap Tuan Han.
"Maksud Ayah?" tanya Yuan.
"Dia adalah desainer dari pakaian juga perhiasan-perhiasan yang launching tadi." jawab Tuan Han.
Terlihat dari wajah Yuan pria itu tidak percaya kalau gadis urakan seperti Luna adalah seorang desainer perhiasan juga pakaian.
"Mungkin saja dia cuma numpang nama saja, Ayah. Gadis seperti dia Mana mungkin bisa melakukan sesuatu yang baik."
"Maaf tuan Yuan, Luna adalah asisten saya. kami berdua membuat seluruh desain perhiasan dan pakaian ini." jawab Michelle yang membuat Yuan sedikit malu.
*Bersambung*
Mohon dukungannya untuk karyaku.
*Isteri bar-bar bos mafia
*Air mata dan pembalasan
*Isteri bar-bar bos mafia 2
Baca novelku yang lain, terima kasih 🥰👍❤️😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Nor Azlin
dasar sombong ni si Yuan jangan kamu pikirkan orang yang pandai beladiri itu urakan atau sebagainya ...kamu ingat semua orang matre kayak Hana sekataris mu itu dasar sombong ...kalau kamu tau siapa penyebabnya anak kamu hilang & hampir di tabrak mobil yah pasti kamu marah dengan si Hana yang ngaku2 pacar kamu itu ...jangan kamu terperanjat juga yah yang menyelamatkan anak2 mu itu adalah gadis yang kamu jata urusan itu lah yang menyelamatkan nya kalau tidak kamu itu tidak punya anak lagi bego 😡😡😡😡 dasar pria menyebalkan sekali ni si Yuan ..lanjut kan thor
2023-11-20
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
songong banget si Yuan 😤😤😤
2023-10-26
1
Dede Heryati
lanjut thorrr
2023-10-26
0